Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Lifestyle

Pembunuhan Kaum Borjuis di Kapal Pesiar yang Melibatkan Artis Cantik

Liburan itu berakhir dengan lima nyawa melayang. Tiga orang jadi korban pembunuhan, dua orang lagi bunuh diri secara bersamaan.

Editor: cecep burdansyah
zoom-in Pembunuhan Kaum Borjuis di Kapal Pesiar yang Melibatkan Artis Cantik
Istimewa
Penulis (kiri) dan Kritikus Film Budi Mugia Raspatati (kanan) usai nonton film Death on The Nile. 

Pembuhuhan di Kapal Pesiar Kanax yang menyusuri Sungai Nil akhirnya terungkap mesipun cukup pelik dan sulit. Liburan itu berakhir dengan lima nyawa melayang. Tiga orang jadi korban pembunuhan, dua orang lagi bunuh diri secara bersamaan.

Rombongan pelancong yang sejatinya bersuka ria itu akhirnya harus berakhir turun di Pelabuhan berselimut duka dan tak menduga bakal mendapat pengalaman yang tak mustahil membuat traumatis.

Linnet Ridgeway, perempuan canik dan kaya raya yang juga sedang kasmaran dan berahinya sedang menggelegak, terbunuh saat tertidur pulas di ranjangnya. Pelipisnya bolong ditembus peluru dari jarak dekat.

Siapakah pembunuhnya?

Tentu saja seorang detektif yang jeli dalam setiap misteri pembunuhan. Dia adalah Hector Poirot.

Film “Death on The Nile” diadaptasi dari novel klasik dengan judul sama karya Agatha Christie yang terbit 1937.  Film-film adaptasi penulis misteri pembunuhan  dengan tokoh Hector Poirot itu selalu menarik, tak heran penggemar novel Agatha Christie di Indonesia tak akan mau melewatkan film-film misteri yang saat ini tengah beredar di biorskop-bioskop di Indonesia ini.

Seperti dalam film “Murder on The Orient Express”, Kenneth Branagh Kembali berperan sebagai sutradara sekaligus pemeran utama si pemecah kebuntuan, Hector Poirot.

Berita Rekomendasi

Poirot dengan ciri khas kumisnya yang tebal dan jenggot kecil di bawah bibir, akhirnya ikut dikenal oleh seluruh pelancong berduit, kemudian terlibat dalam mengungkap kasus pembunuhan.

Film ini dibuka dengan flashback kisah hidup Poirot yang terlibat peperangan di Eropa masa lalu, ketika ia berdasarkan analisisnya terhadap kondisi alam memberikan kepada komantannya, ini saatnya menyerang musuh karena musuh sedang lengah.

Komandannya setuju dan pasukannya berhasil menggempur musuh, tapi sial komandannya menginjak ranjau sehingga pasukannya juga banyak yang tewas dan terluka, termasuk Poirot.

Setelah menampilkan title, filem kemudian dibuka dengan seting di sebuah kapal pesiar yang berlabuh dari London menuju Mesir. Tujuan kapal tersebut membawa penumpang kaum borjuis untuk melihat eksosiknya Mesir, terutama spinx.

Dengan penataan kamera yang rapi dan angle yang cemerlang, kita dibawa berlayar menyaksikan keindahan sepanjang laut dan sepanjang Sungai Nil, termasuk arcipelago Mesir yang menawan.


Kita tahu kisah-kisah Agatha Christie berawal dari pertemuan beberapa orang, lalu terjadi pembunuhan. Sang detektif legendaris, Hector Poirot kemudian memecahkan berdasakan kejelian dalam mengamati dan menganalisis fakta.

Kalau membaca novelnya, tentu pembaca ikut terasah dalam menganalisis fakta kemudian dibawa pada teka-teki siapa aktor pembunuhnya.

Ketika novel itu bertransformasi menjadi film, sebetulnya cukup sulit karena di tangan amatiran bisa terjebak pada percakapan yang membosankan.

Namun, justru di tangah Kenneth Branagh yang memang basisnya teater, novel yang sulit divisualisasikan itu justru menjadi begitu memesona dalam bahasa gambar.

Mulai dari aspek sinematografi seperti tata cahaya, tata suara, musik, tata kamera, kostum, seting betul-betul membuat betah untuk terus menyimak rangkaian misteri.

Kennet Branagh memang bukan sutradara sembarangan. Rekam jejaknya dalam menyutradari karya-karya sastrawan Shakespreare seperti Hamlet, Henry V, Othello, dan novel lain seperti Harry Potter, Thor, menjadikan dirinya dikenal penggarap naskah-naskah yang sulit.

Pemeran dalam “Death on The Nile” bukan sekadar nama yang sudah terkenal, tapi memang juga piawai dalam akting. Aktris Emma Mackey yang memerankan  Jacqueline De Bellefort, Gal Gadot sebagai Linnet Ridgeway, dua perempuan cantik yang bersaing mendapat cinta dari Simon Doyle yang diperankan Armie Hammer benar-benar menghidupkan cerita.

Suasana pun terbangun berkat pernak-pernik seperti pistol, jaket warna hijau, mantel, kalung dan tentu musik serta editing yang gesit.

Jadi apa sebetulnya motivasi pembunuhan tersdebut yang menelan korban tiga nyawa itu? Dan siapakah dua orang yang bunuh diri itu? Siapa pelaku pembunuhan?

Tentu saja, Anda akan lebih tertantang dan tertarik untuk menonton langsung filmnya. (cecep burdansyah)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas