Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Lifestyle

Industri Fashion Terpuruk karena Pandemi, Ini Trik Sekolah Mode Bertahan

Pandemi Covid-19 yang terjadi pada 2020 berdampak hebat terhadap semua industri termasuk industri fashion di Indonesia.

Penulis: Erik S
Editor: Anita K Wardhani
zoom-in Industri Fashion Terpuruk karena Pandemi, Ini Trik Sekolah Mode Bertahan
istimewa
Salah satu hulu industri fashion adalah sekolah-sekolah fashion baik formal maupun informal yang menciptakan calon-calon desainer berbakat yang di antaranya Italian Fashion School (IFS) yang berada di daerah Jakarta Selatan merasakan dampak pandemi. 

TRIBUNNEWS.COM- Pandemi Covid-19 yang terjadi pada 2020 berdampak hebat terhadap semua industri termasuk industri fashion di Indonesia.

Karena itu, berbagai upaya dilakukan untuk membangkitkan sektor tersebut agar kembali bergairah dan menciptakan lapangan pekerjaan.

Soal dampak Covid-19 terhadap industri fashion itu, Business of Fashion menyebutkan tiga perempat dari perusahaan mode yang terdaftar mengalami kerugian.

Baca juga: Laris Manis, Ini Model Tesla yang Ludes Terjual Hingga 2023

Baca juga: Playful dan Mysterious Look dalam Koleksi Its Time Isyaratkan Kebangkitan Fashion Lokal

Terjadi penurunan penjualan sebesar 34% pada periode Januari hingga Maret 2020 ketika pandemi Covid-19 baru saja meledak.

Akan tetapi, berbicara industri fashion haruslah berbicara dari hulu ke hilir.

Salah satu hulu industri fashion adalah sekolah-sekolah fashion baik formal maupun informal yang menciptakan calon-calon desainer berbakat yang di antaranya Italian Fashion School (IFS) yang berada di daerah Jakarta Selatan merasakan dampak pandemi.

Founder IFS Diora Agnes dan Paska Ryanti mengatakan, ketika pandemi Covid-19 kali pertama melanda Indonesia menjadi tahun yang sulit bagi mereka.

Berita Rekomendasi

Dari awalnya optimistis akan menuai cuan karena kerja sama dengan MKS Milano Fashion School, sebuah perguruan tinggi fashion berbasis di Milan, Italia pada 2020, ternyata Covid-19 membuat Diora dan Paska pontang-panting mempertahankan IFS dengan segala keterbatasan.

“Waktu itu, berbagai hal baru harus kami coba, mulai dari mencoba pembelajaran dengan sistem online hingga membuat kegiatan fashion show secara virtual. Memang tidak mudah tapi keadaan justru membuat kami harus melakukan itu untuk bertahan,” tutur Diora di Jakarta.

Karena berbagai kegiatan secara daring itu, kata Diora, jumlah database yang dihasilkan IFS pada 2020 mencapai 592 orang, meningkat tipis dibanding 2019 yang mencapai 557 orang.

Jumlah tersebut meningkat lagi pada 2021 yang mencapai sekitar 600 orang.

Berdasarkan data tersebut, lebih dari 2 tahun pandemi Covid-19, menurut Diora, kini ada harapan dan optimistis bahwa industri fashion akan tumbuh di masa-masa yang akan datang.

Ditambah lagi aturan pembatasan kegiatan secara tatap muka berangsur dikurangi sehingga memicu aktivitas perekonomian masyarakat.

“Kami juga mulai merasakan pergerakan meski masih kecil bahwa orang-orang yang ingin belajar fashion mulai kembali mendatangi berbagai sekolah termasuk ke IFS. Belajar dari pandemi ini, kami menawarkan konsep baru bagi murid dan calon murid yang belajar di IFS yakni One Stop Learning,” ujar Diora.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas