Industri Fashion Terpuruk karena Pandemi, Ini Trik Sekolah Mode Bertahan
Pandemi Covid-19 yang terjadi pada 2020 berdampak hebat terhadap semua industri termasuk industri fashion di Indonesia.
Penulis: Erik S
Editor: Anita K Wardhani
Dengan konsep tersebut, kata Diora, setiap murid yang belajar di IFS tidak sekadar memiliki keahlian untuk menciptakan sebuah produk beserta mereknya, melainkan juga membuka pasar bagi calon desainer itu.
IFS memanfaatkan berbagai saluran-saluran pemasaran mulai dari bekerja sama dengan departemen store, media sosial, market place dan lain sebagainya untuk membantu para desainer yang mengenyam pendidikan di tempat mereka.
“Kami ingin menciptakan hulu dan hilir itu terintegrasi. Semacam ekosistem yang lengkap agar industri fashion bisa bertumbuh dari waktu ke waktu. Untuk itu tentu saja memerlukan kerja sama dari para pemangku kepentingan di industri fashion,” kata Diora.
Pemulihan industri fashion seperti yang disebutkan Diora sejalan dengan kajian McKinsey & Company berjudul The State of Fashion 2022 yang menyebutkan industri fashion pada 2022 akan kembali tumbuh bersamaan dengan dorongan dgitalisasi, keberlanjutan dan beberapa faktor lainnya yang mampu menghadirkan peluang.
Karena itu, McKinsey memperkirakan penjualan fashion secara global meningkat 96% hingga 101% di 2021 dibandingkan 2019. Dan akan mencapai 103% hingga 108% di 2022, serta penjualan akan kembali normal secara keseluruhan di tahun depan.
Untuk diketahui, Italian Fashion School berdiri pada 2016 dan telah melahirkan lulusan-lulusan berkualitas profesional.
Selain menyajikan program berkualitas dan unggul, Italian Fashion School merujuk kepada inovasi, produk berkualitas tinggi, penjahitan sempurna dan teknik pembuatan pola fashion Italia.
Untuk program internasional, Italian Fashion School bekerja sama dengan MKS Milano Fashion School untuk mencetak desainer-desainer muda berkualitas internasional.