Saran Ahli Gizi Jalani Diet Aman saat Puasa
Menahan lapar dan haus tidak semata-mata dapat dikatakan diet. Diet adalah mengatur pola makan.
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Ahli gizi dari Universitas Airlangga (UNAIR), Mahmud Aditya Rifqi menuturkan, menahan lapar dan haus tidak semata-mata dapat dikatakan diet.
Diet adalah mengatur pola makan. Hal itu penting dilakukan untuk memperbaiki status gizi, mengontrol atau menurunkan berat badan.
Ada bermacam-macam jenis diet, salah satunya adalah intermittent fasting.
“Intermittent fasting merupakan metode mengatur pola makan dengan cara berpuasa beberapa waktu. Itu ada polanya. Kita umat muslim menerapkan prinsip diet ini dalam bentuk puasa ramadhan. Jadi dari salah satu metode diet, puasa itu salah satu metode juga dalam mengatur pola makan,” ujarnya dikutip dari laman unair.ac.id, Kamis (7/4/2022).
Baca juga: Penderita Ginjal Boleh Berpuasa? Konsultasikan Dulu dengan Dokter dan Ahli Gizi
Dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) UNAIR itu menegaskan, terdapat syarat dan ketentuan yang harus dipatuhi jika ingin menjalankan puasa ramadhan sekaligus diet sehat menurunkan berat badan.
Seperti, mengontrol diri saat sahur dan berbuka serta mengatur asupan.
Tak Berlebihan saat Buka Puasa
Saat puasa ramadhan tubuh dilatih untuk mengonsumsi makanan secara teratur yaitu di waktu sahur dan berbuka.
Namun jika waktu berbuka dijadikan sebagai ajang balas dendam, yakni dengan mengonsumsi makanan berlebih hingga malam hari maka hal tersebut tidak akan dapat mengurangi lemak dalam tubuh.
“Kalau puasa lalu malamnya tidak berhenti-henti makan, maka itu tidak akan mencapai tujuan (mengurangi berat badan),” tegas Mahmud.
Mengatur Asupan
Mahmud menjelaskan, saat menjalankan ibadah puasa tubuh akan menahan makan dan minum lebih dari dua belas jam dalam sehari. Maka sangat dianjurkan untuk mengatur asupan di waktu sahur dan berbuka.
Terdapat beberapa asupan yang perlu diperhatikan saat menjalankan puasa.
Cairan, air mineral harus tercukupi selama Ramadhan. Sebab saat tidak berpuasa pun manusia membutuhkan setidaknya dua sampai tiga liter dalam sehari.
Selain itu, untuk memenuhi kebutuhan cairan dalam tubuh, Mahmud menyebutkan perlu ditambah dengan mengonsumsi sayur yang berkuah serta buah yang mengandung banyak air seperti tomat, timun dan lain sebagainya.
Lalu serat, sayur dan buah adalah makanan yang mengenyangkan sekaligus menyehatkan.
Kandungan serat dalam makanan dapat membuat tubuh tidak mudah lapar. Namun perlu diingat, saat sahur atau berbuka hindari buah yang memiliki rasa asam. Hal tersebut untuk mengantisipasi rasa tidak nyaman di lambung.
Juga kabohidrat dan protein yang penting untuk kesehatan tubuh. Sehingga dua hal tersebut perlu diimbangi asupannya baik saat sahur maupun berbuka.
“Jadi yang salah itu kalau kita sahurnya makan nasi sebanyak banyaknya. Tidak begitu, karena kalau makan nasi sebanyak banyaknya, gula darah kita naik, jam 10 nanti kita sudah lapar. Jadi imbangi asupan karbohidrat, asupan lauk, protein dan sayur sayuran,” ujarnya.