Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Lifestyle

Bacaan Niat Ganti Puasa Ramadhan dalam Tulisan Arab-Latin, Ini Ketentuan Pelaksanaannya

Berikut bacaan niat mengganti puasa Ramadhan dalam tulisan Arab dan latin, beserta ketentuan pelaksanaan puasa qadha.

Penulis: Yurika Nendri Novianingsih
Editor: Arif Tio Buqi Abdulah
zoom-in Bacaan Niat Ganti Puasa Ramadhan dalam Tulisan Arab-Latin, Ini Ketentuan Pelaksanaannya
Tribunnews.com
Ilustrasi Puasa- Simak bacaan niat puasa Qadha dan ketentuan pelaksanaannya. 

ااَللّهُمَّ لَكَ صُمْتُ وَبِكَ آمَنْتُ وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّحِمِيْنَ

Allaahumma lakasumtu wabika aamantu wa'alaa rizqika afthortu birohmatika yaa arhamar roohimiin.

Artinya: Ya Allah keranaMu aku berpuasa, dengan Mu aku beriman, kepadaMu aku berserah dan dengan rezekiMu aku berbuka (puasa), dengan rahmat MU, Ya Allah Tuhan Maha Pengasih.

Lantas, bagaimana cara mengqadha puasa?

Dosen Fakultas Syariah UIN Raden Mas Said, Shidiq, M,Ag. dalam tayangan Tanya Ustaz di kanal YouTube Tribunnews menjelaskan bahwa puasa yang dapat diqadha adalah hari-hari yang ditinggal atau tidak dapat melaksanakan ibadah puasa.

Mengqadha puasa dianjurkan sesegera mungkin dan berurutan atau tidak dicicil.

Namun, dalam Islam diperbolehkan jika tidak bisa mengqadha puasa sesegera mungkin dan secara berurutan karena beberapa alasan tertentu.

BERITA REKOMENDASI

Yang terpenting membayar hutang puasa dilakukan sebelum tiba waktu ramadhan berikutnya.

Qadha puasa menjelang bulan ramadan juga diperbolehkan atau hingga akhir bulan Syaban.

Baca juga: BACAAN Niat serta Doa Puasa Senin Kamis, Dilengkapi dengan Tulisan Arab, Latin, Beserta Artinya

Baca juga: Bacaan Doa Nabi Yunus Agar Terlepas dari Kesulitan, Lengkap dengan Tata Cara Berdoa

Sementara dikutip dari bali.kemenang.go.id, terdapat dua pendapat ulama mengenai waktu batas akhir qadha puasa Ramadhan.

Kedua pendapat ini dijelaskan dalam kitab Al-Mausu’ah Al-Fiqhiyah Al-Kuwaitiyah.

Pertama, menurut ulama Syafiiyah dan ulama Hanabilah, batas akhir qadha puasa Ramadhan adalah hingga datang puasa Ramadhan berikutnya.


Kedua, menurut ulama Hanafiyah, tidak ada batas akhir qadha puasa Ramadhan.

Qadha puasa Ramadhan boleh dilakukan kapan saja, baik setelah tahun puasa Ramadhan yang ditinggalkan atau tahun-tahun berikutnya.

(Tribunnews.com/Yurika)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
berita POPULER
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas