Hindari Kecanduan, Aktivitas Anak Menggunakan Internet Bisa Diawasi Orangtua Melalui Aplikasi
Penggunaan gawai dan internet berlebih pada anak bisa menimbulkan kecanduan yang berdampak buruk pada kesehatan.
Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tidak ada yang mengingkari jika teknologi sangat membantu kehidupan manusia.
Gawai dan internet sudah jadi kebutuhan dalam aktivitas keseharian kita, termasuk anak-anak.
Namun, penggunaan gawai dan internet berlebih pada anak bisa menimbulkan kecanduan yang berdampak buruk pada kesehatan.
Bahkan, tanpa disadari, orangtua pun memfasilitasi anak-anak mereka dengan gawai dan aksesorinya dengan alasan agar tidak tertinggal di era teknologi digital masa kini.
Baca juga: Psikolog Ingatkan Bahaya Gawai untuk Anak, Alihkan Perhatian si Kecil dengan Cara Ini
"Kecanduan internet dan gawai pada anak-anak yang bisa berdampak buruk, perlu dipahami oleh orangtua agar bisa menyikapinya secara bijak," kata Ketua Umum Alumni Sekolah Islam Al Azhar (ASIA), Mohammad Ilham Anwar di Jakarta, Jumat (24/6/2022).
Dikatakannya, orangtua perlu mulai curiga anaknya kecanduan internet, jika sang anak kehilangan kontrol dan merasa mau berhenti tetapi tidak bisa, durasi bermain gim dan media sosial meningkat, bermain internet hingga dini hari, dan saat jadwal sekolah justru tidur.
Kondisi ini mendorong ASIA, mengisi posisi sebagai mitra para orangtua dalam implementasi pengasuhan digital, aplikasi digital prenting Ruang Ortu by ASIA bersama-sama para orangtua ikut mengawasi kegiatan digital anak.
Di lain sisi, ASIA juga mengembangkan konten, program untuk tumbuh kembang anak, serta berbagai tips khas ASIA dari psikiater dan ahli agama.
"Aplikasi Ruang Ortu by ASIA dikembangkan oleh ASIA-EDU yang merupakan salah satu komunitas dari ASIA yang peduli terhadap dunia pendidikan dan tumbuh kembang anak" jelas Ketua Umum ASIA, Mohammad Ilham Anwar di Jakarta, Jumat (24/6/2022).
Aplikasi ini meniadakan batasan waktu dan tempat bagi orangtua dalam berkomunikasi dan mengawasi aktivitas anak, baik saat ini maupun dalam rentang waktu sebelumnya.
Saat yang bersamaan, orangtua juga mengarahkan anak untuk lebih banyak menambah wawasan dan belajar hal-hal positif melalui konten-konten bimbingan, keagamaan, pembelajaran, dan lainnya, yang tersedia di dalam aplikasi.
Direktur DEF GHI Rafik Ahmad selaku pihak pengembang mengatakan, Ruang Ortu by ASIA merupakan solusi dalam pemanfaatan teknologi bagi orangtua begitu pun anak.
Aplikasi ini adalah jembatan penghubung antara model pengasuhan konvensional dan model pengasuhan digital.
"Ide aplikasi ini berangkat dari pengalaman pribadi kami sebagai orangtua dalam mengawasi anak dalam penggunaan gadget anak, namun yang beredar dipasar aplikasi saat ini belum ada yang asli Indonesia dan sesuai dengan budaya Indonesia," katanya.
Yayasan Pesantren Islam (YPI) Al Azhar selaku pemangku kepentingan dari sekolah-sekolah Islam Al Azhar, YPI Al Azhar berharap agar aplikasi ini bisa menjadi benteng bagi umat dalam melindungi generasi-generasi yang sedang berhadapan dengan kemajuan teknologi digital ini.
Ruang Ortu by ASIA adalah aplikasi digital parenting pertama di Indonesia yang memudahkan orangtua dalam mengasuh dan memantau perkembangan anak-anak mereka.
Aplikasi ini dirancang berdasarkan pemahaman budaya dan kebiasaan masyarakat Indonesia dan disajikan dalam bahasa Indonesia.
DEF GHI bersama ASIA akan melakukan grand launching aplikasi Ruang Ortu by ASIA pada akhir Juli 2022 sehingga orangtua dapat mengunduh aplikasi ini di Google Play Store, sedangkan untuk Apps Store masih dalam tahap pengembangan.