Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Lifestyle

Kecanduan Belanja Online Bisa Menimbulkan Gangguan Mental, Begini Penjelasannya

kecanduan belanja online bisa menimbulkan gangguan mental karena ada di tahapan mindset bahwa berbelanja adalah sumber kebahagiaan.

Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Willem Jonata
zoom-in Kecanduan Belanja Online Bisa Menimbulkan Gangguan Mental, Begini Penjelasannya
shutterstock
ilustrasi belanja online 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Eko Sutriyanto

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kemudahan berbelanja, yang tak mengharuskan datang langsung ke toko, secara online kadang membawa banyak manfaat.

Selain menghemat waktu dan tenaga, banyak pula diskon yang ditawarkan penjual.

Baca juga: Minat Belanja di Mall Kian Tergerus Imbas Belanja Online, Ini Tanggapan Pengelola Pusat Perbelanjaan

Di balik itu, ada potensi pemborosan apabila tak berhasil mengontrol tabiat berbelanja online tersebut.

Ketua Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia Sulawesi Selatan Syamsu Rizal mengatakan, mengutip hasil survei We are Social Hootsuite per April 2021, disebutkan bahwa 88,1 persen pengguna internet di Indonesia menggunakan layanan e-commerce atau lokapasar untuk berbelanja barang.

Posisi tersebut menduduki peringkat satu dunia.

"Berdasar survei Bank Indonesia pula, volume transaksi digital terus berkembang sebesar 42,47 % setiap tahunnya. Minat berbelanja masyarakat secara daring meningkat di masa pandemi Covid-19 di awal 2020," katanya saat webinar bertema Jangan Boros! Tahan Godaan dan Hindari Gelap Mata Saat Berbelanja Online! belum lama ini.  

Berita Rekomendasi

Ini juga terjadi lantaran kemudahan yang ditawarkan saat berbelanja online, seperti godaan diskon, seringkali konsumen membeli barang yang sebenarnya tidak dibutuhkan. Ini akan menimbulkan pemborosan.

Dalam webinar yang diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika RI bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi ini.

Baca juga: Jenis Gangguan Mental dan Gejala Umumnya, Mulai Insomnia hingga Merasa Putus Asa

Dosen Program Studi Ilmu Komunikasi UNITRI Malang Asfira Rachmad Rinata mengatakan, potensi kecanduan berbelanja online dipicu promosi gencarnya diskon yang membuat konsumen tertarik untuk membeli.

Hal lainnya adalah kenyamanan dan kemudahan akses dalam berbelanja merangsang seseorang untuk mudah sekali membeli barang.

Padahal, di balik itu ada dampak yang kurang bagus, baik untuk keuangan maupun kesehatan mental.

“Selain menimbulkan perilaku konsumtif, kecanduan belanja online bisa menimbulkan gangguan mental karena ada di tahapan mindset bahwa berbelanja adalah sumber kebahagiaan."

"Dari sisi keuangan, kecanduan ini bisa memicu timbul utang dan pengeluaran berlebihan,” ujar Asfira.

Diana Anggraeni menambahkan, kecanduan berbelanja online yang juga melanda generasi muda sekarang ini disebabkan minimnya pemahaman tentang konsep keuangan, seperti pengelolaan, investasi, dan kebutuhan dana darurat.

Apalagi, ada pola pikir generasi muda yang suka menunda berinvestasi atau menabung dengan sikap yang menggampangkan hidup.

Oleh karena itu, dibutuhkan tips dan trik mengelola keuangan secara digital.

Hal yang paling mudah dilakukan adalah dengan membatasi anggaran untuk berbelanja online dan memahami perbedaan antara kebutuhan dan keinginan.

"Hindari fitur pay later agar tidak terjebak pada hutang. Dan, yang terpenting adalah rajin mengevaluasi pengeluaran setiap bulan untuk tahu porsi kebutuhan yang sebenarnya," katanya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas