Fakta Permainan Latto-latto yang Tren Lagi, Masuk IG Jokowi, Ada Sejak Era 1960-an, Sempat Dilarang
Lato-lato atau clackers ball kini kembali tren. Permainan ini kembali ramai dimainkan oleh anak-anak hingga orang dewasa.
Editor: Anita K Wardhani
Cara memainkan latto-latto adalah dengan membenturkan dua bola yang diikat tali dengan cepat dan sekeras mungkin.
Latto-latto atau clackers ball memantul satu sama lain dan menimbulkan bunyi "klak" yang memuaskan.
Dikutip dari Ravalli Republic via Kompas.com, tujuan dari per mainan ini adalah memungkinkan dua bola saling beradu secepat mungkin dan sekeras mungkin.
Baca juga: Bikin Keributan dengan Pistol Mainan di Restoran, Dua Pria Mabuk Dibekuk Polisi Bekasi
Hal ini mengakibatkan mainan hancur dan pecah berserakan di mana-mana.
Beberapa orang beranggapan bahwa tujuan dimainkanya clackers ball untuk membuat bola saling beradu saja hingga berbunyi beruntun.
Sebab, butuh trik atau usaha untuk membuat kedua bola ini saling beradu di posisi atas.
Latto-latto Sempat Dilarang
Clackers ball sempat dilarang dimainkan di beberapa negara. Satu diantaranya di Amerika.
Alasannya adalah karena per mainan itu tidak bermanfaat dan cenderung melukai.
Saat bola pendulum itu rusak, maka pecahannya bisa melukai wajah anak-anak atau meledak menjadi hujan plastik tajam.
Diketahui, per mainan clackers ball resmi dilarang dimainkan pada 1985.
Baca juga: Bikin Keributan dengan Pistol Mainan di Restoran, Dua Pria Mabuk Dibekuk Polisi Bekasi
Pada 2017, polisi Mesir melarang keras pedagang kaki lima menjual clackers ball, meski saat itu mainan tersebut memang sedang populer.
Alasannya, per mainan clackers ball dianggap menghina presiden Mesir saat itu, Abdel Fattah al-Sisi.
Saat itu, mainan tersebut dijuluki "pendulum Sisi" atau "buah zakar Sisi".