Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Lifestyle

Jangan Dilarang, Komisioner KPAI Sarankan  Orangtua Temani Anak Bermain Lato-lato

Permainan lato-lato kini sedang digandrungi. Namun belakangan pro dan kontra muncul menyusul adanya korban. Ini saran dari KPAI.

Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Anita K Wardhani
zoom-in Jangan Dilarang, Komisioner KPAI Sarankan  Orangtua Temani Anak Bermain Lato-lato
Warta Kota/YULIANTO
Pedagang saat sedang mencoba memainkan latto-latto di Transera Waterpark Harapan Indah, Bekasi, Jawa Barat, Jumat (30/12/2022). Permainan latto-latto ini sebenarnya sudah ada sejak tahun 60-an namun kini sedang digandrungi lagi oleh banyak kalangan anak anak maupun dewasa dengan harga yang relatif dari Rp 15.000 sampai Rp 25.000. Permaian latto-latto terdiri dari dua buah bola plastik atau pendulum yang diikatkan pada pita dengan cincin di bagian atasnya. Saat kedua bola bertabrakan, mereka mengeluarkan suara ???klak??? yang terdengar sangat keras. Permainan ini memiliki manfaat terutama bagi anak-anak dikarenakan dapat melatih konsentrasi gerak tangan dan fokus tinggi untuk membuat kedua bola tetap beradu. Warta Kota/YULIANTO 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Permainan lato-lato kini sedang digandrungi.

Tak hanya anak-anak tapi juga orang dewasa.

Namun fenomena permainan lawas ini menjadi pro kontra.

Baca juga: Gibran Larang Putranya Bermain Lato-lato, hingga 2 Daerah yang Larang Bawa Lato-lato ke Sekolah

Seperti yang disampaikan komisioner KPAI Dian Sasmita.

Ia menilai, banyak sisi positif yang bisa diambil dari permainan itu.

Karenanya, orangtua tak perlu buru-buru melarang.

Berita Rekomendasi

"Jadi jangan terburu-buru melarang anak bermain. Temani anak bermain. Karena fase tumbuh kembang anak akan optimal jika mereka dapat bermain dengan gembira dan aman. Ayo main lato-lato dengan anak di rumah," kata dia dalam keterangannya, Selasa (10/1/2023).

Kata dia, seperti bermain kelereng, layangan, lato-lato sama sama membutuhkan skill khusus.

Perlu latihan berulang-ulang akan membuat mereka terampil.

"Jika ada goresan atau kapalan karena permainan, adalah wajar. Butuh koordinasi gerak tangan yang stabil dan konsentrasi," ungkap Dian.

Baca juga: KPAI: Larangan Bawa Lato-lato ke Sekolah Bukan Pilihan Bijak

Maraknya anak-anak memainkan lato-lato yang kemudian kebablasen karena dilakukan di semua tempat, tak sepenuhnya salah anak.


"Setiap aktivitas anak, apapun itu, orang tua atau pengasuh wajib tahu dan membersamai untuk menjelaskan bahaya dan resikonya. Lalu mengarahkan anak ke arah yang positif. Semua permainan yang membuat anak senang, mereka pasti akan memainkan dengan serius dan senang. Sama halnya dengan game online," ungkap dia.

Ilustrasi lato-lato - Berikut fakta lato-lato memakan korban di Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat (Kalbar). Ada seorang bocah terkena serpihan lato-lato hingga berujung operasi.
Ilustrasi lato-lato - Berikut fakta lato-lato memakan korban di Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat (Kalbar). Ada seorang bocah terkena serpihan lato-lato hingga berujung operasi. (KOMPAS.com/SUCI RAHAYU)

Ia pun meminta peran orangtua atu pengasuh tidak boleh abai.

"Kenalkan anak dengan adab atau etika bermain agar anak paham bahwa tidak semua tempat dapat dijadikan ruang bermain," harap Dian.

Bermain lato-lato dengan anak dapat membangun kelekatan antara anak dan orang tua.

Baca juga: Fakta Lato-lato Memakan Korban di Kalbar: Mata Bocah Terkena Serpihan dan Berujung Dioperasi

Setiap 15 menit bermain dengan anak akan membuat mereka menjadi anak lebih gembira. Karena anak merasakan kehadiran org tuanya secara utuh.

Pemerintah, seperti sekolah atau dinas kebudayaan atau pariwisata, dapat mewadahi kreativitas anak lato-lato.

"Artinya, pemerintah perlu sadari bahwa setiap anak membutuhkan dan punyak hak untuk bermain. Namun apakah pemerintah setempat sudah memfasilitasi ruang bermain ramah anak?," terang dia.

Miliki Potensi Bahaya, Lato-lato Sebaiknya Dimainkan Anak Usia 8 Tahun Keatas
Terpisah, mantan Komisioner KPAI Retno Listyarti merekomendasikan, lato-lato dimainkan untuk anak berusia minimal usia 8 tahun.

Hal ini merespons permainan lato-lato yang memakan korban pada seorang anak berinisial AN kelas 2 SD di Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat, yang mengalami luka pada mata akibat bermain lato-lato.

Pedagang saat sedang mencoba memainkan latto-latto di Transera Waterpark Harapan Indah, Bekasi, Jawa Barat, Jumat (30/12/2022). Permainan latto-latto ini sebenarnya sudah ada sejak tahun 60-an namun kini sedang digandrungi lagi oleh banyak kalangan anak anak maupun dewasa dengan harga yang relatif dari Rp 15.000 sampai Rp 25.000. Permaian latto-latto terdiri dari dua buah bola plastik atau pendulum yang diikatkan pada pita dengan cincin di bagian atasnya. Saat kedua bola bertabrakan, mereka mengeluarkan suara ???klak??? yang terdengar sangat keras. Permainan ini memiliki manfaat terutama bagi anak-anak dikarenakan dapat melatih konsentrasi gerak tangan dan fokus tinggi untuk membuat kedua bola tetap beradu. Warta Kota/YULIANTO
Pedagang saat sedang mencoba memainkan latto-latto di Transera Waterpark Harapan Indah, Bekasi, Jawa Barat, Jumat (30/12/2022). Permainan latto-latto ini sebenarnya sudah ada sejak tahun 60-an namun kini sedang digandrungi lagi oleh banyak kalangan anak anak maupun dewasa dengan harga yang relatif dari Rp 15.000 sampai Rp 25.000. Permaian latto-latto terdiri dari dua buah bola plastik atau pendulum yang diikatkan pada pita dengan cincin di bagian atasnya. Saat kedua bola bertabrakan, mereka mengeluarkan suara ???klak??? yang terdengar sangat keras. Permainan ini memiliki manfaat terutama bagi anak-anak dikarenakan dapat melatih konsentrasi gerak tangan dan fokus tinggi untuk membuat kedua bola tetap beradu. Warta Kota/YULIANTO (Warta Kota/YULIANTO)

"Pada usia 8 tahun ke atas telah memiliki kemampuan kognitif untuk menangkap rules (aturan) saat bermain lato-lato, baik dilakukan secara sendiri maupun bersama temannya," kata dia saat dikonfirmasi wartawan, Selasa (10/1/2023).

Pemerhati anak ini mengungkap, jika permainan lato-lato dilakukan oleh anak di usia yang kurang tepat atau pada usia yang tepat tapi dilakukan secara berlebihan, maka bisa menimbulkan pembengkakan pada tangan.

Baca juga: Fakta Permainan Latto-latto yang Tren Lagi, Masuk IG Jokowi, Ada Sejak Era 1960-an, Sempat Dilarang

"Lato-lato bisa menimbulkan bahaya jika bolanya pecah maka akan berpotensi kuat menimbulkan cidera pada anak. Juga saat talinya putus, maka bolanya bisa membentur tubuh atau benda lain di sekitarnya," terang dia.

Selain itu, lato-lato riskan dipukulkan ke sesama teman bermain jika saat bermain terjadi perselisihan.

Untuk itu, perlu menjadi perharian bersama bahwa Lato-lato dimainkan ditempat yang tepat, pada usia anak yang tepat, dan dengan pendampingan orang tua untuk keselamatan anak itu sendiri.

Baca juga: Kondisi Bocah 8 Tahun di Kubu Raya yang Jadi Korban Lato-lato yang Sampai Jalani Operasi Mata

"Para orangtua perlu memiliki aturan main lato-lato agar anak tidak kelelahan fisiknya, terutama bagian tangan dan kaki. Serta memastikan lato-lato berbahan aman dan tak mudah pecah meski dibenturkan berkali-kali," terang Retno.

Meski demikian, ia menyatakan ada dampak positif dari permainan lawas itu.

Seperti bisa mengalihkan dan mengurangi dampak kecanduan gawai yang saat ini banyak dialami oleh anak-anak.

Juga bisa menstimulus kemampuan motorik anak, meningkatkan fungsi koordinasi antara kemampuan kognitif dan motorik.

Melatih anak untuk fokus dan konsentrasi.

Melatih anak menjaga keseimbangan serta berpotensi memunculkan sikap kompetitif atau mendorong anak untuk mencapai target untuk berjuang sampai bisa memenangkan momen itu.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas