Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Lifestyle

Angkat Kain Tenun Khas NTT, IFS Tampilkan Karya Fashion di Ajang IFW

Pemilihan kain tenun khas NTT ini karena menyesuaikan tema dari IFW yaitu Sagara dari Timur.

Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Willem Jonata
zoom-in Angkat Kain Tenun Khas NTT, IFS Tampilkan Karya Fashion di Ajang IFW
Tribunnews.com/Aisyah Nursyamsi
Konferensi Pers Italian Fashion School untuk Acara Fashion Show di Indonesia Fashion Week, JCC, Senayan di Jakarta, Kamis (23/2/2023). 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kembali ikuti Indonesia Fashion Week (IFW) 2023, Italian Fashion School (IFS) angkat kain tenun khas Nusa Tenggara Timur (NTT) lewat karya fashion. 

Pemilihan kain tenun khas NTT ini karena menyesuaikan tema dari IFW yaitu Sagara dari Timur.

Sagara berasal dari bahasa sanskerta yang berarti lautan. 

Baca juga: Tampil dalam IFW 2022 Hari Ini, Ian Adrian Pamerkan Busana Bertemakan Potrait Of Love

Maka perhelatan IFW 2023 menampilkan pesona dan budaya Indonesia timur. 

Di tahun ini, IFS diwakili oleh tiga muridnya yang telah melahirkan karya fashion khas NTT

Oleh Pendiri IFS Diora Agnes dan Paska Ryanti dijelaskan kenapa memilih rajutan lain tenun NTT sebagai bahan karya fashion mereka. 

BERITA TERKAIT

"Rajutan kain tenun NTT itu menggambarkan nilai budaya, sejarah, kepercayaan dan kehidupan masyarakatnya," ungkapnya pada konferensi pers virtual di bilangan Jakarta, Kamis (23/2/2023). 

Kain tersebut menjadi salah satu tolok ukur kehidupan tanah timur.

Serta memiliki arti sebagai kebahagiaan dan kesempurnaan.

Karena mengambil kain tenun dari NTT, kata Diora, IFS pun menetapkan tema Florescent untuk para muridnya yang ikut fashion show kali ini. 

Tujuannya, untuk menumbuhkan kembali sejarah kehidupan yang pernah ada dalam masyarakat NTT

"Dan, semuanya itu bisa dilihat dalam karya busana _ready to wear_ yang didesain dan diciptakan 3 murid IFS yaitu Khadeja Alattas, Nafisyah dan Ali Eunoia," paparnya lagi. 

Berangkat dari tema _Florescent_ itu, sambung Diora, 3 desainer muda dari IFS itu mewujudkan nilai, budaya hingga tradisi masyarakat NTT dalam koleksi mereka masing-masing. 

Tidak sekadar indah dari aspek estetik, rancangan busana ketiga desainer itu juga bisa membuat masyarakat menikmati kekayaan budaya NTT.

“Harapan kami masyarakat pengunjung IFW mampu mengapresiasi karya desainer IFS itu. Dan, harapannya para desainer terus mampu berkreativitas dengan kain-kain khas berbagai Nusantara ketika mereka menciptakan karya,” pungkas Diora.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas