Asri Welas Geram Lihat Motif Batik Indonesia Dijiplak Cina dan India Lalu Dijual Murah
Asri Welas mengaku geram dengan tindakan penjiplakan batik Indonesia. Motif diprint di negara lain lalu dijual lagi ke Indonesia dengan harga murah.
Editor: Anita K Wardhani
Laporan Wartawan Wartakotalive.com, Arie Puji Waluyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ditengah kesuksesannya menjadi seorang aktris, Asri Welas masih terus menjalankan profesinya sebagai desainer.
Asri Welas mengakui dirinya sudah 20 tahun menjadi desainer, dengan banyaknya menbuat karya desain kebaya hingga melestarikan motif batik Indonesia.
Baca juga: Asri Welas Tak Gunakan Jasa Infal Meski Ditinggal Mudik ART dan Baby Sitter
Asri Welas mengakui tidak mudah melestarikan batik hingga disukai oleh masyarakat di zaman modern ini, karena bersaing dengan budaya-budaya luar yang masuk ke Indonesia.
"Bagaimana membuat batik ini otentik setelah dilestarikan, ini yang susah. Karena setiap motif batik ini ada maknanya," kata Asri Welas ketika ditemui di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Minggu (16/4/2023) malam.
Bicara batik, Asri mengakui kalau ada beberapa negara yang berusaha untuk melakukan plagiat motif batik asli Indonesia, serta mengklaim menjadi milik negaranya.
"Batik kita banyak diakuin sama Cina dan India," ucapnya.
Baca juga: Asri Welas Sempat Khawatirkan Ingatan Indra Bekti Usai Pendarahan Otak, Kini Lega Lihat Kondisinya
Bahkan, diakui Asri Welas, Cina diduga mengambil motif batik Indonesia.
Tindakan plagiarisme atau penjiplakan motif batik ini disebutnya dimulai diprint di negara lain lalu dijual lagi ke Indonesia dengan harga yang sangat murah.
"Pas dijual lagi ke Indonesia permeternya murah banget gak masuk akal. Kalau batik Indonesia harga terlalu murah bukan Indonesia yang buat. Sekarang, Aku dan Paula Verhoeven lagi fokus memerangi ini," jelasnya.
Asri Welas mengaku geram dengan tindakan penjiplakan batik Indonesia.
Baca juga: Membawa Batik Betawi Naik Kelas Lewat Desa Kreatif Rusun Tambora
"Kenapa? karena pebatik kita gak dapat penghasilan karena ulahnya Cina ini. Secara bisnis ya pembeli suka harga yang murah," sambungnya.
Perjuangan Asri memerangi plagiasi adalah masuk ke beberapa perusahaan besar untuk memberika edukasi tentang batik, serta fenomena kalau batik Indonesia diduga diklaim negara luar.
"Dengan batik yang diakui Unesco secara internasional, artinya batik diketahui dunia. Siapa yang membuat gabisa semuanya, yang gambar orang Indonesia, gabisa di print gitu aja dong. Plagiat bukan kalau ada yg ngeprint tapi bukan di Indonesia?" terangnya.
Oleh karena itu, Asri Welas mengajak seluruh masyarakat untuk mencintai dan melestarikan batik Indonesia, agar tidak di plagiat dan diklaim negara lain.
"Buat kalian, beli produk asli Indonesia, mahal sedikit engga apa-apa tapi asli, karena dengan membelinya kalian memberikan pemasukan kepada pembatik Tanah Air," ujar Asri Welas. (ARI).