Nyaris Setengah dari Anak-anak Inggris Mengalami Penurunan Perkembangan Sosial karena Pandemi
Hampir setengah orang tua Inggris yang disurvei mengatakan anak-anak mereka mengalami penurunan perkembangan sosial dan emosional selama pandemi.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Anita K Wardhani
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, LONDON - Hampir setengah atau 47 persen orang tua Inggris yang disurvei mengatakan anak-anak mereka mengalami penurunan perkembangan sosial dan emosional selama penerapan sistem penguncian (lockdown) pandemi virus corona (Covid-19).
Ini menurut sebuah penelitian yang diterbitkan oleh Institute of Fiscal Studies pada Selasa lalu.
hampir setengah atau 47 persen orang tua Inggris yang disurvei mengatakan anak-anak mereka mengalami penurunan perkembangan sosial dan emosional selama pandemi.
Lebih dari setengah dari mereka yang memiliki anak berusia antara empat hingga tujuh tahun atau 52 persen mengatakan keturunan mereka mengalami kemunduran dalam perkembangan.
Baca juga: Pikirkan Kesehatan Mental Anak setelah Bongkar Perselingkuhan Suami, Lady Nayoan Alami Ketakutan
Begitu pula dengan 42 persen orang tua yang memiliki anak berusia 12 hingga 15 tahun.
Sementara itu, orang tua yang memiliki anak perempuan lebih cenderung melaporkan regresi daripada orang tua dari anak laki-laki.
Hanya satu dari enam orang tua yang melihat anak-anak mereka mengalami lebih sedikit tantangan daripada sebelum lockdown.
Dikutip dari laman Russia Today, Minggu (6/8/2023), lembaga tersebut melakukan survei terhadap 6.095 orang tua dengan anak berusia empat hingga 16 tahun tentang pengalaman mereka selama tahun pertama pandemi.
Mereka ditanyakan terkait seberapa sering anak tersebut tampak khawatir atau mudah takut, kehilangan kepercayaan diri, terus-menerus gelisah, mengamuk atau menunjukkan perilaku negatif lainnya pada Februari 2021 versus Februari 2020, tepatnya sebelum Inggris menerapkan lockdown.
"Selama pandemi Covid-19, anak-anak dari semua latar belakang melihat keterampilan sosial dan emosional mereka semakin memburuk," kata Ekonom riset IFS Andrew McKendrick.
Ia mencatat bahwa penutupan sekolah, kurangnya kontak dengan teman dan keluarga, serta penyakit parah yang berpotensi menghancurkan atau kematian yang terjadi pada orang yang dicintai , menjadi pendorong penting lain dari penurunan keterampilan anak-anak.
Begitu pula dengan gangguan ekonomi yang dialami oleh orang tua mereka.
Penelitian tersebut mengkonfirmasi temuan Inspektur Kepala Ofsted Amanda Spielman pada tahun lalu.
Ia menemukan bahwa semakin banyak anak kecil yang tidak dapat memahami ekspresi wajah atau bahkan menggunakan toilet sendiri dibandingkan sebelum pandemi.