Cara Melaksanakan Shalat Istisqa untuk Minta Hujan
Shalat Istisqa sebagai salat sunnah muakkadah yang dikerjakan untuk memohon kepada Allah SWT agar menurunkan air hujan. Ini tata cara melaksanakannya.
Penulis: Sri Juliati
Editor: Pravitri Retno W
TRIBUNNEWS.COM - Musim kemarau yang berkepanjangan membuat sejumlah wilayah Indonesia mengalami kekeringan serta krisis air.
Masyarakat pun berharap agar hujan segera turun untuk menghindari kekeringan panjang.
Dalam Islam, terdapat tuntunan untuk meminta hujan dengan cara melaksanakan shalat Istisqa.
Shalat istisqa sebagai shalat sunnah muakkadah yang dikerjakan untuk memohon kepada Allah SWT agar menurunkan air hujan.
Baca juga: Bacaan Doa Ketika Hujan Turun, Doa Setelah Hujan dan Doa Minta Hujan, Dilengkapi Tata Cara Berdoa
Waktu Pelaksanaan Shalat Istisqa untuk Minta Hujan
Dosen UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten, M Ishom El Saha, mengatakan waktu pelaksanaan shalat istisqa adalah pada siang hari.
Hal ini sebagaimana hadis yang diriwayatkan dari istri Nabi Muhammad Saw, Aisyah Ra.:
خرج رسول الله صلى الله عليه وسلم حين بدا حاجب الشمس
Dalam hadis ini Rasulullah Saw mengerjakan shalat istisqa' setelah matahari muncul di atas permukaan bumi, seperti waktu dimulainya shalat Idul Fitri atau Idul Adha.
Para ulama berpendapat shalat istisqa' dapat dikerjakan hingga sore hari, asalkan tidak pada waktu diharamkan mengerjakan shalat, yaitu pas matahari di atas kepala dan pas terbenam matahari.
Cara Melaksanakan Shalat Istisqa untuk Minta Hujan
Dikutip dari kemenag.go.id, sebelum melaksanakan shalat istisqa, pemerintah setempat mengimbau kepada masyarakat untuk berpuasa selama tiga hari.
Kemudian pada hari ke empat, seluruh masyarakat berkumpul di lapangan pada waktu pagi (sama seperti waktu shalat Idul Fitri atau Idul Adha) untuk melaksanakan shalat istisqa berjamaah.
Inilah tata cara melaksanakan shalat istisqa untuk meminta hujan:
1. Imam dan makmum berkumpul di tanah lapang untuk mengerjakan shalat secara berjamaah.
2. Imam dan makmum berniat membaca niat shalat istisqa (meminta hujan) tanpa didahului azdan dan iqamat.
Niat shalat istisqa:
أُصَلِّي سُنَّةَ الإِسْتِسْقَاءِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ إِمَامًا/مَأْمُوْمًا لِلَّهِ تَعَالَى
Lafal: Usalli sunnatan Istisqa' rakaataini mustaqbilalqiblati imaaman/maakmuumalillahi ta'alaa.
Artinya: Aku niat sholat sunnah Istisqa dua rakaat menghadap kiblat menjadi imam/makmum karena Allah Ta'ala.
3. Sesudah takbiratul ihram, imam dan makmum melakukan takbir 7 kali pada rakaat pertama dan 5 kali takbir pada rakaat kedua.
4. Pada setiap rakaat, imam membaca surat al-Fatihah dan satu surat pendek secara jelas yang dapat didengarkan oleh para makmum.
Dilanjutkan dengan rukuk, dua sujud, dan duduk di antara dua sujud.
5. Pada rakaat kedua setelah sujud, imam dan makmum melakukan duduk tahiyyat akhir dan membaca bacaan tahiyyat, tasyahhud, dan salawat seperti yang dibaca dalam shalat wajib.
Diakhiri dengan bacaan salam dengan menolehkan wajah dan kepala ke kanan dan ke kiri.
6. Imam menyampaikan khutbah dan didengarkan oleh jamaah yang hadir.
Khutbah shalat istisqa' terdiri dari dua khutbah yang disampaikan khatib dengan cara berdiri dan sekali duduk di antara kedua khutbah.
Rukun khutbah dan tata caranya dalam shalat istisqa' sama seperti yang dilakukan khatib sesudah shalat Id.
Di antaranya membaca takbir 9 kali pada khutbah pertama dan takbir 7 kali pada khutbah kedua.
Dalam materi khutbah, dianjurkan khatib mengajak umat Islam untuk bertaubat serta meminta ampun atas segala dosa.
Juga memperbanyak istighfar dengan harapan Allah SWT mengabulkan apa yang menjadi kebutuhan umat Islam dan makhluk hidup lainnya pada saat kemarau panjang.
Setiap mengakhiri khutbah pertama dan khutbah kedua, khatib disunnahkan membaca doa.
Yaitu dengan cara membalikkan badan dan membelakangi jemaah untuk menghadap kiblat, menukar posisi selendang sorban di pundaknya, seraya mengangkat kedua tangannya.
Baca juga: Kemarau Panjang dan Polusi Udara, Kemenag Imbau Umat Islam Gelar shalat Minta Hujan
Doa Setelah Shalat Istisqa
Berikut doa yang dipanjatkan pada penghujung khutbah shalat istisqa' yang pernah dibaca Rasulullah Saw:
1. اللهم اسقنا، اللهم اسقنا، اللهم اسقنا
Lafal: Allahumma isqinaa, Allahumma isqinaa, Allahumma isqinaa
Artinya: Ya Allah, berilah kami minum, Ya Allah, berilah kami minum, Ya Allah, berilah kami minum.
2. اَللَّهُمَّ أَسْقِنَا غَيْثًا مُغِيْثًا مَرِيْئًا مَرِيْعًا، نَافِعًا غَيْرَ ضَارٍّ، عَاجِلاً غَيْرَ آجِلٍ
Lafal: Allaahummasqinaa ghaitsaa mughiitsaa marii'an marii'an, naafi'an ghairo dhoorrin, 'aajilan ghoira aajilin.
Artinya: Ya Allah! Berilah kami hujan yang merata, menyegarkan tubuh dan menyuburkan tanaman, bermanfaat, tidak membahayakan. Kami mohon hujan secepatnya, tidak ditunda-tunda.
3. اللهم اسق عبادك، وبهائمك، وانشر رحمتك، وأحيي بلدك الميت
Latin: Allahumma isqin 'ibaadaka, wa bahaaika, wa anshur rahmataka, wa ahyi baladaka al-mayyit.
Artinya: Ya Allah, turunkanlah hujan kepada hamba-hamba-Mu, dan hewan-hewan ternak-Mu, sebarkan rahmat-Mu, dan hidupkan negeri-Mu yang mati
Selan itu, berikut sejumlah doa shalat istisqa yang diriwayatkan oleh sejumlah perawi seperti Imam As-Syafii, Abu Dawud dan perawi lainnya:
1. Allaahummasqinaa ghaitsan mughiitsan hanii an marii an (riwayat lain, murii an) ghadaqan mujallalan thabaqan sahhan daa iman.
Artinya: Ya Allah, turunkan kepada kami air hujan yang menolong, mudah, menyuburkan, yang lebat, banyak, merata, menyeluruh, dan bermanfaat abadi.
2. Allaahummasqinaal ghaitsa, wa laa taj alnaa minal qaanithiin.
Artinya: Ya Allah, turunkan kepada kami air hujan. Jangan jadikan kami termasuk orang yang berputus harapan.
3. Allaahumma inna bil ibaadi wal bilaadi wal bahaa imi wal khalqi minal balaa i wal juhdi wad dhanki maa laa nasykuu illaa ilaika.
Artinya: Ya Allah, sungguh banyak hamba, negeri, dan jenis hewan, dan segenap makhluk lainnya mengalami bencana, paceklik dan kesempitan di mana kami tidak mengadu selain kepada-Mu."
4. Allaahumma anbit lanaz zar a, wa adirra lanad dhar a, wasqinaa min barakaatis samaa i, wa anbit lanaa min barakaatil ardhi.
Artinya: Ya Allah, tumbuhkan tanaman kami, deraskan air susu ternak kami, turunkan pada kami air hujan karena berkah langit-Mu, dan tumbuhkan tanaman kami dari berkah bumi-Mu.
5. Allaahummarfa annal jahda wal juu a wal uraa, waksyif annal balaa a maa laa yaksyifuhuu ghairuka.
Artinya: Ya Allah, angkat dari bahu kami kesusahan paceklik, kelaparan, ketandusan. Hilangkan dari kami bencana yang hanya dapat diatasi oleh-Mu.
6. Allaahumma innaa nastaghfiruka, innaka kunta ghaffaaraa, fa arsilis samaa a alainaa midraaraa.
Artinya: Ya Allah, sungguh kami memohon ampun kepada-Mu, karena Kau adalah maha pengampun. Maka turunkan pada kami hujan deras dari langit-Mu.
(Tribunnews.com/Sri Juliati)