Contoh Teks Khutbah Jumat: Cara Memilih Pemimpin yang Baik
Contoh khutbah Jumat dengan tema cara memilih pemimimpin yang baik, diterangkan bagaimana pemiimpin hakikatnya adalah pelayan dan suri tauladan.
Penulis: Muhammad Alvian Fakka
Editor: Endra Kurniawan
Syaikh Abdul Qadir Jailani, penghulu para wali. Beliau dikenal ketika memberikan tausiyah selalu menggunakan bahasa yang sederhana, mudah dipahami oleh para jamaah.
Tetapi banyak jamaah yang disadarkan hanya dengan kalimat-kalimat sederhana. Suatu hari, putra beliau yang telah menuntut ilmu di berbagai tempat, menyaksikan sang ayah yaitu Syaikh Abdul Qadir memberikan tausiyah kepada para jamaah.
Di dalam hati sang putra mengatakan, seandainya aku diberi kesempatan untuk berceramah niscaya banyak dari para jamaah akan menangis dan tersadar.
Suatu hari, Syaikh Abdul Qadir Jailani ingin mendidik sang putera. Maka di hadapan para jamaah beliau berkata, “Putraku, berdirilah dan bertausiyahlah kepada para jamaah.” Pucuk dicinta, ulam pun tiba.
Maka segera putra Syaikh Abdul Qadir Jailani ini memulai tausiyahnya dengan kalimat-kalimat yang indah dan memukau. Diselingi dengan dalil-dalil Al Quran, hadis, dan qoul-qoul para ulama. Tetapi anehnya, jangankan jamaah ini ada yang menangis, tertarik pun tidak.
Bahkan para jamaah terkesan bosan dengan apa yang disampaikan oleh putra Syaikh Abdul Qadir tersebut.
Selesai sang putra memberikan tausiyah. Maka berdirilah Syaikh Abdul Qadir Jailani, dan di hadapan para jamaah beliau bertausiyah memulai kalimatnya, “Hadirin yang terhormat, semalam istriku ummul fuqara’ menghidangkan ayam panggang yang sangat lezat.Tiba-tiba seekor kucing menyambar ayam tersebut dan mengambilnya,” mendengar kalimat yang diucapkan oleh Syaikh Abdul Qadir tersebut, para jamaah histeris. Banyak di antara mereka menangis.
Melihat kejadian ini, sang putra menjadi heran. “Ketika saya bertausiyah, saya sampaikan Al Quran, hadis, mereka tidak ada yang menangis. Tapi giliran ayah menyampaikan sesuatu, yang sebenarnya tidak bermakna. Kucing mencuri ayam panggang. Mengapa para jamaah ini menangis?”
Rupanya, para jamaah menafsirkan apa yang disampaikan oleh Syaikh Abdul Qadir tentang kucing yang mencuri ikan di atas.
Ada yang menafsirkan bahwa itu seperti manusia yang su’ul khotimah, ada juga tafsiran lain seperti amal baik manusia yang dicuri oleh setan, dan tafsiran-tafsiran yang lain.
Mengapa, dengan kalimat yang sederhana tetapi mampu menyadarkan para jamaah untuk berpikir.
Baca juga: Instruksi MUI: Gencarkan Khutbah Tentang Palestina untuk Bangkitkan Empati dan Solidaritas
Hadirin Jamaah Jumah Rahimakumullah
Tidak lain karena Syaikh Abdul Qadir Jailani ketika menyampaikan sesuatu itu dengan hati. Apa yang keluar dari lisannya, sesungguhnya itu berasal dari hati.
Sehingga apa yang keluar dari hati, akan mudah masuk kepada hati yang lain. Karena itu, sekarang banyak pemimpin, baik kenegaraan maupun keagamaan, yang tidak ditaati oleh rakyat dan umatnya.