Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Lifestyle

Makna Kue Keranjang dalam Perayaan Imlek, Lengkap dengan Sejarahnya

Perayaan tahun baru Imlek identik dengan sajian Kue Keranjang. Menjelang perayaan Imlek, kue keranjang juga sudah mulai terjual di pasaran.

Penulis: Farrah Putri Affifah
Editor: Bobby Wiratama
zoom-in Makna Kue Keranjang dalam Perayaan Imlek, Lengkap dengan Sejarahnya
Warta Kota/Jalinka Putri
Kue keranjang sudah dijual beberapa pekan sebelum Tahun Baru Imlek, sebagai sesajian bagi Dewa Dapur dalam ritual Xiao Nian. 

TRIBUNNEWS.COM - Perayaan tahun baru Imlek identik dengan sajian Kue Keranjang.

Tak lengkap rasanya perayaan Imlek tanpa kue keranjang.

Menjelang perayaan Imlek, kue keranjang juga sudah mulai terjual di pasaran.

Kue keranjang memiliki cita rasa yang manis dan lengket.

Bahan dasar pembuatan kue keranjang adalah tepung ketan dan gula merah.

Kue keranjang biasanya berbentuk bulat dan agak tebal.

Makna Kue Keranjang dalam Perayaan Imlek

Kue keranjang atau biasa dikenal dengan kue ranjang, dalam bahasa Mandarin disebut dengan Nian Gao atau dalam dialek Hokkian disebut dengan Ti Kwe, dikutip dari DP3A Kota Semarang

Berita Rekomendasi

Kue keranjang dicetak dengan cetakan panjang yang berbentuk keranjang.

Disajikannya kue keranjang saat perayaan Tahun Baru Imlek memiliki makna dan filosofi tersendiri.

Ti Kwe sendiri memiliki arti 'kue manis' yang sering disusun tinggi bertingkat-tingkat.

Sehingga makna kue keranjang yang disusun bertingkat ketika perayaan Imlek adalah sebagai peningkatan rezeki atau kemakmuran.

Baca juga: Tak Hanya Kue Keranjang, Ada Simbol Keberuntungan di Balik 6 Makanan Khas Imlek Ini

Sejarah Kue Keranjang

Kue keranjang dalam istilah Cina adalah Nian Gao (kue ketan).

Bagi warga etnis Tionghoa, kue keranjang memiliki cerita tersendiri

Nama 'nian' dalam istilah 'nian gao' menurut mitologi Tiongkok Kuno adalah seorang raksasa yang tinggal di sebuah gua di gunung.

Kemudian saat ia lapar, ia melakukan perburuan.

Karena banyak hewan yang berhibernasi pada saat musim dingin, Nian memanfaatkan waktunya untuk turun ke desa mencari korban.

Namun banyak penduduk desa yang takut dengan Nian, dikutip dari laman Sastra Cina Universitas Brawijaya.

Kemudian seorang benduduk desa bernama 'Gao' membuat kue dari tepung ketan dan gula.

Kue tersebut ditaruh di depan pintu untuk dimakan oleh Nian.

Sejak saat itu, kue keranjang selalu dibuat ketika musim dingin dan dihidangkan untuk raksasa Nian.

Kemudian nama Nian dan Gao digabung untuk menjadi nama kue tersebut.

Oleh karana itu, setiap tahun baru Imlek yang bertepatan dengan musim dingin, kue keranjang selalu dihidangkan.

(Tribunnews.com/Farrah Putri)

Artikel Lain Terkait Kue Keranjang

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas