Penggunaan Kecerdasan Buatan untuk Menganalisa Tanda Penuaan Dini dan Masalah Kulit
Teknologi AI mampu memberikan gambaran mengenai kebutuhan kulit sesuai dengan kondisi kulit saat itu.
Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tren kecantikan 2024 ini telah merubah industri perawatan kulit dan banyaknya influencer muda yang mengisi konten-konten pada media sosial juga yang menginspirasi tren kecantikan dan penampilan kulit saat ini.
Salah satu faktor utamanya adalah makin banyaknya inovasi berbasis AI (kecerdasan buatan), maraknya influencer media sosial dari Gen-Alpha dan tren konsumen yang saat ini lebih menyukai tampilan kulit sehat, cerah, awet muda dan alami.
Managing Director ERHA Clinic Group, Norita Sembada mengatakan, saat ini sudah ada teknologi berbasis AI mampu melacak perubahan pada kulit dari waktu ke waktu, membantu deteksi dini kondisi kulit seperti melanoma dan lainnya.
"Teknologi AI mampu memberikan gambaran mengenai kebutuhan kulit sesuai dengan kondisi kulit saat itu," kata Norita Sembada di sela-sela opening klinik ERHA Ultimate di Tebet Raya, Jakarta Selatan, Senin (18/3/2024).
Skin age detector, kata dia menjadi tools untuk mengetahui permasalahan kulit seperti wrinkles, pori-pori, dan kadar minyak seseorang hanya dalam waktu kurang dari 30 detik.
Dikatakannya, teknologi berbasis AI inipun didorong oleh semakin tingginya kebutuhan pasar akan inovasi berbasis teknologi yang juga diminati para influencer dari Gen-Alpha yang jumlahnya tengah mendominasi sebagai content creator di media sosial.
Norita mencontohkan penggunaan Artificial Intelligence dengan teknologi Skin Age Detector yang memungkinkan mengetahui usia kulit dan menganalisa tanda-tanda permasalahan kulit dengan cara yang praktis.
"Seperti permasalahan kemerahan pada kulit, hiperpigmentasi, garis-garis halus atau kadar minyak berlebih sehingga kita dapat mengetahui berapa usia kulit sesungguhnya,” katanya.
"Berdasarkan teknologi AI ini keluar rekomendasi solusi program yang sesuai dengan kondisi kulitnya secara detil dan personalized serta berkonsultasi dengan expert dermatologist," katanya.
Meski demikian, teknologi berbasis AI belum bisa menggantikan peran dokter dalam mendiagnosa permasalahan kulit mengingat setiap orang memiliki kulit yang berbeda-beda walaupun permasalahan kulitnya sama sehingga treatmentnya bisa beda.
"Setiap pasien punya skin goals misalnya ingin menaikkan skin tone, mengurangi kerutan, menghilangkan pori-pori, pasien bisa berkonsultasi dengan dokter mengenai masalah kulit apa dulu yang ingin diatasi," katanya.