Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Lifestyle

5 Contoh Teks Khutbah Idul Adha 2024, Singkat dan Menyentuh Hati

5 contoh teks khutbah Idul Adha 2024 yang bisa dibaca setelah shalat Idul Adha, Senin 17 Juni 2024. Khutbah Idul Adha 2024 singkat dan menyentuh hati.

Penulis: Sri Juliati
Editor: Nanda Lusiana Saputri
zoom-in 5 Contoh Teks Khutbah Idul Adha 2024, Singkat dan Menyentuh Hati
Freepik
Ilustrasi Khutbah - 5 contoh teks khutbah Idul Adha 2024 yang bisa dibaca setelah shalat Idul Adha, Senin 17 Juni 2024. Khutbah Idul Adha 2024 singkat dan menyentuh hati. 

TRIBUNNEWS.COM - Hari Raya Idul Adha 1445 H ditetapkan jatuh pada Senin, 17 Juni 2024.

Bagi Anda yang bertugas menjadi khatib, contoh teks khutbah Idul Adha 2024 di bawah ini bisa menjadi inspirasi.

Diketahui, ada sejumlah amalan yang dapat dilakukan saat Hari Raya Idul Adha, salah satunya melaksanakan shalat Idul Adha.

Setelah shalat Idul Adha, biasanya khatib akan membacakan khutbah Idul Adha.

Tribunnews.com merangkum 5 teks khutbah Idul Adha 2024 yang singkat dan menyentuh hati.

Baca juga: 3 Teks Khutbah Idul Adha 2024 yang Singkat dalam Berbagai Tema

Teks khutbah Idul Adha 2024 di bawah ini bisa dibaca setelah shalat Idul Adha, Senin 17 Juni 2024:

1. Teks Khutbah Idul Adha 2024

Generasi Berbakti: Kuat Tekadnya untuk Mengabdikan Diri

اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ، x ٩
لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ، اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ وَلِلَّهِ الْحَمْدُ
الْحَمْدُ لِلَّهِ حَمْدًا طَيِّبًا كَثِيرًا مُبَارَكًا فِيهِ كَمَا يُحِبُّ رَبُّنَا وَيَرْضَى، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ، صَلَّى اللَّهُ وَسَلَّمَ وَبَارَكَ عَلَى سيدنا محمد وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنِ اهْتَدَى بِهُدَاهُمْ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ.
أَمَّا بَعْدُ: فَاتَّقُوا اللَّهَ تَعَالَى وَأَطِيعُوهُ، وَكَبِّرُوهُ فِي هَذِهِ الْأَيَّامِ الْعَظِيمَةِ. قال الله تعالى ومن يتق الله يجعل له مخرجا ويرزقه من حيث لا يحتسب.

Berita Rekomendasi

Kaum muslimin dan muslimat yang berbahagia

Pada dasarnya yang kita lakukan bersama-sama pada hari ini adalah menghidup-hidupkan semangat pengorbanan seorang bapak yang bernama Ibrahim dan seorang anak yang bernama Ismail serta seorang ibu yang bernama Hajar.

Berawal dari mimpi Nabi Ibrahim yang diperintahkan untuk menyembelih putra semata wayang hasil pernikannya dengan Hajar, maka lalu beliau pun berkata kepada Ismail: "Wahai putraku! Bagaimana pendapatmu?"

{فلمّا بلغ معه السعي قال يا بني إني أرى في المنام أني أذبحك فانظر ماذا ترى} الصافّات/ 102 .

Pertanyaan Nabi Ibrahim ini bukanlah dimaksudkan meminta pendapat Ismail sebab mimpi ini wahyu. Sementara kalau dianggap Nabi Ibrahim meminta pendapat Ismail berarti beliau meragukan wahyu. Sudah barang tentu mustahil seorang Nabi meragukan wahyu!

Lebih tepatnya, Nabi Ibrahim ingin memastikan sikap dan tekad anaknya menjalankan perintah Allah Swt. Kemudian datanglah jawaban Ismail. Dia berkata,

قال يا أبتِ افعل ما تؤمر ستجدني إن شاء الله من الصابرين

"Bapak, lakukan apa yang diperintahkan, dan engkau akan menemukan saya, insya Allah, termasuk dari orang-orang yang sabar." (Surat As- Saffat/102)

Ternyata cinta anak itu kepada Allah melebihi dari cintanya pada kehidupannya dan masa depannya.

Nabi Ibrahim kemudian membawa Ismail dengan penuh kasih tanpa sepengetahuan ibunya ke daerah sekitar Mina. Sesampainya mereka pada tempat yang dituju, Nabi Ibromin merebahkan dan meletakkan pipi Ismail di atas pangkuannya.

Ismail lalu berkata: "Ayah! Lepaslah bajumu supaya tidak berbekas noda darah yang akan dipertanyakan ibuku! Cepatkan goresan pisaumu, agar cepat lepas nyawaku! Dan bergegaslah engkau kembali ke rumah untuk mengucapkan salam kedamaian kepada ibuku!"

Mendengar perkataan Ismail, maka Nabi Ibrahim memeluk erat tubuh putranya ini dengan berkata: "Wahai anakku! Engkau adalah anak yang patuh dan taat menjalankan perintah Allah."

Segera Nabi Ibrahim menghunus pisaunya dan diarahkan ke leher Ismail. Tetapi apa yang terjadi? Pisau yang tajam hakekatnya tetap benda yang tidak akan melukai. Yang mampu menjadikannya bisa melukai, memotong, dan menghilangkan nyawa pada hakekatnya adalah Allah Swt. Haqqul yaqiin!

Semakin kuat tenaga Ibrahim digunakan untuk menghunuskan pisau maka semakin keras pula kulit Ismail. Hingga malaikat Jibril kemudian datang dan menggantinya dengan seekor domba untuk disembelih.

{وفديناه بذبح عظيم} (سورة الصافّات 107)

Subhanallah! Allahu Akbar!

Kaum muslim yang berbahagia,

Belajar dari kisah teladan ini, ada hikmah yang dapat dipetik untuk kita, anak manusia yang lahir dari orang tua. Jadilah penolong orang tua kita untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt.

Kita tidak harus menjadi sosok luar biasa seperti anak yang bernama Ismail. Cukuplah kita menjadi anak-anak yang berbakti kepada kedua orang tua. Karena bakti kita kepada kedua orang tua adalah kunci membahagiakan hati orang tua. Akan tetapi sebaliknya, durhaka kita kepada orang tua akan menjadi pisau yang menggores hati kedua orang tua kita.

Oleh karena itu, di momen Idul Adha ini mari kita sama-sama buktikan bahwa kita adalah anak yang berbakti. Tunjukkan bahwa kita adalah generasi menjunjung budi pekerti.
Perkuatlah tali silaturrahim dengan sanak famili dan sahabat-sahabat dari orang tua yang kita hormati. Mudah-mudahan orang tua kita, baik yang masih hidup maupun yang sudah mati, tersanjung dan bangga memiliki keturunan yang taat berbakti dan mengabdi.

اقول قولي هذا وأستغفر الله لي ولكم انه هو الغفور الرحيم

الخطبة الثانية
اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ، x ٧
لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ، اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ وَلِلَّهِ الْحَمْدُ
الْحَمْدُ لِلَّهِ حَمْدًا طَيِّبًا كَثِيرًا مُبَارَكًا فِيهِ كَمَا يُحِبُّ رَبُّنَا وَيَرْضَى، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ، صَلَّى اللَّهُ وَسَلَّمَ وَبَارَكَ عَلَى سيدنا محمد وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنِ اهْتَدَى بِهُدَاهُمْ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ.
أَمَّا بَعْدُ: فَاتَّقُوا اللَّهَ تَعَالَى وَأَطِيعُوهُ، وَكَبِّرُوهُ فِي هَذِهِ الْأَيَّامِ الْعَظِيمَةِ؛ فَإِنَّهَا أَيَّامُ أَكْلٍ وَشُرْبٍ وَذِكْرٍ لِلَّهِ تَعَالَى كَمَا فِي الْحَدِيثِ الصَّحِيحِ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «أَعْظَمُ الْأَيَّامِ عِنْدَ اللَّهِ يَوْمُ النَّحْرِ»، فَعَظِّمُوهُ كَمَا عَظَّمَهُ اللَّهُ تَعَالَى بِالتَّكْبِيرِ وَالطَّاعَةِ، وَاجْتِنَابِ الْمَعَاصِي
أَعَادَهُ اللَّهُ عَلَيْنَا وَعَلَيْكُمْ وَعَلَى الْمُسْلِمِينَ بِالْيُمْنِ وَالْإِيمَانِ، وَالسَّلَامَةِ وَالْإِسْلَامِ، وَتَقَبَّلَ اللَّهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ صَالِحَ الْأَعْمَالِ.

قال الله تعالى: ان الله وملاؤكته يصلون على النبي يا ايها الذين امنوا صَلُّوا عليه وَسَلِّمُوا تسليما
اللهم صل وسلم على سيدنا محمد واله وصحبه وسلم
اللهم اغفر للمسلمين والمسلمات الاحياء منهم والاموات
اللهم اجعل بلدتنا اندونيسيا وساءر بلاد المسلمين امنة
ربنا اتنا في الدنيا حسنة وفي الاخرة حسنة وقنا عذاب النار
وصلى الله على محمد والحمد لله رب العالمين

2. Teks Khutbah Idul Adha 2024

Menguji Tingkat Kehambaan Kita

Oleh: Ustadz Muhammad Hidayatulloh
Pengasuh Kajian Tafsir al-Quran Yayasan Ma'had Islami (Yamais), Masjid al-Huda Berbek, Waru, Sidoarjo.

الحمدُ للهِ الذِي تفضَّل في هذِه الأيَّامِ العَشْرِ علَى كلِّ عبدٍ شَكُورٍ، سُبحانَه غافِرُ الذَّنْبِ وقابِلُ التَّوبِ شَديدُ العِقَابِ، نَحْمَدُهُ عَلَى نِعَمٍ أَتَمَّهَا، وَعَافِيَةٍ أَسْبَغَهَا، وَمِحَنٍ رَفَعَهَا، وَكُرُوبٍ كَشَفَهَا، وَنَشْكُرُهُ عَلَى مَا شَرَعَ لَنَا مِنَ المَنَاسِكِ، وَمَا عَلَّمَنَا مِنَ الْأَحْكَامِ وَالشَّرَائِعِ، وَلَوْلَاهُ سُبحانَه لَضَلَلْنَا.

وَأَشْهَدُ أَنَّ محمَّدًا صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ صَاحِبُ الْوَجْهِ الأَنْوَرِ، وَالْجَبِينِ الأَزْهَرِ، وَأَفْضَلُ مَنْ صَلَّى وَزَكَّى وَصَامَ وَحَجَّ وَاعْتَمَرَ، صَلَّى اللهُ عَلَيهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ تَسْلِيمًا مَدِيدًا وَأَكْثَرَ، أما بعد:

الله أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، لا إِلهَ إلاَّ اللهُ، واللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، وللهِ الْحَمْدُ.

Ma'asyiral muslimin rahima kumullah

Pada hari ini kita berada dalam Yaumun Nahr, hari yang sangat dimuliakan dan diagungkan oleh AllahSubhanahu wa Ta'ala, di mana hari ini kemudian disusul dengan hari tasyrik yaitu hari-hari di mana kita justru diharamkan berpuasa.

Itu menunjukkan bahwa hari ini adalah hari istimewa bagi setiap hamba karena seiring dengan itu hari ini adalah hari di mana kita diperkenankan untuk berpesta. Walaupun dalam menjalaninya kita jangan sampai bersifat tabdzir atau boros dan isyraf atau berlebih-lebihan.

كَذَٰلِكَ سَخَّرَهَا لَكُمۡ لِتُكَبِّرُواْ ٱللَّهَ عَلَىٰ مَا هَدَىٰكُمۡۗ وَبَشِّرِ ٱلۡمُحۡسِنِينَ ٣٧

"…Demikianlah Allah telah menundukkannya untuk kamu supaya kamu mengagungkan Allah terhadap hidayah-Nya kepada kamu. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik. (al-Hajj: 37)"

Ayat di atas mengisyaratkan agar kita mengagungkan Allah atas hidayah yang Allah berikan kepada kita. Tanpa adanya hidayah-Nya maka manusia tidak akan dapat mengetahui secara pasti akan kebenaran.

Jadilah manusia hidup berdasarkan persepsi masing-masing akan kebenaran, maka yang terjadi pasti nafsu manusia akan berperan secara dominan, nafsu-nafsu tersebut satu sama lainnya akan saling berbenturan, dan akibat berikutnya akan dapat kita saksikan sendiri.

Kehambaan Itu Hanya kepada Allah

وَمَا خَلَقۡتُ ٱلۡجِنَّ وَٱلۡإِنسَ إِلَّا لِيَعۡبُدُون

"Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku. (adz-Dzariyat: 56)"

Dalam ayat di atas, bukan hanya manusia, jin pun diciptakan dalam rangka supaya mereka menghambakan diri kepada Allah semata. Dengan demikian manusia dilarang merasa dirinya hebat, merasa mulia, merasa terhormat dan merasa lebih lainnya. Karena hakikat penghambaan berarti secara totalitas semua yang melingkupi dirinya adalah dalam gerak sebagai hamba Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Seberapa besar tingkat seseorang hamba dapat lulus dengan baik terhadap ujian, terutama saat mendapatkan ujian berupa kelebihan kemampuan, kelebihan secara finansial, kelebihan kapasitas keilmuannya, kelebihan bentuk fisiknya dan seterusnya.

Jika semua itu dianggapnya sebagai kehebatan dirinya dan tidak menyadari bahwa semua itu anugerah sekaligus Amanah dari Allah, maka yang akan terjadi ia akan menjadi sombong, kikir dan sifat buruk lainnya. Dengan demikian ia tidak lulus dengan ujian ini.

Dengan berbagai ujian ini, khususnya di hari nahr dan hari tasyrik, kita diuji untuk diketahui siapa yang benar-benar imannya jujur dalam kebenaran iman, mana yang justru dusta atas namanya imannya.

Ujian ini adalah ujian kehambaan seorang hamba, apakah ia menghamba kepada Allah secara tulus ataukah menghamba kepada selain Allah yakni menghamba kepada nafsunya.

أَفَرَءَيۡتَ مَنِ ٱتَّخَذَ إِلَٰهَهُۥ هَوَىٰهُ وَأَضَلَّهُ ٱللَّهُ عَلَىٰ عِلۡمٖ وَخَتَمَ عَلَىٰ سَمۡعِهِۦ وَقَلۡبِهِۦ وَجَعَلَ عَلَىٰ بَصَرِهِۦ غِشَٰوَةٗ فَمَن يَهۡدِيهِ مِنۢ بَعۡدِ ٱللَّهِۚ أَفَلَا تَذَكَّرُونَ

"Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya dan Allah membiarkannya berdasarkan ilmu-Nya dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya? Maka siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah (membiarkannya sesat). Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran? (al-atsiyah: 23)"

Orang-orang yang telah menghamba kepada nafsunya dia tidak akan dapat bersikap obyektif, karena itu ia tidak akan dapat melihat kebenaran, telinganya dan hatinya terkunci, penglihatannya tertutup, maka ia menjadi tuli, bisu dan buta, dan begitulah keadaan mereka di akhirat nanti.

وَمَنۡ أَعۡرَضَ عَن ذِكۡرِي فَإِنَّ لَهُۥ مَعِيشَةٗ ضَنكٗا وَنَحۡشُرُهُۥ يَوۡمَ ٱلۡقِيَٰمَةِ أَعۡمَىٰ

"Dan barang siapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta". (Thaha: 124)

Taat pada Allah

Allahu Akbar! 3x walillahilahamd

Betapa mengerikannya ancaman bagi orang-orang yang menjadikan hawa nafsunya menjadi Tuhannya. Di dunia ia belum tentu bahagia, di akhirat sudah jelas nasibnya. Maka pilihan kita adalah menaati Allah dan rasul-Nya maka kebahagiaan itu pasti didapatkan.

Bagi siapa yang saat ini yang mampu berkorban dan belum terbersit untuk turut berkorban maka segeralah berkorban karena masih ada tiga hari ke depan sebagai hari tasyrik, Insyaallah akan mendapatkan ganti yang lebih besar dari Allah Subhanahu wa Ta'ala. Bukankah semua rezeki kita dari Allah, lalu mengapa kita kikir terhadap apa yang telah Allah anugerahkan kepada kita?

Berkorban dengan ketakwaan merupakan landasannya. Oleh karena itu, yang kita korbankan terutama adalah dominasi nafsu kita yang sudah tidak boleh lagi terlalu dominan mengarahkan hidup kita, akan tetapi nafsu ini harus ditundukkan pada ketentuan Allah dan Rasul-Nya. Di situlah kehambaan ini akan mutlak hanya kepada Allah semata sebagaimana isyarat dari surah adz-Dzariyaat ayat 56 dia atas.

لَن يَنَالَ ٱللَّهَ لُحُومُهَا وَلَا دِمَآؤُهَا وَلَٰكِن يَنَالُهُ ٱلتَّقۡوَىٰ مِنكُمۡۚ كَذَٰلِكَ سَخَّرَهَا لَكُمۡ لِتُكَبِّرُواْ ٱللَّهَ عَلَىٰ مَا هَدَىٰكُمۡۗ وَبَشِّرِ ٱلۡمُحۡسِنِينَ

"Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya. Demikianlah Allah telah menundukkannya untuk kamu supaya kamu mengagungkan Allah terhadap hidayah-Nya kepada kamu. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik. (alHajj: 37)"

Daging-daging korban itu silakan sebagian dinikmati bagi pengorban dan dibagikan kepada lainnya. Jika kepada fakir miskin itu adalah sedekah dan bagi yang mampu itu adalah hadiah.

Hari itu adalah hari yang berbahagia, maka tidak boleh ada ketamakan di dalamnya. Jangan sampai di antara umat ini yang tidak dapat merasakan kebahagiaan karena tidak mendapatkan bagian disebabkan ada yang tamak.

Semoga kita semua dijadikan oleh sebagai hamba-Nya yang tetap istikamah dalam mempertahankan keimanannya sekaligus mampu membuktikan keimanan ini dengan ketaatan kepada-Nya dan juga kepada Rasul-Nya. Amin

اللَّهُمَّ احْفَظْ حُجَّاجَ بَيتِكَ الْـحَرَام مِنْ كُلِّ مَكْرُوهٍ وَسُوءٍ، اللَّهُمَّ أَعِدْهُمْ إِلَى دِيَارِهِمْ وَأَبْنَائِهِمْ سَالِمِينَ غَانِـمِينَ، اللَّهُمَّ تَقَبَّلْ حَجَّهُمْ، وَاغْفِرْ ذُنُوبَهُمْ، وَاجْعَلِ الْجَنَّةَ جَزَاءَهُمْ، الَّلهُمَّ احْمِ بِلَادَنَا وَسَائِرَ بِلَادِ الإِسْلَامِ مِنَ الفِتَنِ، وَالمِحَنِ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ.

لَّلهُمَّ وَفِّقْ وَلِيَّ أَمْرِنَا لِمَا تُحِبُ وَتَرْضَى، وَخُذْ بِنَاصِيَتِهِ لِلْبِرِّ وَالتَّقْوَى، الَّلهُمَّ احْقِنْ دِمَاءَ أَهْلِ الإِسْلَامِ فِي كُلِّ مَكَانٍ، اللَّهُمَّ انْصُرِ الْمُجَاهِدِينَ عَلَى حُدُودِ بِلَادِنَا، اللَّهُمَّ اِجْعَلْهُ عِيدَ عِزٍّ، وَنَصْرٍ، وَتَمْكِينٍ، اللَّهُمَّ أَعِدْهُ عَلَينَا، وَعَلَى المُسْلِمِينَ بِاليُمْنِ وَالإِيمَانِ، وَالسَّلاَمَةِ والإِسْلَامِ وَتَقَبَّلَ مِنَّا وَمِنَ المُسْلِمِينَ صَالِحَ الأَعْمَالِ، سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ العزَّةِ عَمَّا يَصِفُونَ، وَسَلَامٌ عَلَى المُرْسَلِينَ، وَالحَمْدُ للهِ رَبِّ العَالَمِينَ.

سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ العزَّةِ عَمَّا يَصِفُونَ، وَسَلَامٌ عَلَى المُرْسَلِينَ، وَالحَمْدُ للهِ رَبِّ العَالَمِينَ.

3. Teks Khutbah Idul Adha 2024

Spirit Kurban untuk Membangun Bangsa Berkemajuan

Oleh: Abdul Kholid Achmad
Dosen Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Gresik

اَللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ ِللهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلاً. اَلْحَمْدُ ِللهِ الَّذِي جَعَلَ هَذَا الْيَوْمَ عِيْدًا لِعِبَادِهِ الْمُؤْمِنِيْنَ،

والحمد لله الواحد القهار، العزيز الغفار، مكور الليل علي النهار، تذكرة للقلوب و الاءبصار، و تبصرة لذوي الاءلباب و الاءعتبار.

اشهد ان لا اله الا الله البر الكريم و الرءوف الرحيم. و اشهد ان محمدا عبده و رسوله، و حبيبه، و خليله الهادي الي صراط المستقيم.

صلوات الله و سلامه علي ساءر النبيين، و ساءر الصالحين.

قال الله تعال : اِنَّاۤ اَعْطَيْنٰكَ الْكَوْثَرَ : فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَا نْحَرْ : اِنَّ شَا نِئَكَ هُوَ الْاَ بْتَرُ

Allahu akbar, Allahu akbar

Hadirin marilah kita bersyukur dalam suasana yang khusuk di hari yang penuh dengan keberkahan ini, dengan senantiasa meningkatkan iman dan takwa kita kepada Allah SWT. Dengan iman dan takwa kita senantiasa dalam kebahagiaan di dunia dan di akhirat.

Bersyukur atas nikmat Allah yang memberikan kesempatan kepada kita, di mana hari ini masih dalam keadaan Islam, sehat jasmani dan rohani. Di saat sebagian dari saudara kita sedang berada di Tanah Suci untuk menyelesaikam ibadah haji.

Kita berdoa semoga jemaah yang mendapatkan panggilan Allah semuanya memperoleh predikat haji mabrur dan mendapatkan pahala di sisi Allah SWT sesuai yang dijanjikan-Nya.

Sebagaimana kita bersama ketahui, dalam Islam terdapat dua hari raya yang telah dijelaskan dalam wahyu al-Qur'an beserta tanda-tandanya.

Pertama, Idul Fitri yang ditandai dengan awal turunnya al-Qur'an pada bulan Ramadhan dan diproklamasikannya Islam kepada masyarakat dunia.

Kedua, Idul Adha yang ditandai dengan berakhirnya wahyu al-Qur'an pada tanggal 9 Dzulhijjah di saat Rasulullah SAW berada di Padang Srafah dengan turunnya Al-Maidah:3

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

 اَ لْيَوْمَ اَكْمَلْتُ لَكُمْ دِيْنَكُمْ وَاَ تْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِيْ وَرَضِيْتُ لَكُمُ الْاِ سْلَا مَ دِيْنًا ۗ فَمَنِ اضْطُرَّ فِيْ مَخْمَصَةٍ غَيْرَ مُتَجَانِفٍ لِّاِثْمٍ ۙ فَاءنَّ اللّٰهَ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ‏

"Pada hari ini telah Aku sempurnakan agamamu untukmu, dan telah Aku cukupkan nikmat-Ku bagimu, dan telah Aku ridhai Islam sebagai agamamu."

Ayat di atas, mengandung pelajaran yang dapat kita ambil hikmahnya sebagai pengikut Nabi Muhammad SAW.

Pertama, Islam adalah agama samawi yang menyempurnakan agama-agama sebelumnya yang telah diturunkan oleh Allah, dengan segala kesempurnaannya. Hal tersebut menjadi kenyataan yang tidak dapat dibantah oleh siapapun sepanjang zaman hingga akhir nanti.

Pengertian tersebut mengandung sebuah konsekuensi logis bagi umat Islam untuk bertanggungjawab bahwa umat Islam harus memiliki kesanggupan memahami Islam secara sempurna (kaffah) dan tidak sepotong-potong (parsial).

Kedua, bahwa Islam adalah inti dari semua nikmat Allah SWT kepada umat manusia yang harus dipertahankan sampai akhir hayatnya.

Bahkan firman Allah SWT menyatakan nikmat yang sesungguhnya adalah apabila seorang meninggal dalam keadaan Islam. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman dalam Ali Imran 102:

يٰۤاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا اتَّقُوا اللّٰهَ حَقَّ تُقٰتِهٖ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَاَ نْتُمْ مُّسْلِمُوْنَ

"Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan muslim."

Ketiga, ridha Allah SWT hanya ada dalam Islam, maka siapapun yang hendak mendapatkan ridha-Nya maka dia harus berislam, yakni beriman dengan mengakui keesaan Allah dan tiada sekutu bagi-Nya. Itulah kiranya kita sering dianjurkan untuk berdoa:

رَضِيْتُ بِاللهِ رَبًّا وَبِالْاِسْلَامِ دِيْنًا وَبِمُحَمَّدِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَسُوْلًا وَنَبِيًّا وَبِاْلقُرْآنِ حُكْمًا وَاِمَامًا

"Aku ridha Allah sebagai Tuhanku, Islam sebagai agamaku, Muhamamd sebagai rasul dan nabi panutanku, dan Alqur'an sebagai dasar hukum dan imamku."

Allahu akbar, Allahu akbar

Bulan Dzulhijjah terdapat ibrah sebagai dasar syariat ibadah yang dijelaskan dalam al-Qur'an melalui kisah Nabi Ibrahim AS, yakni ibadah haji dan kurban.

Kisah tersebut sebagaimana perintah Allah kepada Nabi Ibrahim AS tertuang dalam an-Nahl 123. Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

ثُمَّ اَوْحَيْنَاۤ اِلَيْكَ اَنِ اتَّبِعْ مِلَّةَ اِبْرٰهِيْمَ حَنِيْفًا ۗ وَمَا كَا نَ مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ

"Kemudian Kami wahyukan kepadamu (Muhammad), “Ikutilah agama Ibrahim yang lurus, dan dia bukanlah termasuk orang musyrik."

Bukan hanya ibadah mahdah, Nabi Ibrahim Allah diberikan tuntunan untuk membangun negara sebagaimana pembangun Kota Mekah al-Mukaramah yang tersirat dalam doa beliau yang diabadikan dalam al-Qur'an surat al-Baqarah ayat 126. Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

وَاِ ذْ قَالَ اِبْرٰهٖمُ رَبِّ اجْعَلْ هٰذَا بَلَدًا اٰمِنًا وَّارْزُقْ اَهْلَهٗ مِنَ الثَّمَرٰتِ مَنْ اٰمَنَ مِنْهُمْ بِاللّٰهِ وَا لْيَوْمِ الْاٰخِرِ ۗ قَالَ وَمَنْ كَفَرَ فَاُمَتِّعُهٗ قَلِيْلًا ثُمَّ اَضْطَرُّهٗۤ اِلٰى عَذَابِ النَّارِ ۗ وَبِئْسَ الْمَصِيْرُ‏

"Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berdoa, "Ya Tuhanku, jadikanlah (negeri Mekah) ini negeri yang aman dan berilah rezeki berupa buah-buahan kepada penduduknya, yaitu di antara mereka yang beriman kepada Allah dan hari kemudian," Dia (Allah) berfirman, "Dan kepada orang yang kafir akan Aku beri kesenangan sementara, kemudian akan Aku paksa dia ke dalam azab neraka dan itulah seburuk-buruk tempat kembali."

Allahu akbar, Allahu akbar

Dari ayat di atas, terdapat tiga hal yang pokok (fundamental) dalam kehidupan pada suatu bangsa dannegara.

Pertama, adanya keimanan yang kuat pada suatu masyarakat akan terciptanya kehidupan nan tenang dan ketentraman. Namun apabila suatu masyarakat tidak dalam keimanan niscaya hilangnya ketenangan dan ketentraman yang ditandai terjadinya banyak kemungkaran, kejahatan, dan kemaksiatan.

Kedua, kecukupan ekonomi individu pada suatu masyarakat yang berimbas pada kemakmuran rakyat keseluruhan. Namun sebaliknya jika tidak terdapat keimanan pada suatu masyarakat, niscaya kerakusan idividu dalam bentuk korupsi, kemalasan bekerja sehingga memicu pencurian, dan keserakahan dalam menumpuk-numpuk harta tanpa memiliki rasa empati terhadap sesama.

Allahu akbar, Allahu akbar

Ketentraman, keamanan, dan kecukupan ekonomi adalah bagian penting dalam suatu peradaban masyarakat yang harus diperjuangkan. Dengan penguasaan pada ketiganya, peningkatan ilmu pengetahuan dengan dasar iman dan takwa dapatlah diwujudkan. Perwujudan tersebut akan lahir dari jiwa jiwa yang cerdas, kerja keras, cakap. Karena itulah Rasulullah bersabda:

"Orang Mukmin yang kuat aku cintai daripada orang Mukmin yang lemah." (HR Muslim)

Kecerdasan, kerja keras, dan kecakapan dengan pondasi iman akan mengantarkan masyarakat yang senantiasa dicintai Allah SWT. Karena mereka akan memaksimalkan waktu mereka untuk dunia namun tidak lupa dengan ibadah kepada Allah.

Dalam firman Allah surat al-Insirah 7-8, Allah berfirman: "Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh sungguh (urusan) yg lain, dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap."

Keimanan yang dijadikan pondasi oleh suatu bangsa akan menghadirkan rahmat Allah SWT, berupa kemakmuran, kesejahteraan, keadilan, keamanan, dan ketentraman.

Firman Allah SWT al-A'raf 96

وَلَوْ اَنَّ اَهْلَ الْقُرٰۤى اٰمَنُوْا وَا تَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكٰتٍ مِّنَ السَّمَآءِ وَا لْاَرْضِ وَلٰكِنْ كَذَّبُوْا فَاَخَذْنٰهُمْ بِمَا كَا نُوْا يَكْسِبُوْنَ

"Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi ternyata mereka mendustakan (ayat-ayat Kami), maka Kami siksa mereka sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan."

Dasar-dasar keimanan sebagaimana tersurat dalam Al Quran, telah jelas bagi kita untuk mencapai kesejahteraan masyarakat dalam bingkai bangsa dan negara. Kebersamaan dalam mewujudkannya diperlukan sebagai bagian dari ukhwah Islamiyah dan ukhuwah basariyah.

Allahu akbar, Allahu akbar

Cerminan ketaatan iman dan ketakwaan dari Nabi Ibrahim AS. juga tercermin ketika beliau menjadi seorang ayah dari Ismail yang juga sangat taat kepada Allah sebagaimana ayahnya.

Manakalah Nabi Ibrahim AS mendapatkan perintah menyembelih anak semata wayang yang dimilikinya (Ismail) keduanya melaksanakan dengan kesungguhan dan kesabaran. Firman Allah SWT dalam ash-Shaffat 102 menjelaskan:

فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَالَ يٰبُنَيَّ اِنِّيْۤ اَرٰى فِى الْمَنَامِ اَنِّيْۤ اَذْبَحُكَ فَا نْظُرْ مَاذَا تَرٰى ۗ قَالَ يٰۤاَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ ۖ سَتَجِدُنِيْۤ اِنْ شَآءَ اللّٰهُ مِنَ الصّٰبِرِيْنَ

"Maka ketika anak itu sampai (pada umur) sanggup berusaha bersamanya, (Ibrahim) berkata, "Wahai anakku! Sesungguhnya aku bermimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah bagaimana pendapatmu!" Dia (Ismail) menjawab, "Wahai ayahku! Lakukanlah apa yang diperintahkan (Allah) kepadamu; insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang yang sabar."

Peristiwa dalam ayat tersebut, dapatlah diambil hikmah bahwa ajaran Islam memberikan anjuran kepada umat manusia agar bisa mengorbankan kepemilikan, bahkan yang dicintai. Pengorbanan dalam arti luas sebagai suatu masyarakat adalah dengan memiliki kesediaan untuk mengorbankan waktu, harta untuk kepentingan sesama manusia.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

لَنْ تَنَا لُوا الْبِرَّ حَتّٰى تُنْفِقُوْا مِمَّا تُحِبُّوْنَ ۗ وَمَا تُنْفِقُوْا مِنْ شَيْءٍ فَاِ نَّ اللّٰهَ بِهٖ عَلِيْمٌ

"Kamu tidak akan memperoleh kebajikan, sebelum kamu menginfakkan sebagian harta yang kamu cintai. Dan apa pun yang kamu infakkan, tentang hal itu, sungguh Allah Maha mengetahui." (Ali Imran 92)

Adalah kaum Ansar ketika datangnya kaum Muhajirin ke Madinah, yang telah mengorbankan sebagian kepentingan mereka dan harta mereka untuk menolong kaum Muhajirin saat hijrah bersama Nabi Muhammad SAW. Meskipun diketahui bahwa kaum Ansar dalam keadaan yang serba keterbatasan. Gambaran kisah tersebut diabadikan dalam firman Allah al-Hasyr 9:

وَالَّذِيْنَ تَبَوَّؤُ الدَّارَ وَا لْاِيْمَانَ مِنْ قَبْلِهِمْ يُحِبُّوْنَ مَنْ هَاجَرَ اِلَيْهِمْ وَلَا يَجِدُوْنَ فِيْ صُدُوْرِهِمْ حَاجَةً مِّمَّاۤ اُوْتُوْا وَيُؤْثِرُوْنَ عَلٰۤى اَنْفُسِهِمْ وَلَوْ كَانَ بِهِمْ خَصَاصَةٌ ۗ وَمَنْ يُّوْقَ شُحَّ نَفْسِهٖ فَاُولٰٓئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ 

"Dan orang-orang (Ansar) yang telah menempati Kota Madinah dan telah beriman sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka mencintai orang yang berhijrah ke tempat mereka. Dan mereka tidak menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa yang diberikan kepada mereka (Muhajirin); dan mereka mengutamakan (Muhajirin) atas dirinya sendiri, meskipun mereka juga memerlukan. Dan siapa yang dijaga dirinya dari kekikiran, maka mereka itulah orang-orang yang beruntung."

Pengorbanaan oleh Nabi Ibrahim, Nabi Ismail, dan juga kaum Ansar, setidaknya menjadi bagian yang seharusnya tidak terpisahkan dari diri kita sebagai muslim. Hidup tanpa pengorbanan untuk kepentingan umum dan kesejahteraan umat manusia adalah kehidupan yang kering tanpa manfaat, laksana tumbuhan yang tak berbuah.

Nabi Muhammad sebagai uswatun hasanah kita semua bersabda bahwa, "Sebaik baik manusia adalah yg bermanfaat bagi manusia lainnya."

خير الناس انفعهم للناس

Akhirnya marilah kita tingkatkan keimanan dan ketakwaan kita serta semangat pengorbanan untuk mencapai masa depan Islam yg lebih baik dalam naungan ridho Allah SWT. Amin. Dan marilah khutbah ini kita tutup dengan bersama sama berdoa kepada Allah SWT:

سْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم

اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَا بِهِ اَجْمَعِيْنَ, وَارْضَى عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ

اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُوءْمِنِيْنَ وَالْمُوءْمِنَاتِ اَلاَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ ِانَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَاتِ.

رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا

اللَّهُمَّ أَعِزَّالْإِسْلَامَا وَالْمُسلِمِين

وَجْمَعْ كَلِمَةَ الْمُسْلِمِينَ عَلَى الْحَقِّ يَا رَبَّ الْعَلَمِينَ

اَللَّهُمَّ أَلِّفْ بَيْنَ قُلُوبِنَا كَمَا أَلَّفْتَ بَيْنَ الْمُهَاجِرِينَ وَاْلأَنْصَارِ

اَللَّهُمَّ رَبَّنَا تَـقَـبَّلْ مِنَّا صَلاَتَنَا… وَتُبْ عَلَيَّ إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ

وَتُبْ عَلَيَّ إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ, رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إِنَّكَ أَنتَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ

رَبَّنَا اَتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلاَ خِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبّى اْلعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُون وَالسَّلاَمُ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ

سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُونَ وَسَلَامٌ عَلَى الْمُرْسَلِينَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ

وَالسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

4. Teks Khutbah Idul Adha 2024

Tauhid Aktif Nabi Ibrahim

Oleh: Prof Dr Dadang Kahmad
Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah

إِنَّ الْحَمْدَ لله نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ لاَ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.

يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ. يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَآءً وَاتَّقُوا اللهَ الَّذِيْ تَسَآءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَامَ إِنَّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا. يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا. يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا. أَمَّا بَعْدُ: فَإِنْ أَصْدَقَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللهَ، وَخَيْرَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَشَّرَ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّارِ.

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحِسَانِ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ.

اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، لَا إِلَٰهَ إِلَّا اللَّهُ

اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، وَلِلَّهِ الْحَمْدُ

Ma'asyiral Muslimin Rahimakumullah

Alhamdulillah, segala puji dan syukur  kita panjatkan kepada Allah SwT, karena atas rahmat dan karunia-Nya, kita di pagi yang indah ini bisa berkumpul bersama menikmati hangatnya sinar mentari, dan segarnya udara di pagi  sambil mengumandangkan takbir, tahmid dan tahlil sebagai ekspresi mengagungkan Ilahi Rabbi, dan melaksanakan shalat sunah dua rakaat Idul Adha sebagai upaya pendekatan diri kepada Allah Yang Maha Kuasa yang telah melimpahkan nikmat dan karunia-Nya kepada kita semua.

Kita bertakbir tanda bersyukur kepada Allah SwT karena telah dipanjangkan usia di anugerahi hidup sehat, sehingga bisa mengalami kembali Idul Adha tahun ini. Tidak terasa lama waktu berlalu, masa berjalan, satu tahun serasa sebulan, sebulan serasa seminggu dan seminggu serasa sehari.

Begitu singkat waktu kita rasakan, pertanda betapa perjalanan hidup kita demikian cepat, umur kita semakin pendek, memangkas kesempatan berlama tinggal di dunia  dan kuburan yang kita benci kian hari semakin mendekat, Allahu Akbar. Pantas Allah mengingatkan kita dalam surat al-Ashr ayat 1-3.

وَٱلۡعَصۡرِ إِنَّ ٱلۡإِنسَٰنَ لَفِي خُسۡرٍ إِلَّا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَعَمِلُواْ ٱلصَّٰلِحَٰتِ وَتَوَاصَوۡاْ بِٱلۡحَقِّ وَتَوَاصَوۡاْ بِٱلصَّبۡرِ  

"Demi massa sesungguhnya manusia ada dalam kerugian kecuali orang-orang yang beriman, yang beramal sholeh dan orang yang saling bernasihat dalam kebenaran dan kesabaran."

Oleh karena itu, marilah kita bersama-sama meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SwT dengan sepenuh hati. Kita niatkan di dalam hati, bahwa ibadah di pagi hari ini merupakan langkah awal kita, memulai perjalanan hidup yang penuh ketaatan dan ketabahan sebagaimana ketaatan para Nabi dan Shalihin.

اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ 

Jamaah Id yang berbahagia

Idul Adha adalah saat kita diingatkan kembali kepada riwayat perjalanan seorang Nabi teladan, seorang Nabi yang penuh dengan uswah hasanah. Dengan ketekunannya mencari Tuhan pencipta sekaligus pemelihara alam semesta. Dialah Nabi Ibrahim as.

Dengan daya nalar yang kritis, Nabi Ibrahim melihat keberadaan alam semesta yang sangat indah dan teratur tidak mungkin kalau tidak ada penciptanya. Maka setelah pengembaraan pikirannya mencari Tuhan, maka akhirnya beliau menemukan jawaban seperti yang dinyatakan dalam Al Quran:

فَلَمَّا رَءَا ٱلشَّمۡسَ بَازِغَةٗ قَالَ هَٰذَا رَبِّي هَٰذَآ أَكۡبَرُۖ فَلَمَّآ أَفَلَتۡ قَالَ يَٰقَوۡمِ إِنِّي بَرِيٓءٞ مِّمَّا تُشۡرِكُونَ إِنِّي وَجَّهۡتُ وَجۡهِيَ لِلَّذِي فَطَرَ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضَ حَنِيفٗاۖ وَمَآ أَنَا۠ مِنَ ٱلۡمُشۡرِكِينَ  

"Kemudian ketika dia melihat matahari terbit, dia berkata, "Inilah Tuhanku, ini lebih besar." Tetapi ketika matahari terbenam, dia berkata, "Wahai kaumku! Sungguh, aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan." Sesungguhnya aku menghadapkan wajahku (hanya) kepada Yang menciptakan langit dan bumi dengan (mengikuti) agama yang lurus dan aku bukanlah termasuk orang-orang musyrik" ( QS al-An’am 78-79).

Hadirin yang berbahagia, 

Keyakinan tauhid Nabi Ibrahim adalah tauhid aktif yaitu tauhid dengan diiringi oleh amal shaleh dan amar makruf nahi munkar. Beliau melaksanakan shalat dan zakat serta berbuat baik kepada sesama manusia. Kepada bapaknya, walaupun berbeda agama tetap hormat bahkan dimintakan ampun kepada Allah.

Menurut riwayat yang mashur, Nabi Ibrahim senang  memberi makan orang lain. Setiap makan beliau selalu ingin mengajak orang lain makan walau harus berjalan jauh untuk menemukan orang yang mau diajak makan bersama.

Dalam melakukan amar makruf nahi munkar, beliau tunjukkan dengan berdakwah kepada keluarganya dan kepada kaumnya bahkan kepada penguasa pada zamannya. Beliau berdakwah dengan menyeru menghentikan penyembahan kepada patung-patung dan hawa nafsu dan menyeru untuk  menyembah hanya kepada Allah Subhanahuwata'ala saja.

Sehingga Nabi Ibrahim menerima konsekuensi dari dakwahnya, dijatuhi hukuman dengan dibakar hidup-hidup di depan umum. Dengan keyakinan dan iman yang kuat kepada Allah, tawakal dan berdoa, maka Allah menyelamatkan Nabi Ibrahim dengan memerintahkan kepada api supaya dingin sehingga bisa menyelamatkan Nabi Ibrahim dari kobaran api yang menyala-nyala.(QS, al-Anbiya:69).

قُلۡنَا يَٰنَارُ كُونِي بَرۡدٗا وَسَلَٰمًا عَلَىٰٓ إِبۡرَٰهِيمَ  

Kami berfirman: "Hai api menjadi dinginlah, dan menjadi keselamatanlah bagi Ibrahim."

اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ

Pelajaran dari sejarah Nabi Ibrahim kita dapat mengambil uswah hasanah dari beliau, bahwa iman itu harus hidup dan aktif. Bukan iman yang pasif dan statis. Iman aktif itu iman yang diekspresikan dalam tindakan amal sosial atau hablu min an-naas, melaksanakan amar makruf nahi munkar, serta berakhlak baik dalam pergaulan dengan sesama manusia.

Banyak sekali ayat Al-Qur'an maupun al-Hadits yang menyatakan bahwa indikator iman itu adalah amal baik dan akhlak karimah. Di antaranya hadits yang berbunyi:

عَنْ أَبِي حَمْزَةَ أَنَسٍ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ - خَادِمِ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: " لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لِأَخِيْهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ " رَوَاهُ البُخَارِيُّ وَمُسْلِمٌ

Artinya: "Dari Abu Hamzah Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu, pembantu Rasulullah saw, dari Nabi saw bersabda, 'Salah seorang di antara kalian tidaklah beriman (dengan iman sempurna) sampai ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri.'" (HR. Bukhari dan Muslim).

Orang beriman harus ikut aktif melakukan kerja-kerja yang bermanfaat termasuk dalam hal ini ikut memakmurkan bumi dan memelihara bumi dari kerusakan. Bagi orang mukmin ketika melihat kerusakan lingkungan, maka dia akan ikut aktif untuk memperbaikinya. Supaya bumi tetap layak untuk dihuni dan nyaman untuk ditinggali. Sebab bumi sekarang menurut para ahli sudah dapat dirasakan dan terasa panas serta penuh sesak dihuni oleh 8 miliar penduduk sehingga terasa sempit. 

Bumi sudah datar, panas dan penuh sesak diakibatkan oleh kerusakan lingkungan sehingga menyebabkan terjadi perubahan iklim. Berbagai bencana sudah terjadi: banjir, topan dan tanah longsor mengakibatkan kerugian manusia.

Kenaikan suhu bumi dan diprediksi tahun 2050 Indonesia akan ditimpa suhu udara panas. Sehingga banyak tempat di bumi ini yang mengalami kekeringan dan terjadi gagal panen pertanian sehingga terjadi kekurangan pangan yang parah. Akan terjadi pengungsian besar-besaran dari daerah kering miskin ke daerah yang subur makmur. Menurut perkiraan para ahli akan terjadi sekitar 200 juta orang menjadi pengungsi pada tahun 2050.

Melihat kenyataan dan prediksi tersebut di atas selayaknya kita kaum muslimin prihatin dan berusaha menjadi terdepan untuk ikut andil untuk mengurangi kerusakan dan ikut memperbaiki keadaan Bumi. Mencegah kerusakan dan memelihara kesuburan bumi adalah perintah Allah supaya manusia selalu berbuat kebaikan. 

۞وَإِلَىٰ ثَمُودَ أَخَاهُمۡ صَٰلِحٗاۚ قَالَ يَٰقَوۡمِ ٱعۡبُدُواْ ٱللَّهَ مَا لَكُم مِّنۡ إِلَٰهٍ غَيۡرُهُۥۖ هُوَ أَنشَأَكُم مِّنَ ٱلۡأَرۡضِ وَٱسۡتَعۡمَرَكُمۡ فِيهَا فَٱسۡتَغۡفِرُوهُ ثُمَّ تُوبُوٓاْ إِلَيۡهِۚ إِنَّ رَبِّي قَرِيبٞ مُّجِيبٞ  

Artinya: Dan kepada Tsamud (Kami utus) saudara mereka Shaleh. Shaleh berkata: "Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada bagimu Tuhan selain Dia. Dia telah menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu pemakmurnya, karena itu mohonlah ampunan-Nya, kemudian bertobatlah kepada-Nya, Sesungguhnya Tuhanku amat dekat (rahmat-Nya) lagi memperkenankan (doa hamba-Nya)".  (QS Hud ayat 61)

Sebaliknya kaum Muslimin jangan sampai ikut andil walau sedikit pun untuk menambah kerusakan di bumi ini karena Allah berfirman: 

وَلَا تُفۡسِدُواْ فِي ٱلۡأَرۡضِ بَعۡدَ إِصۡلَٰحِهَا وَٱدۡعُوهُ خَوۡفٗا وَطَمَعًاۚ إِنَّ رَحۡمَتَ ٱللَّهِ قَرِيبٞ مِّنَ ٱلۡمُحۡسِنِينَ  

Artinya: "Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik. (QA al-A’raf ayat 56).

Iman yang aktif adalah keyakinan yang diejawantahkan dalam bentuk amal shaleh atau amal yang bermanfaat bagi diri sendiri, keluarga, tetangga serta masyarakat pada umumnya serta bermanfaat bagi kelestarian alam semesta. Iman aktif jika dimanifestasikan dalam perayaan Idul Adha adalah di samping shalat Id juga kita dianjurkan untuk menyembelih hewan kurban.

Iman aktif seseorang tidak hanya memiliki kesalehan individual juga dia melaksanakan kesalehan sosial. Kurban adalah salah satu bentuk kesalehan sosial yang berimplikasi kepada keberagamaan kita. Barangsiapa yang mampu lalu tidak berkurban, maka ancamannya tidak boleh mendekat kepada tempat shalat kami (Rasul saw). 

اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَ 

Hadirin yang berbahagia

Di akhir khutbah ini, khatib ingin mengajak kita semua memanfaatkan kesempatan yang ada untuk selalu berbuat baik. Mumpung masih diberi kesempatan hidup oleh Allah yang  entah sampai kapan sisa umur ini masih ada.

Sungguh alangkah indahnya jika umur yang tersisa ini kita gunakan untuk hal hal yang bermanfaat sehingga menjadi umur yang dipenuhi kasih sayang Allah, umur yang dipenuhi barakah Allah.

Harta yang kita punya, mari kita gunakan untuk kepentingan kebaikan, kita gunakan untuk meraih kesenangan di akhirat yang abadi. Jangan sampai kita menyesal berkepanjangan ketika kita berada di alam keabadian. 

Untuk menguatkan keimanan kita agar menjadi iman aktif  marilah kita memanjatkan doa ke hadirat Allah SwT. Dan kita yakin doa ini akan diamini para malaikat juga akan dikabulkan Allah SwT. 

اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، وَلِلَّهِ الْحَمْدُ

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. حَمْدًا يُوَافِيْ نِعَمَهُ وَيُكَافِئُ مَزِيْدَهُ

يَا رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ كَمَا يَنْبَغِيْ لِجَلاَلِ وَجْهِكَ الْكَرِيْمِ وَعَظِيْمِ سُلْطَانِكَ

. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ

اللّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالمـُسْلِمَاتِ وَالمُؤْمِنِيْنَ وَالمـُؤْمِنَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ اِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَاتِ فيَا قَاضِيَ الحَاجَاتِ.

اللّهُمَّ اِنَّا نَسْأَلُكَ سَلاَمَةً فِى الدِّيْنِ وَعَافِيَةً فِى الْجَسَدِ وَزِيَادَةً فِى الْعِلْمِ وَبَرَكَةً فِى الرِّزْقِ وَتَوْبَةً قَبْلَ الْمَوْتِ وَرَحْمَةً عِنْدَ الْمَوْتِ وَمَغْفِرَةً بَعْدَ الْمَوْتِ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.

رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِن لَّدُنكَ رَحْمَةً ۚ إِنَّكَ أَنتَ ٱلْوَهَّابُ.

رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا.

اللَّهُمَّ أَعِزَّ الْإِسْلَامَ وَالْمُسلِمِين وَاجْمَعْ كَلِمَةَ الْمُسْلِمِينَ عَلَى الْحَقِّ يَا رَبَّ الْعَلَمِينَ.

اَللَّهُمَّ أَلِّفْ بَيْنَ قُلُوبِنَا كَمَا أَلَّفْتَ بَيْنَ الْمُهَاجِرِينَ وَاْلأَنْصَارِ

اَللَّهُمَّ رَبَّنَا تَـقَـبَّلْ مِنَّا صَلاَتَنَا… وَتُبْ عَلَينَا إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ

رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إِنَّكَ أَنتَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُونَ  وَسَلَامٌ عَلَى الْمُرْسَلِينَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ

5. Teks Khutbah Idul Adha 2024

Keutamaan Kurban bagi Orang Beriman

Oleh: Deri Adlis

الحَمْدُ للهِ الَّذِي هَدَى الْمُتَّقِيْنَ الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيْمَ وَفَضَّلَهُمْ بِالْفَوْزِ الْعَظِيْمِ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلهَ إِلَّا اللهُ الرَّحْمنُ الرَّحِيْمُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا أَفْضَلُ الْمُرْسَلِيْنَ، اللّهُمَّ فَصَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ ذِي الْقَلْبِ الْحَلِيْمِ وَآلِهِ الْمَحْبُوْبِيْنَ وَأَصْحَابِهِ الْمَمْدُوْحِيْنَ وَمَنْ تَبِعَ سُنَّتَهُ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنَ، وَبَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ أُوْصِيْنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ وَنَجَا الْمُطِيْعُوْنَ.

فَقَالَ الله تَعَالىٰ :يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا اتَّقُوا اللّٰهَ حَقَّ تُقٰتِهٖ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَاَ نْـتُمْ مُّسْلِمُوْنَ.

فَـصَـلِّ لـِرَّبِّـكَ وَانْـحَـرْ.

اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَر اَللهُ أَكْبَرُ وَللهِ اْلحَمْدُ.

Kaum muslimin yang dirahmati Allah

Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT yang masih memberikan limpahan nikmatNya kepada kita. Di antara limpahan nikmat tersebut adalah nikmat umur panjang dan nikmat kesehatan.

Ini adalah nikmat terbesar yang diberikan Allah. Kita yakin dan percaya tanpa adanya dua nikmat ini, kita pasti tak akan bisa atau mampu melangkahkan kaki, mengayunkan tangan datang ke tempat ini untuk bersujud kepada Allah SWT.

Maka, selagi Allah SWT memberikan dua nikmat ini kepada kita, maka jangan sia–siakan untuk meningkatkan ibadah kita kepada Allah SWT.

Shalawat dan salam mari kita haturkan kepada Rasulullah Saw.

اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَر اَللهُ أَكْبَرُ وَللهِ اْلحَمْدُ.

Kaum muslimin yang dirahmati Allah

Wujud dari rasa syukur terhadap nikmat yang telah Allah berikan adalah dengan bertaqwa kepada Allah SWT yaitu dengan menjalankan segala yang diperintahkan Allah dan menjauhi segala larangannya.

Kemudian menjalankan segala yang diperintahkannya itu, juga mesti diiringi dengan rasa keimanan yang tinggi, bahwa tiada satu pun yang berhak disembah kecuali Allah SWT.

Kemudian juga diiringi dengan rasa diawasi oleh Allah sehingga diri ini merasa malu ketika enggan menjalankan segala yang diperintahkan.

Kemudian rasa takut, karena di balik perintah tersebut pasti ada yang akan ditimpakan ketika kita enggan menjalankan perintah tersebut.

اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَر اَللهُ أَكْبَرُ وَللهِ اْلحَمْدُ.

Kaum muslimiin yang dirahmati Allah

Jika ketakwaan ini sudah tertanam dan mendarah daging dalam diri kita, yakinlah terhadap janji yang Allah berikan kepada kita berupa kelapangan dan keberkahan rezeki, kemudahan dalam segala urusan.

Serta, jalan keluar atau kemudahan terhadap persoalan kehidupan yang kita jalani akan kita dapatkan.

Allah berfirman dalam surat At-Talaq:

وَمَنْ يَّـتَّـقِ اللّٰهَ يَجْعَلْ لَّهٗ مَخْرَجًا.

Barang siapa betakwa kepada Allah niscaya Dia akan membukakan jalan keluar baginya.

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

وَّيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ

 وَمَنْ يَّتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ فَهُوَ حَسْبُهٗ …

Dan Dia memberikan rezekinya dari arah yang tidak disangka-sangka. Dan barang siapa yang bertawakal kepada Allah, Niscaya Allah akan mencukupkan keperluannya.

( QS. At-Thalaq:2-3)

اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَر اَللهُ أَكْبَرُ وَللهِ اْلحَمْدُ.

Kaum muslimin yang dirahmati Allah

Allah SWT tidak memandang memandang dan menilai seseorang dari suku dia berasal, atau dari kepemilikan harta, kedudukan, pangkat dan jabatan. Begitu pula dari rupa dan paras seseorang. Tapi Allah SWT menilai dari ketaqwaan kita.

اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَر اَللهُ أَكْبَرُ وَللهِ اْلحَمْدُ.

Kaum muslimin yang dirahmati Allah

Tanpa disangka-sangka Allah SWT kembali mempertemukan kita di hari Idul Adha atau dalam istilah lainnya juga dikenal dengan udhiyah yang artinya hewan yang disembelih pada hari raya idul adha.

Idul Adha merupakan ibadah sembelihan hewan kurban yang kita laksanakan sebagai bentuk wujud rasa syukur kita kepada Allah yang telah memberikan nikmat yang banyak kepada kita, yang diawali dengan salat dua rakaat yang telah kita kerjakan barusan ini.

Allah SWT berfirman :

فَـصَـلِّ لـِرَّبِّـكَ وَانْـحَـرْ.

Maka dirikanlah salat dan berkurbanlah.(QS.Al-kautsar:2).

Selain dari ayat di atas, syariat Idul kurban juga dapat kita lihat dalam surat Al-Hajj ayat 36

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

وَا لْبُدْنَ جَعَلْنٰهَا لَـكُمْ مِّنْ شَعَآئِرِ اللّٰهِ لَـكُمْ فِيْهَا خَيْرٌ ۖ فَا ذْكُرُوا اسْمَ اللّٰهِ عَلَيْهَا صَوَآ فَّ ۚ فَاِ ذَا وَجَبَتْ جُنُوْبُهَا فَكُلُوْا مِنْهَا وَاَ طْعِمُوا الْقَا نِعَ وَا لْمُعْتَـرَّ ۗ كَذٰلِكَ سَخَّرْنٰهَا لَـكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ.

"Dan unta-unta itu Kami jadikan untukmu bagian dari syiar agama Allah, kamu banyak memperoleh kebaikan padanya. Maka sebutlah nama Allah (ketika kamu akan menyembelihnya) dalam keadaan berdiri (dan kaki-kaki telah terikat). Kemudian apabila telah rebah (mati), maka makanlah sebagiannya dan berilah makan orang yang merasa cukup dengan apa yang ada padanya (tidak meminta-minta) dan orang yang meminta. Demikianlah Kami tundukkan (unta-unta itu) untukmu agar kamu bersyukur."

(QS. Al-Hajj :36)

Selain al-Quran seperti yang disebutkan dua ayat di atas, tata pelaksanaan ibadah kurban juga didasari oleh hadis dari Rasulullah. Bahkan salah satu dari hadisnya memberikan peringatan bagi kita yang enggan menjalankan ibadah kurban.

Dari Abi hurairah ra berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Siapa yang memiliki kelapangan tapi tidak menyembelih kurban, janganlah mendekati tempat shalat kami". (HR. Ahmad, Ibnu Majah dan Al-Hakim)

اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَر اَللهُ أَكْبَرُ وَللهِ اْلحَمْدُ.

Kaum muslimin yang dirahmati Allah

Hadis di atas, setidaknya memberikan sinyal yang menunjukan kepada kita betapa pentingnya ibadah kurban itu kita laksanakan.

Oleh karena itu khatib mengajak kita semua kalau pada saat kita tidak mampu untuk berkurban, maka setelah ini kita mulai meniatkan dan membulatkan tekat kita untuk melaksanakan kurban di tahun besok. Kita harus menargetkan dan memaksakan diri kita tahun depan saya harus berkurban.

Kalau tidak bisa kita lakukan secara tunai, maka dapat kita lakukan dengan cara membayarnya secara berangsur-angsur. Sebab dia merupakan ibadah yang paling dicintai Allah. Di hari kiamat nanti Allah syafaat bagi mereka yang berkurban.

Dari Aisyah ra bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Tidaklah seorang anak Adam melakukan pekerjaan yang paling dicintai Allah pada hari nahr kecuali mengalirkan darah (menyembelih hewan kurban). Hewan itu nanti pada hari kiamat akan datang dengan tanduk, rambut dan bulunya. Dan darah itu di sisi Allah SWT segera menetes pada suatu tempat sebelum menetes ke tanah." (HR. Tirmizy 1493 dan Ibnu Majah 3126).

Selain daripada itu, ibadah kurban termasuk merupakan ibadah yang utama. Sisi keutamaannya pada kita adalah dengan bersandingnya dua perintah yaitu salat dan berkurban sekaligus dalam surat al-Kautsar ayat 2.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah ketika menafsirkan ayat ini menguraikan bahwa Allah SWT memerintahkan Nabi Muhammad SAW untuk mengumpulkan dua ibadah yang agung ini yaitu shalat dan menyembelih kurban.

Hal ini menunjukkan sikap taqarrub, tawadhu', merasa butuh kepada Allah SWT, husnuzhan, keyakinan yang kuat dan ketenangan hati kepada Allah SWT, janji, perintah, serta keutamaan-Nya.

Oleh sebab itulah, dalam surat lain Allah SWT menggandengkan keduanya dalam firman-Nya:

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

قُلْ اِنَّ صَلَا تِيْ وَنُسُكِيْ وَ مَحْيَايَ وَمَمَا تِيْ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ .

"Katakanlah (Muhammad), 'Sesungguhnya salatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan seluruh alam,'" (QS. Al-An'am : 162)

Walhasil, shalat dan menyembelih kurban adalah ibadah paling utama yang dapat mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Beliau juga menegaskan: "Ibadah harta benda yang paling mulia adalah menyembelih kurban, sedangkan ibadah badan yang paling utama adalah shalat."

Wahai orang-orang beriman yakinlah ibadah kurban yang kita kerjakan ini, tidak akan membuat kita rugi. Karena Allah pasti memberikan balasan, kebaikan, serta keselamatan dan keberkahan bagi kita yang selalu menjalankan segala yang diperintahkannya.

 نَصْرٌ مِّنَ اللّٰهِ وَفَـتْحٌ قَرِيْبٌ , وَبَشِّرِ الْمُؤْمِنِيْنَ

Khutbah II

اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ.

اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا

أَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ

اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَالدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَاوَاِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ

(Tribunnews.com/Sri Juliati)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas