Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Lifestyle

KPAI Khawatirkan Nasib Anak Cut Intan Nabila, Bisa Alami Trauma Akibat Saksikan KDRT Orangtua

Komisioner KPAI Diyah Puspitarini mengatakan anak selebgram Cut Intan Nabila bisa alami trauma akibat kekerasan yang dilakukan oleh ayahnya.

Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Anita K Wardhani
zoom-in KPAI Khawatirkan Nasib Anak Cut Intan Nabila, Bisa Alami Trauma Akibat Saksikan KDRT Orangtua
kolase/instagram/dok Tribun Bogor
Selebgram Cut Intan Nabila mengalami nasib pilu. Ia menjadi korban KDRT dari suaminya. Sang selebgram yang jago main pedang harus keok di tangan suami. Komisioner KPAI Diyah Puspitarini mengatakan anak selebgram Cut Intan Nabila bisa alami trauma akibat kekerasan yang dilakukan oleh ayahnya. 

Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Diyah Puspitarini mengatakan anak selebgram Cut Intan Nabila bisa mengalami trauma akibat kekerasan yang dilakukan oleh ayahnya kepada sang ibu.

Dalam video yang beredar di media sosial, tampak anak yang masih bayi tersebut berada di kasur yang sama tempat Cut Intan mendapatkan kekerasan dari suaminya.

Baca juga: Suami Selebgram Cut Intan Nabila Menghilang, KPAI Minta Polisi Segera Tangkap!

Bahkan bayi tersebut sempat tertendang oleh suami Cut Intan Nabila.

Terkait hal ini, Diyah mengatakan anak Cut Intan Nabila bisa mengalami trauma secara psikis dan fisik.

"Mungkun masih bayi belum paham, namun pendengaran dan rasa itu bisa membuat mereka trauma," ujar Diyah kepada Tribunnews.com, Rabu (14/8/2024).

Baca juga: Nasib Pilu Selebgram Cut Intan Nabila, Biasa Adu Pedang di Arena Anggar, Kini Jadi Korban KDRT Suami

Diyah mengatakan hingga kini anak Cut Intan Nabila belum divisum. Pasalnya, keluarga Cut Intan Nabila belum memberikan izin visum kepada anaknya.

Berita Rekomendasi

"Anak hanya diperiksa dokter dan belum mendapat izin dari keluarga untuk divisum," ucap Cut Intan Nabila.

KPAI mencatat tahun lalu, anak balita yang menjadi korban KDRT cukup tinggi. Diyah mengungkapkan bahwa pelakunya adalah ayahnya sendiri.

"Mengapa hal ini terjadi, karena pengasuhan salah, konflik orang tua hingga masalah ekonomi, dan anak-anak ini secara fisik lemah dan belum bisa memberontak sehingga terkadang menjadi pelampiasan emosi orang tua," pungkas Diyah.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Terkait

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas