Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Lifestyle

Teks Khutbah Jumat 4 Oktober 2024: Ikhtiar dan Tawakkal, Kunci Hadapi Masalah Hidup

Contoh teks khutbah Jumat 4 Oktober 2024, mengangkat tema kunci menghadapi masalah hidup, umat Islam agar senantiasa bertakwa dan berikhtiar.

Penulis: Muhammad Alvian Fakka
Editor: Bobby Wiratama
zoom-in Teks Khutbah Jumat 4 Oktober 2024: Ikhtiar dan Tawakkal, Kunci Hadapi Masalah Hidup
Tribunnews/Danang Triatmojo
Masjid Istiqlal, di Jakarta Pusat - Contoh teks khutbah Jumat 4 Oktober 2024, mengangkat tema kunci menghadapi masalah hidup, umat Islam agar senantiasa bertakwa dan berikhtiar. 

TRIBUNNEWS.COM - Contoh teks khutbah Jumat 4 Oktober 2024.

Naskah khutbah Jumat 1 Rabiul Akhir 1446 H dalam artikel ini mengangkat tema kunci menghadapi masalah hidup.

Dalam khutbah Jumat 4 Oktober 2024 ini diterangkan akan pentingnya umat Islam agar senantiasa bertakwa ketika menghadapi kesulitan hidup.

Khotib dapat mengajak umat Islam meningkatkan iman dan takwa, serta berikhtiar.

Adapun contoh teks khutbah Jumat ini dapat dibacakan ketika khutbah salat Jumat hari ini, Jumat 4 Oktober 2024.

Simak contoh khutbah jumat berikut ini, dilansir dari laman Pondok Pesantren Tebuireng.

Khutbah Jumat: Ikhtiar dan Tawakkal, Kunci Hadapi Masalah Hidup

Oleh: Dr. KH. Nur Hannan, Lc. M.H.I.

الحَمْدُ لِلهِ الذِيْ وَفَّقَ مَنْ شَاءَ مِنْ عِبَادِهِ لِمَكَارِمِ الأَخْلَاقِ، وَهَدَاهُمْ لِمَا فِيْهِ فَلَاحِهِمْ وَسَعَادَتِهِمْ فِيْ الدُنْيَا وَيَوْمَ التَلَاقِ
وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، الملك الكريم الخلاق، وأشهد أن محمدًا عبده ورسوله أفضل الخلق على الإطلاق، صلى الله عليه وعلى آله وأصحابه ومن تبعهم بإحسان، وسلم تسليمًا اَمَّا بَعْدُ اُوْصِي نَفْسِيْ وَاِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ المُتَّقُوْنَ

Jamaah Jumat Rahimakumullah

Berita Rekomendasi

Pada kesempatan yang sangat mulia ini, saya berwasiat untuk diri saya sendiri khususnya, serta kepada para jamaah agar kita senantiasa berusaha meningkatkan kualitas ketakwaan kita kepada Allah. Dengan menjalankan apa yang diperintahkan dan meninggalkan apa yang dilarang. Karena takwa merupakan bekal yang terbaik bagi kita menjalani kehidupan ini, termasuk kehidupan di akhirat kelak.

Allah SWT berfirman:

وَمَن یَتَّقِ ٱللَّهَ یَجۡعَل لَّهُۥ مَخۡرَجࣰا وَیَرۡزُقۡهُ مِنۡ حَیۡثُ لَا یَحۡتَسِبُۚ وَمَن یَتَوَكَّلۡ عَلَى ٱللَّهِ فَهُوَ حَسۡبُهُۥۤۚ إِنَّ ٱللَّهَ بَـٰلِغُ أَمۡرِهِۦۚ قَدۡ جَعَلَ ٱللَّهُ لِكُلِّ شَیۡءࣲ قَدۡرࣰا

“Barangsiapa bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan membukakan jalan keluar baginya,Dan Dia memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya. Dan barangsiapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan-Nya. Sungguh, Allah telah mengadakan ketentuan bagi setiap sesuatu.” (Q.S. Ath-Thalaq: 2-3)

Takwa merupakan jalan bagi kita ketika kita menghadapi kesulitan hidup. 

Baca juga: Contoh Teks Khutbah Jumat: Maulid Nabi Muhammad SAW

Ketakwaan itu membuka jalan dari Allah SWT sehingga muncul solusi dari segala permasalahan di kehidupan. 

Bahkan di dalam ayat ini ditegaskan ketika orang mengalami kesulitan rezeki dalam kehidupan sehari-hari, maka takwa adalah solusi. 

Sebab dengan takwa Allah akan memberi rezeki pada orang tersebut dari jalan yang tidak disangka-sangka.

Permasalahan dalam kehidupan merupakan sebuah keniscayaan. Setiap dari kita pasti memiliki masalah dalam hidup. Tidak ada seorang pun di dunia ini yang terhindar dari masalah. 

Entah dia itu kaya atau miskin, berilmu atau tidak. Masalah merupakan cara Allah menguji hamba-Nya untuk menilai siapa di antara hamba-Nya yang baik amalnya.

Sehingga bagi kita yang beriman saat menghadapi masalah apa pun, maka kita harus berusaha menyelesaikan masalah tersebut dengan sebaik-baiknya. 

Jangan lari dari masalah, tetaplah berikhtiar, karena lari dari masalah akan menghadapi masalah yang lebih besar. 

Setelah ikhtiar, hal yang diperlukan adalah bertawakal. Sebagaimana dalam Al-Quran:

فَإِذَا عَزَمۡتَ فَتَوَكَّلۡ عَلَى ٱللَّهِۚ إِنَّ ٱللَّهَ یُحِبُّ ٱلۡمُتَوَكِّلِینَ

“Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sungguh, Allah mencintai orang-orang yang bertawakal.” (Q.S. Ali ‘Imran: 159)

Jamaah Jumat Rahimakumullah

Ikhtiar dan tawakal adalah satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Ibarat mendayung perahu, ikhtiar merupakan dayung sebelah kanan dan tawakkal merupakan dayung sebelah kiri. 

Jika dayung itu kita gunakan secara seimbang, maka kita dapat sampai di tepian dengan lancar. Lain halnya ketika satu dayung saja yang dikayuh, maka kita akan berputar di situ saja.

Kesatuan antara ikhtiar dan tawakkal ini dapat kita ambil contoh dalam sebuah hadis. 

Diceritakan suatu hari saat Rasulullah akan mengerjakan shalat Asar di Madinah, tiba-tiba datang seorang yang membawa unta merah—harganya mahal—dan melepaskan untanya begitu saja. 

Kemudian ia memasuki masjid untuk ikut shalat berjamaah. Mengetahui hal ini Rasul bertanya, “Hai fulan, mengapa engkau lepaskan untamu?” Orang itu menjawab, “Aku bertawakal kepada Allah, kalau Allah takdirkan hilang, meski untaku diikat, pasti akan hilang. Akan tetapi jika Allah takdirkan tidak hilang, maka meski untanya dilepaskan tetapi tidak hilang.” 

Mendengar jawaban tersebut Rasulullah bersabda, “Ikatlah untamu, kemudian bertakwalah kepada Allah.”

Sehingga kita mengetahui tawakal saja tanpa ikhtiar tidak diperbolehkan dalam agama. 

Sampai-sampai dalam sebuah kisah sahabat Umar pernah menegur sahabat yang kerjanya hanya berdoa di masjid. Beliau mengingatkannya, “tidak ada hujan uang dari langit.”

Jamaah Jumat Rahimakumullah

Dari kisah ini dapat kita simpulkan, bahwa ikhtiar itu penting, dan tawakal juga penting. Karena dalam kehidupan nyata kita sering mengalami usaha yang tidak selamanya sepadan dengan asa. 

Ada misteri yang sering tak terjawab dari setiap tahap perjalanan hidup manusia. Terkadang kita sudah merasa sangat berusaha, namun hasilnya tak sesuai harapan. 

Di sisi lain kita sudah berusaha ala kadarnya, namun ternyata hasil yang didapat melebihi target yang dibuat. Dari semua yang ditakdirkan oleh Allah di hidup ini kita harus menegaskan sikap ridha. Rasulullah bersabda:

ومن سعادة ابن آدم رضاه بما قضاه الله ومن شقوة ابن آدم سخطه بما قضى الله عز وجل

“Di antara kebahagiaan anak Adam adalah ridha terhadap takdir Allah, dan di antara kesengsaraannya adalah benci terhadap takdir Allah.

Semoga kita senantiasa diberikan kekuatan oleh Allah untuk senantiasa melakukan ikhtiar-ikhtiar terbaik. Sebagai upaya pengabdian kita kepada-Nya. 

Semoga kita dianugerahkan keteguhan iman dan takwa agar senantiasa bertawakal kepada-Nya. Serta diberikan sikap ridha pada semua takdir yang diberikan pada Allah.

مَنۡ عَمِلَ صَـٰلِحࣰا مِّن ذَكَرٍ أَوۡ أُنثَىٰ وَهُوَ مُؤۡمِنࣱ فَلَنُحۡیِیَنَّهُۥ حَیَوٰةࣰ طَیِّبَةࣰۖ وَلَنَجۡزِیَنَّهُمۡ أَجۡرَهُم بِأَحۡسَنِ مَا كَانُوا۟ یَعۡمَلُونَ

بَارَكَ الله لِي وَلَكُمْ فِي اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنْ آيَةِ وَذِكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا فَأسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْم وَقُل رَّبِّ ٱغْفِرْ وَٱرْحَمْ وَأَنتَ خَيْرُ ٱلرَّٰحِمِينَ فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

(Tribunnews.com/Muhammad Alvian Fakka)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
Berita Populer
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas