Koalisi Gerindra dan PKB Dianggap Lebih Solid dan Nyata, Ini Alasannya
Rico menambahkan hanya koalisi Gerindra-PKB yang saat ini dianggap lebih mungkin, serta lebih mudah menjaga soliditas koalisi di Pilpres 2024 nanti.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bursa kadidat calon presiden dan calon wakil presiden (Capres-Cawapres) semakin menghangat setelah Partai NasDem mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai Capres 2024.
Bahkan menurut pengamat politik dari Media Survei Nasional (Median) Rico Marbun, sudah terlihat adanya usaha tarik-menarik diantara partai ataupun kandidat capres-cawapres, dalam membentuk koalisi partai politik.
"Yang sering didengung-dengungkan partai-partai dalam membentuk koalisi adalah persayaratan elektabilitas kandidat sebagai magnet dan penjaga soliditas parpol," katanya saat dihubungi, Rabu (26/10/2022).
Baca juga: NasDem: Koalisi Pilpres 2024 Harus Dibangun Setara, Tidak Boleh Menang-menangan
Namun, menurut Rico, pada tahapan kandidasi ini ada satu syarat yang mutlak dimiliki oleh semuanya partai yang hendak mengusung capres-cawapres dalam koalisi.
Yaitu ambang batas pencalonan presiden (presidential treshold) sebesar 20 persen kursi di DPR RI atau 25% suara di pemilu leguslatif.
"Dengan melihat persyaratan ini maka pada kenyataannya, semakin besar jumlah partai yang dibutuhkan untuk mengajukan calon. Juga akan semakin rumit menjaga soliditas partai untuk kepentingan Pilpres," katanya.
Melihat kondisi tersebut, menurutnya, dari kemungkinan koalisi yang mulai terbentuk saat ini maka koalisi Partai Gerindra dan PKB, dianggap relatif lebih mudah dalam mengajukan pasangan capres-cawapres, ketimbang Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) dan koalisi NasDem-Demokrat-PKS.
"Diperkirakan setiap poros koalisi akan mengalami kerumitan, karena untuk membentuk koalisi dibituhkan lebih dari dua partai untuk mengajukan capres-cawapres. Di situlah akan ada tarik-menarik kepentingan," katanya.
Selain PDIP yang memiliki golden ticket, Rico menambahkan hanya koalisi Gerindra-PKB yang saat ini dianggap lebih mungkin, serta lebih mudah menjaga soliditas koalisi di Pilpres 2024 nanti.
"Dari beberapa poros koalisi yang mulai terbentuk saat ini, baru koalisi Gerindra dan PKB yang lebih mungkin terbentuk dan akan relatif lebih solid. Mengingat hanya melibatkan dua partai dan tokoh yang dimajukan masing-masing dari internal kedua partai yaitu Prabowo dan Muhaimin Iskandar," pungkasnya.