Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pengamat Nilai KIB Pilih Pendekatan Kebijakan untuk Bangun Koalisi Permanen Menuju 2024

Menurutnya, KIB lebih mengedepankan pendekatan program atau kebijakan (policy oriented).

Penulis: Chaerul Umam
Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in Pengamat Nilai KIB Pilih Pendekatan Kebijakan untuk Bangun Koalisi Permanen Menuju 2024
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Pendukung Partai Golkar, Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Bersatu berjalan bersama ke gedung Komisi Pemilihan Umum (KPU), Jakarta, Rabu (10/8/2022). Tiga partai yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yakni Partai Golkar, PAN dan PPP mendaftarkan diri sebagai peserta pemilu 2024 secara bersama-sama ke Gedung KPU. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chaerul Umam

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Peneliti Center for Strategic International Studies (CSIS) Arya Fernandes mengungkapkan jelang Pemilu 2024, ada sejumlah inovasi dan inisiatif yang dilakukan partai.

Beberapa di antaranya adalah Partai Golkar, PPP, dan PAN yang tergabung Koalisi Indonesia Bersatu (KIB). Ketiganya berupa membangun koalisi yang lebih permanen.

"Misalnya KIB mencoba menginisiasi koalisi yang sifatnya lebih permanen. Dilakukan di tingkat pusat lalu mereka merancang sampai tingkat daerah," kata Arya dalam keterangannya, Kamis (3/11/2022).

Menurutnya, KIB lebih mengedepankan pendekatan program atau kebijakan (policy oriented). Hal itu bisa dilihat dari upaya mereka untuk mematangkan program kerja KIB selama 10 tahun ke depan.

"Policy oriented, jadi mereka merancang kebijakan yang kira-kira strategis di 2024. Kalau kita lihat kebijakan itu sifatnya futuristik, sebagian besar isu ekonomi," ujarnya.

Baca juga: Situasi KIB Masih Pelik, Terkesan Menunggu Langkah PDIP Dulu Siapa Calon Yang Diusung

Adapun, KIB meluncurkan Program Akselerasi Transformasi Ekonomi Nasional (PATEN) pada Agustus lalu dan akan dipertajam pada pertemuan di Makassar akhir pekan ini, Minggu, 6 November 2022.

BERITA TERKAIT

Dikatakan Arya, pilihan model pendekatan KIB berbeda dengan partai yang mengedepankan figur atau sosok.

"Tapi ada model lain misal yang dilakukan oleh Nasdem, memang pendekatannya lebih pada candidate orientasi," katanya.

Arya menegaskan pilihan model itu didasarkan dan dipengaruhi oleh kondisi dan situasi internal partai.

"Tergantung bagaimana situasi dan kondisi internal. Dalam KIB, mungkin policy oriented dikedepankan karena mereka belum sampai pada titik bagaimana cara memilih kandidat, siapa kandidat yang akan dipilih. Sehingga mulainya dengan program, policy," ujarnya.

Meski demikian, policy oriented akan berhadapan dengan arus utama publik yang lebih menjatuhkan pilihan pada figur.

"Publik kita memang sekarang masih candidate centris. Jadi faktor kandidat memang masih kuat pengaruhnya dalam hal mempengaruhi pilihan publik," ucapnya.

Arya menilai pendekatan policy oriented akan menemui titik terang ketika sudah menemukan kandidat yang pas dengan modal elektabilitas dan popularitas yang mumpuni.

"Tapi ketika mereka sudah ketemu kandidat yang mungkin juga populer, saya kira bisa terkompensasi," ujarnya.

Pilihan KIB dalam memilih model policy oriented juga bisa dipahami mengingat masih ada cukup waktu jelang Pemilu 2024. Selain itu, model pendekatan itu juga bisa lebih cocok dengan tujuan membangun koalisi permanen.

"Itu masih bisa dimaklumi, karena pilpres masih panjang. Tergantung situasi dan kebutuhan internal. Itu juga berdasarkan strateginya juga," pungkasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas