Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Demokrat Minta Jokowi Belajar dari SBY, Jangan Endorse Capres

Kamhar mengatakan selain tidak etis, endorse capres dan cawapres yang dilakukan Jokowi, juga berpotensi mencederai demokrasi.

Penulis: Fersianus Waku
Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Demokrat Minta Jokowi Belajar dari SBY, Jangan Endorse Capres
kolase Tribun Video
SBY dan Jokowi./Partai Demokrat mengkritik Jokowi yang kerap endorse capres. 

“Kenapa saya bilang contradiction? Ketika dalam format resmi, Pak Jokowi selalu memakai pendekatan normatif bahwa urusan pilpres itu urusannya partai politik, karena kebetulan Pak Jokowi di PDIP, tentu Bu Mega,” tuturnya dalam Satu Meja The Forum Kompas TV, Rabu (30/11/2022).

“Tapi dalam banyak kesempatan, buat saya genit, karena endorse-endorse yang tadi.”

Baca juga: PKS Sayangkan Pencabutan Izin Tempat Safari Politik Anies di Aceh

Menurut Mardani, sebagai seorang presiden yang juga kepala negara, apa pun yang diucapkan oleh Jokowi kan menjadi viral.

Oleh sebab itu, seharusnya jika ia ingin bersikap “genit” dan sebaiknya kegenitan itu dituangkan dalam wujud gagasan dan ide.

“Mestinya kalau mau genit, genit dalam ide dan gagasan. Gimana kita bisa bikin negara ini menjadi lebih maju, gimana bisa otonomi daerah, gimana pendidikan kita, nah, genit di situ bagus.”

Saat Budiman Tanuredjo menanyakan apakah meng-endorse merupakan kegenitan, Mardani mengatakan bahwa bagaimanapun enaknya posisi Jokowi, dia sudah selesai.

“Karena bagaimana pun enaknya, posisi beliau itu sebagai negarawan, beliau sudah selesai. Monggo saja serahkan tongkat estafet kepemimpinan Indonesia ke depan kepada generasi setelah saya.”

Berita Rekomendasi

“Semua orang baik, semua didukung, semua monggo berkontestasi kepada rakyat,” tuturnya.

Dengan menyebut nama satu atau dua sosok tokoh, lanjut Mardani, memang tidak ada larangan. Tetapi, secara etika, lanjut dia, sebaiknya Jokowi benar-benar netral.

“Nyebut satu dua, satu dua, memang tidak ada larangan, tapi buat saya, secara etika enaknya beliau betul-betul netral, karena beliau sebagai kepala pemerintaham beliau punya bobot politik.”

Menanggapi pernyataan Jokowi genit, politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Adian Napitupulu mengatakan wujud kegenitan adalah tarik ulur dalam berkoalisi.

“Kalau menurut saya, genit itu kalau tarik-ulur dalam bentuk koalisi, enggak kelar-kelar. Itu genit.”

“Goda-godain, lari. Goda-godain, lari. Koalisi, koalisi, koalisi yuk, enggak jadi lagi. Itu genit,” ucapnya.

Adian juga menanggapi pernyataan Mardani yang menyebut bahwa seharusnya Jokowi netral. Menurut Adian, kenetralan Jokowi muncul dalam benruk mendukung semua tokoh.

“Cara menyampaikan kenetralannya adalah dengan mendukung semuanya. Pernah dia bicara soal Prabowo dan sebagainya.”

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas