Cerita Dedi Miing Gumelar Disepelekan Masuk Parlemen karena Label Artis, Dianggap Tak Bisa Kerja
Dedi Miing Gumelar menyampaikan pandangannya terkait fenomena partai politik yang merekrut selebriti.
Editor: Anita K Wardhani
"Ada dua kelompok mereka antara kagum sama dia atau ada Rp50 ribuan atau tidak. Begitu kan? Ini
realitas. Pragmatisme masyarakat tidak bisa dibendung seperti itu," kata Miing.
Baca juga: Miing Bagito Beberkan Alasannya Gabung Partai Gelora: Setara, Bebas Berkarya
Masih menyangkut hal tersebut, menurutnya, ada elit-elit politik malas dan busuk yang mengajarkan
bahwa orang bisa disuap.
Budaya tersebut harus dihentikan segera agar melahirkan anggota Partai yang baik dan anggota-
anggota DPR yang baik.
"Kalau terus hanya orang yang memiliki kapital yang bisa masuk, saya kira nggak bisa kayak begitu," kata Miing yang berasal dari Suku Banten.
Dikenal Generasi 80an
Sebagai pelawak senior yang lahir tahun 1958, Miing memiliki cerita lucu saat diajak berfoto dengan
seorang wanita muda.
Dirinya yang kini berusia 64 tahun heran apabila ada generasi milenial yang mengetahui sosoknya.
";Suatu ketika di suatu seminar ada anak gadis, ngejar-ngejar saya minta foto, wah saya geer banget,
gile, gua setua ini masih ada anak gadis yang tahu saya, 'loh kamu mau foto sama saya? Iya iya'," cerita Miing.
Dedi Gumelar merupakan pendiri dan anggota grup komedi legendaris Indonesia, Bagito bersama
Tubagus Didin Pinasti dan Unang.
Generasi 80-an tidak asing dengan Miing yang saat itu menghiasi layar kaca dan radio.
Rupanya wanita yang meminta foto bareng dengannya itu karena disuruh oleh ibundanya.
Sebab ibunda dari wanita tersebut sangat mengidolakan Dedi Gumelar alias Miing Bagito.
"Saya udah geer aja nih, kenapa kamu tahu saya, katanya 'nggak waktu mau berangkat mamah saya
bilang, kalau ketemu pak Miing bilangin karena saya penggemar dari SMP', hahaha," cerita Miing.
"Jadi tetep fansnya ibunya," pungkas dia seraya tertawa.
Baca juga: Rumah Miing Bagito Pernah Kebanjiran, Rina Gunawan Terobos Genangan Antar Makanan Untuknya