Survei SMRC: Elektabilitas Gerindra Tertinggi Kedua, Dinilai Faktor Kedekatan Prabowo dan Jokowi
peningkatan elektabilitas Gerindra yang cukup drastis tersebut terjadi dalam tiga bulan terakhir terhitung sejak Desember 2022.
Penulis: Gita Irawan
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Tribunnews.com, Gita Irawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Survei SMRC terbaru terkait elektabilitas partai politik (parpol) yang dilakukan pada 2 sampai 11 Maret 2023 menunjukkan Partai Gerindra berada di posisi kedua tertinggi dengan 14,1 persen.
Selain itu jika dibandingkan dengan hasil Pemilu 2019, elektabilitas Gerindra juga mengalami peningkatan dari 12,6% menjadi 14,6%.
Direktur Riset SMRC Deni Irvani mengatakan peningkatan elektabilitas Gerindra yang cukup drastis tersebut terjadi dalam tiga bulan terakhir terhitung sejak Desember 2022.
Baca juga: Puncaki Survei SMRC Maret 2023, PDIP Dinilai Perlu Waspadai Elektabilitasnya yang Masih Naik Turun
Dalam tiga bulan, kata dia, elektabilitas Gerindra naik sekira 5% dari sebelumnya di bulan Desember yakni 8,9%.
Ia mengatakan hal tersebut kemungkinan disebabkan sejumlah faktor di antaranya posisi Gerindra yang berada di dalam pemerintahan.
"Tapi juga saya kira ada berbagai kemungkinan di antaranya sosialisasi yang dilakukan partai ini, kemudian kita juga melihat move politik yang dilakukan oleh Prabowo yang semakin dekat dengan Jokowi," kata Deni.
"Kemudian kemungkinan Prabowo sebagai calon Presiden itu juga mengalami penguatan," sambung dia.
Baca juga: Survei SMRC Maret 2023: Elektabilitas 3 Partai Ini Mengalami Peningkatan Dibanding Hasil Pemilu 2019
Menurutnya selain itu bentuk sosialisasi lewat media sosial yang dilakukan oleh Prabowo secara bersamaan berdampak pada Gerindra.
"Memiliki dampak terhadap partai ini dalam tiga bulan terakhir terutama, itu bisa menaikan elektabilitas partai ini bahkan di atas hasil Pemilu 2019," kata dia.
"Tetapi tidak stabil ya Gerindra itu, kadang naik, kadang turun, tidak stabil berada di atas, masih perlu kita lihat terus sejauh mana partai ini bisa bertahan di atas hasil pemilu 2019," sambung dia.
Metodologi Survei
Survei tersebut dilakukan melalui wawancara tatap muka oleh pewawancara yang sudah dilatih pada 2 sampai 11 Maret 2023.
Populasi survei adalah seluruh warga negara Indonesia yang punya hak pilih dalam pemilihan umum yaitu mereka yang sudah berusia 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah ketika survei dilakukan.
Dari populasi tersebut dipilih sampel secara random (stratified multistage random sampling) sebanyak 1220 responden.
Baca juga: Safari Politik Anies di Jatim, Pengamat: Ingin Dongkrak Elektabilitas Saingi Prabowo dan Ganjar
Response rate (responden yang dapat diwawancarai secara valid) sebesar 87% atau 1061 orang
Sebanyak 1061 responden tersebut yang dianalisis.
Margin of error survei dengan ukuran sampel tersebut diperkirakan sebesar ± 3,1% pada tingkat kepercayaan 95% (asumsi simple random sampling).
Dilakukan juga quality control dengan cara mensupervisi hasil wawancara secara random sebanyak 20% dari total sampel dan tidak ditemukan masalah berarti dalam proses tersebut.
Telah dilakukan juga validasi sampel dengan cara membandingkan karakteristik sampel dengan populasi dari berbagai variabel demograsi di antaranya, gender, desa-kota, usia, agama, etnis, pendidikan, dan juga wilayah atau provinsi.
Dari proses validasi tersebut sampel dinilai sangat mencerminkan karakteristik populasi dan bisa menggambarkan keadaan populasi secara keseluruhan.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.