Anies Sebut Politik Identitas Tak Terhindarkan, Pengamat Sarankan Capres-Cawapres Konsisten Menolak
Emrus pun menyarankan capres maupun cawapres yang nanti akan bertarung untuk menolak hal tersebut.
Penulis: Reza Deni
Editor: Malvyandie Haryadi

Laporan Reporter Tribunnews.com, Reza Deni
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat Komunikasi Politik Universitas Pelita Harapan, Emrus Sihombing, menilai ada kemungkinan politik identitas bakal muncul setelah bakal capres Koalisi Perubahan Anies Baswedan mengatakan bahwa hal tersebut memang tak terhindarkan.
Meskipun tak terhindarkan, Emrus pun menyarankan capres maupun cawapres yang nanti akan bertarung untuk menolak hal tersebut.
“Kalau muncul dari perspektif yang positif boleh, tapi kalau muncul dari perspektif negatif bisa saja,” kata Emrus kepada Tribunnews, Jumat (24/3/2023).
Dia mengatakan yang dimaksud perspektif negatif soal identitas adalah bagaimana narasi kesukuan yang muncul dan digunakan.
Menurutnya, hal itu tidak baik dan sebaiknya tidak boleh dipakai karena sudah ada bukti di Pilkada DKI 2017.
Dia pun menyarankan semua unsur yang ada dalam Pilpres, baik itu paslon hingga para unsur pendukung, untuk menolak perspektif sempit politik identitas.
“Saya sampaikan kepada seluruh rakyat Indonesia, hindari itu. Jadi kita memang harus menghindari ungkapan pribumi maupun non pribumi. Kita Warga Negara Indonesia,” kata dia.
Baca juga: Anies Ucap Politik Identitas Tak Terhindarkan, Pengamat Nilai Pertarungan Etnisitas Bakal Terjadi
Menurut Emrus, lebih baik pertarungan di Pilpres 2024 nanti diisi oleh pertaruangan program dan gagasan, sementara politik identitas tak mengandung hal tersebut
“Tapi apakah akan muncul eksklusivitas tadi, politik identitas yang sempit? saya berhipotesa itu akan muncul, tapi yang akan menggelorakan itu nanti sekelompok masyarakat atau aktor politik yang tidak berada pada tim sukses resmi, yang bukan dari para kandidat calon, tidak parpol,” kata dia
Kelompok-kelompok yang menggunakan narasi ini, dikatakan Emrus, bisa saja berafiliasi kepada calon tertentu.
“Konten yang diperbincangkan bisa menguntungkan, juga bisa merugikan. Kontennya apa kira-kira yang akan disusun? katakanlah konten yang terkait dengan pembenturan suku dengan suku. membenturkan agama atau aliran tertentu, bisa saja muncul itu,” kata dia.
Kemudian, Emrus mengatakan apakah hal tersebut akan merugikan atau justru menguntungkan Anies?
“Tergantung yang akan muncul ke permukaan. Oleh karena itulah, saya berpendapat bahwa ini kalau ada yang menggelorakan mengangkat politik identitas yang sempit, baik menguntungkan atau merugikan kandidat lain, menurut saya para kandidat itu sendiri bersama-sana menolaknya supaya itu enggak berkembang, tetapi ketika para kandidat itu membiarkan, ya sama saja, dia bagian dari politik identitas yang tidak sesuai dengan Pancasila, bhineka tunggal ika,” pungkasnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.