Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ada Parpol Mau Gabung Koalisi Perubahan, Demokrat: Kami Terbuka Asal Jangan Minta Syarat

Meski terbuka, namun Koalisi Perubahan menginginkan adanya kesamaan visi misi dan juga platform dari partai politik yang pengin bergabung.

Penulis: Rizki Sandi Saputra
Editor: Muhammad Zulfikar
zoom-in Ada Parpol Mau Gabung Koalisi Perubahan, Demokrat: Kami Terbuka Asal Jangan Minta Syarat
WARTAKOTA/YULIANTO
Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh (kanan) bersama Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (kiri) dan bakal calon presiden dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) Anies Baswedan (kedua kiri) saat menyapa awak media pada acara buka puasa bersama Partai Nasdem di Nasdem Tower, Gondangdia, Jakarta, Sabtu (25/3/2023). Juru Bicara sekaligus Kepala Badan Komunikasi Strategis (Bakomstra) Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra mengatakan, sejauh ini Koalisi Perubahan terbuka untuk partai manapun yang pengin bergabung. 

Laporan Reporter Tribunnews.com, Rizki Sandi Saputra

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Partai Demokrat turut menanggapi adanya kabar ketua umum partai politik yang pengin bergabung ke Koalisi Perubahan yang digagas bersama PKS dan Partai NasDem.

Terkait kabar tersebut, Juru Bicara sekaligus Kepala Badan Komunikasi Strategis (Bakomstra) Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra mengatakan, sejauh ini Koalisi Perubahan terbuka untuk partai manapun yang pengin bergabung.

"Demokrat terbuka dengan semua pihak yang ingin merapat dan bergabung bersama Koalisi Perubahan," kata Herzaky dalam keterangannya, Minggu (26/3/2023).

Baca juga: Pengamat Sebut Khofifah Berpeluang Besar Jadi Cawapres Anies, Asal Bisa Kondisikan Demokrat dan PKS

Meski terbuka, namun Koalisi Perubahan menginginkan adanya kesamaan visi misi dan juga platform dari partai politik yang pengin bergabung.

Adapun kesamaan yang dimaksud yakni, sama-sama memperjuangkan perubahan dan perbaikan sebagaimana cita-cita yang dibawa oleh koalisi tersebut.

"Selama memiliki visi misi, platform, semangat yang sama-sama memperjuangkan perubahan dan perbaikan," kata dia.

Berita Rekomendasi

"Bagaimanapun, harapan rakyat begitu kuat akan perubahan dan perbaikan. Wajar saja jika koalisi perubahan menjadi magnet bagi parpol-parpol lain," sambung Herzaky.

Baca juga: Analisis Pengamat Soal Piagam Koalisi NasDem, Demokrat, dan PKS: Peluang AHY Dampingi Anies Melemah

Dengan begitu, Herzaky seraya mengenyampingkan adanya kabar ketua umum partai politik yang pengin bergabung Koalisi Perubahan dengan membawa syarat.

Adapun syarat yang dimaksud yakni, menempati kursi bakal calon wakil presiden (cawapres) untuk mendampingi Anies Baswedan maju di Pilpres mendatang.

"Jadi, jangan dibalik. Mau bergabung dengan kami, lalu malah memberikan syarat. Minta ini itu. Apalagi untuk urusan cawapres sudah jelas. Kami tidak ingin berandai-andai soal Cawapres lagi," kata dia.

Kata Herzaky, perihal cawapres, sejauh ini Koalisi Perubahan sudah sepakat untuk menetapkan kriteria.

Sementara untuk keputusannya kata dia, akan diserahkan secara langsung kepada Anies Baswedan selaku calon presiden yang nantinya akan diusung.

"Karena sudah ada kesepakatan dalam koalisi. Pertama, kriterianya sudah ditetapkan bersama dalam koalisi. Kedua, keputusannya diserahkan kepada Bacapres," tukas Herzaky.

Sebelumnya, Wakil Ketua Majelis Syuro PKS Sohibul Iman mengatakan ada partai politik (parpol) yang ingin bergabung dengan bakal Koalisi Perubahan.

Sohibul menyebut parpol tersebut siap bergabung dengan bakal Koalisi Perubahan dengan catatan ketua umumnya menjadi calon wakil presiden (cawapres) Anies Baswedan.

Baca juga: Demokrat: Cawapres Koalisi Perubahan Sudah Tuntas, Mas Anies yang Akan Umumkan

"Jadi di luar tiga ini kan ada partai yang juga berkomunikasi. Mereka mengatakan siap bergabung (di Koalisi Perubahan) tetapi ingin jadi cawapres (Anies)," kata Sohibul di Sekretariat Perubahan, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (24/3/2023).

Namun, Sohibul menuturkan sejauh ini Partai Keadilan Sejahtera (PKS) telah mengusulkan Ahmad Heryawan (Aher) sebagai cawapres Anies.

Kemudian, Partai NasDem mengusulkan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, dan Demokrat adalah Ketua Umum Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

"Ya jelas dari PKS ada Kang Aher. Dari Demokrat ada AHY. Dari NasDem ada Bu Khofifah," ujarnya.

Sementara di luar itu, ada juga mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Andika Perkasa dan Direktur Wahid Institute yang juga aktivis Nahdlatul Ulama (NU), Yenny Wahid.

"Bahkan juga sebelumnya ada Pak Andika. Kemudian ada juga Mbak Yenny, itu juga ada muncul," ungkap Sohibul.

Sementara, Ketua DPP Partai NasDem, Sugeng Suparwoto mengakui sempat berkomunikasi dengan Khofifah.

Sugeng menyebut Khofifah merupakan salah satu dari sekian tokoh yang dikomunikasikan Partai NasDem untuk menjaring cawapres pendamping Anies.

"Ibu Khofifah adalah salah satu dari sekian tokoh yang memang juga kita berkomunikasi," katanya.

Sugeng mengatakan pihaknya akan terus-menerus berkomunikasi dengan semua pihak hingga waktunya cawapres Anies ditentukan.

Baca juga: Melunak Soal AHY Jadi Cawapres, Demokrat Kini Lebih Dukung Figur yang Bisa Menangkan Anies

Namun, dia memastikan cawapres yang akan dipilih nantinya adalah berdasarkan kehendak rakyat dan tentunya berpotensi membawa kemenangan.

"Nanti ada pendekatan-pendekatan khusus terhadap orang atau person-person tertentu. Memang itulah yang dikehendaki oleh rakyat dan yang terbaik bagi semuanya, bagi Pak Anies, bagi pemenangan, bagi bagaimana jalannya pemerintah ke depan," ujar Sugeng.

Sugeng menambahkan cawapres Anies merupakan nantinya kejutan. Sebab, menunggu kompetitor.

"Sekali lagi kami tekankan tolong dibocorkan, enggak mungkin. Ini bagian dari ya moment of surprise," ungkapnya.

"Kenapa? Kita melihat tadi disebutkan termasuk Bung Willy (Ketua DPP Partai NasDem) persoalan toko sebelah itu loh," sambung Sugeng.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas