Isu Lingkungan Jadi Satu di Antara Pertimbangan Pemilih Muda Tentukan Figur Pemimpin
Hasil Survei Generasi Melek Politik dan PP17, 59 persen anak muda Indonesia menjadikan isu lingkungan dalam mempertimbangkan memilih figur pemimpin.
Penulis: Danang Triatmojo
Editor: Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemilih Pemilu Serentak 2024 akan didominasi oleh kelompok usia muda.
Berdasarkan Data Penduduk Potensial Pemilih Pemilu (DP4) dari pemerintah, pemilih muda rentang usia 17-40 tahun pada 14 Februari 2024 nanti, jumlahnya mencapai 55 persen atau 107 juta dari total jumlah pemilih.
Sebanyak 59 persen anak muda Indonesia menjadikan isu lingkungan dalam mempertimbangkan memilih figur pemimpin.
Hal ini sebagaimana hasil survei Yayasan Partisipasi Muda (Generasi Melek Politik) dan Pelopor Pilihan 17 (PP17).
"Sebanyak 59 persen anak muda Indonesia merasa isu lingkungan adalah masalah yang penting," kata Direktur Pelopor Pilihan 17 (PP17), Dian Irawati memaparkan hasil survei, Selasa (11/4/2023).
"Pemuda di Indonesia memprioritaskan pendidikan, kesehatan, dan kebebasan berpendapat sebagai topik yang penting. Menariknya, 66 persen anak muda Indonesia merasa bahwa penanganan perubahan iklim yang dilakukan pemerintah masih jauh dari harapan mereka," lanjutnya.
Hasil survei ini juga memperlihatkan banyaknya upaya atau cara yang mereka lakukan melalui inisiasi gerakan sosial berbasis lingkungan, diskusi, hingga dominasi kekuatan di ruang sosial media dan internet untuk meningkatkan kesadaran publik terhadap isu lingkungan.
Sebagai contoh, sebanyak 74 persen anak muda mengaku memperhatikan penggunaan listrik harian mereka, 46 persen berupaya mengedukasi diri mengenai isu lingkungan, dan 43 persen telah beralih menggunakan produk ramah lingkungan.
Namun Dian menyebut selama ini anak muda merasa pemerintah, partai politik dan pemangku kepentingan tak menjadikan masalah lingkungan sebagai isu prioritas mereka.
Anak muda juga menilai pemerintah masih minim mengeluarkan kebijakan terkait isu lingkungan.
"Hal itu didukung dengan kurangnya ruang partisipasi anak muda dalam proses dan implementasi kebijakan terkait isu lingkungan dan berdasar hasil survei, sebesar 35 persen responden percaya bahwa anak muda harus lebih dilibatkan dalam proses pengambilan kebijakan lingkungan," ungkapnya.
Baca juga: Mardiantika Watubun Ajak Generasi Muda Papua Perjuangkan Hak Perempuan
Sementara itu, Direktur Generasi Melek Politik, Neildeva Despendya menyampaikan isu lingkungan perlu diperhatikan oleh anak muda dalam memilih pemimpin. Para politisi yang berlaga di 2024 juga diharapkan tak hanya menjadikan anak muda sebagai target pasar Pemilu 2024.
"Isu ini harus menjadi isu kolektif dan harus menjadi demand untuk politisi kedepan di 2024. Tentu, dengan harapan bahwa anak muda bukan hanya menjadi target market saja dalam Pemilu 2024," kata Neildeva.
Sudut Pandang Partai Politik
Ketua Biro Pemuda Partai Golkar, Rian Ernest selaku penanggap survei, mengatakan para kaum pemilih muda perlu melihat parpol dan figur politik dari sisi kepeduliannya terhadap isu lingkungan.
"Cari partai yang peduli sama isu lingkungan, identifikasi aktor lokal, dorong dia buat jadi local champion yang bisa mendorong perubahan lingkungan mulai dari tingkat lokal," kata Rian.
Baca juga: BUMN dan Pemda Dorong Program Pendidikan Berbasis Lingkungan
Sedangkan Koordinator Jubir Partai Demokrat, Herzaky Mahendra Putra menyebut bahwa partainya telah mewujudkan hal itu dengan menolak keras UU Ciptaker lantaran banyak pasal-pasal yang merusak lingkungan.
"Ini merupakan langkah dan komitmen serius Demokrat terhadap isu ini," tegas Herzaky.
Sebagai informasi, survei ini dilakukan dari 9 Desember 2022 hingga 13 Januari 2023 dengan melibatkan 1.435 responden di seluruh Indonesia pada rentang usia 16-29 tahun.
Survei ini bertujuan melihat perilaku, gagasan, dan kekhawatiran anak muda terhadap kerusakan dan perlindungan lingkungan di ranah kebijakan politik dan publik.