Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Nusron Wahid: Golkar Tak Dukung Ganjar Pranowo dan PDIP Tidak Diajak Gabung ke Koalisi Besar

Nusron Wahid menyampaikan hal ini seusai pertemuan Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto dan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar alias Cak Imin

Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in Nusron Wahid: Golkar Tak Dukung Ganjar Pranowo dan PDIP Tidak Diajak Gabung ke Koalisi Besar
Kompas.com/Nabilla Tashandra
Nusron Wahid, Anggota DPR RI dari Golkar. Ia mengatakan partainya tidak mendukung capres dari PDIP, Ganjar Pranowo, untuk Pilpres 2024. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua DPP Partai Golkar Nusron Wahid mengatakan partainya tidak mendukung capres dari PDIP, Ganjar Pranowo, untuk Pilpres 2024.

Nusron Wahid menyampaikan hal ini seusai pertemuan Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto dan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar alias Cak Imin.

"Ya kan kemarin PPP mengajak Golkar untuk ikut dukung Pak Ganjar, kan hari ini ada pertemuan dengan Pak Muhaimin. Kan artinya Pak Ketua Umum (Airlangga Hartarto) sudah menjawab," kata Nusron di Restoran Plataran, Jakarta, Rabu (3/5/2023).

Nusron mengatakan, sikap tersebut menunjukkan langkah Golkar yang kini merapat dengan PKB untuk menjajaki koalisi besar setelah diajak mengusung Ganjar oleh Partai Persatuan Pembangunan (PPP).

Menurut Nusron, Golkar tidak perlu menyatakan tidak akan mendukung Ganjar secara tersurat, tetapi bisa disampaikan lewat sikap yang ditunjukkan.

"Kata Pak Faisol Riza (Wakil Sekretaris Jenderal PKB), kiai-kiai PKB itu bahasa tingkah lebih fasih daripada bahasa kata," ujar Nusron.

Baca juga: Golkar Respons Positif Hasil Survei LSI Duet Prabowo-Airlangga Unggul dalam Berbagai Simulasi

Nusron juga mengatakan bahwa koalisi besar ini ingin mencari sosok alternatif selain Ganjar yang bisa dipilih publik pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

Berita Rekomendasi

Ia lantas menyebut bahwa PDI-P tidak akan diajak bergabung ke koalisi besar karena sudah memutuskan mengusung Ganjar.

Namun, kata Nusron, koalisi besar yang dijajaki oleh Golkar dan PKB ini juga tetap membuka pintu bagi PPP apabila berubah pikiran dan tidak lagi mengusung Ganjar.

"Kalau memang PPP berlabuh ke Ganjar, ya alhdmulillah. Itu berarti selamat bagi PPP, tapi kalau PPP nanti gabung sama koalisi besar ini alhamdulillah juga," kata Nusron, dikutip dari Kompas.com

Diberitakan sebelumnya, Partai Golkar dan PKB sepakat untuk membangun komunikasi dengan partai-partai politik guna membentuk sebuah koalisi besar.

Kedua partai itu juga sudah membentuk tim pemenangan meski belum ada capres dan calon wakil presiden (cawapres) yang ditentukan.

Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar mengungkapkan, ada sejumlah pasangan yang berpotensi menjadi menjadi capres dan cawapres dari koalisi besar.

"Simulasi itu tidak menutup berbagai peluang, apakah Prabowo-Muhaimin, apakah Prabowo-Airlangga, ataukah Airlangga-Muhaimin. Itu masih proses yang akan kita jalani," ujar Muhaimin Iskandar.

Faisol Riza Klaim Golkar Telah Sepakat Gabung Koalisi PKB-Gerindra

Ketua DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Faisol Riza mengklaim jika Partai Golkar bersepakat untuk gabung dengan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR).

KKIR saat ini  terdiri dari dua partai politik yakni PKB dan Gerindra.

Menurut Faisol hal tersebut berdasarkan hasil pertemuan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar atau Cak Imin dengan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto di Resto Pelataran Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (3/5/2023) kemarin.

“Golkar memiliki pengalaman panjang dalam pemerintahan, Gerindra dan PKB membutuhkan itu untuk membuat Indonesia semakin maju," kata Faisol dalam keterangannya, Kamis (4/5/2023).

Faisol juga mengatakan bahwa pasangan capres dan cawapres yang akan diusung tetap merujuk pada kesepakatan PKB dengan Gerindra yaitu diputuskan secara bersama antara Cak Imin dan Prabowo Subianto.

“Skema kerja sama PKB dan Golkar untuk mempersiapkan skema pemenangan Pilpres adalah memperbesar KKIR dan memperkuat Mas Bowo-Gus Imin,” ujarnya.

PKB dan Golkar masing-masing kini telah menunjuk tim teknis pembentukan koalisi besar setelah Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) ditinggalkan PPP.

Faisol Riza menjadi utusan PKB sedangkan dari Golkar yaitu Nusron Wahid.

Adapun pertemuan Golkar dan PKB semalam merupakan bagian dari upaya pembentukan koalisi besar tersebut.

Keduanya mengklaim sepakat menjadi bagian tim inti dari koalisi besar.

Wacana duet Prabowo dan Airlangga

Wakil Ketua Umum Partai Golkar Nurdin Halid, merespons wacana duet Prabowo Subianto dan Airlangga Hartarto untuk Pemilihan presiden (Pilpres) 2024 mendatang.

Nurdin Halid menilai pasangan tersebut akan menjamin keberlanjutan program yang telah dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).

"Jadi dengan demikian maka akan terjadi kesinambungan pembangunan," kata Nurdin Halid dalam rilis survei LSI bertajuk 'Peta Elektoral Pilpres dan Antisipasi Putaran Kedua', Rabu (3/5/2023).

Ada pun, Airlangga Hartarto telah diamanatkan oleh Partai Golkar untuk maju sebagai calon presiden (capres).

Namun melihat dinamika politik yang dinamis, bukan tidak mungkin pasangan Prabowo-Airlangga bisa ikut berkontestasi di Pilpres mendatang.

"Sekalipun kami kadernya itu tetap mengharapkan pak Airlangga sebagai calon presiden, tapi sekiranya berpasangan dengan pak Prabowo hasil survei menunjukkan mengalahkan semua calon," ucap Nurdin.

"Dan ini menjamin keberlanjutan program yang telah dicanangkan ditetapkan oleh Bapak Joko Widodo," tandasnya.

Survei LSI: Duet Prabowo-Airlangga Kalahkan Anies-AHY dan Ganjar-Erick

Duet Prabowo Subianto dan Airlangga Hartarto berhasil mengalahkan pasangan Anies Baswedan dan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) di Pilpres 2034.

Hal itu terpotret dalam hasil jajak pendapat Lembaga Survei Indonesia (LSI) soal simulasi tertutup dua pasangan calon (Paslon) Pilpres 2024.

"Bagaimana kalau yang maju adalah pasangan Prabowo-Airlangga berhadapan dengan Anies dan AHY," kata Djayadi dalam rilis surveinya secara daring, Rabu (3/5/2023).

Djayadi mengatakan pihaknya pada Mei-Juni 2022 sempat melakukan simulasi yang sama dan hasilnya Prabowo-Airlangga tetap mengungguli Anies-AHY.

"Kalau pada Mei-Juni 2022 lalu keunggulan Prabowo-Airlangga itu tidak signifikan terhadap Anies-AHY, tetapi pada April 2023 ini keunggulan Prabowo-Airlangga terhadap Anies-AHY itu signifikan 47,5 persen berbanding 38,5 persen," ujarnya.

Menurutnya, ada jarak suara sekitar 9 persen antara Prabowo-Airlangga dengan Anies-AHY.

"Ada jarak 9 persenan di situ cukup signifikan. Tentu saja harus kita perhatikan bagaimana pergerakan 14 persen yang belum menentukan pilihan," ungkap Djayadi.

Survei LSI juga menunjukkan duet Prabowo Subianto dan Airlangga Hartarto berhasil mengalahkan pasangan Anies Baswedan dan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) di Pilpres 2034.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas