Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pidato Lengkap Jokowi di Acara Puncak Musra: Pemimpin Bukan Hanya Duduk di Istana dan Tanda Tangan

Presiden Jokowi dalam pidatonya di acara Musra mengatakan bila pemimpin bukan hanya duduk di Istana dan tanda tangan.

Editor: Adi Suhendi
zoom-in Pidato Lengkap Jokowi di Acara Puncak Musra: Pemimpin Bukan Hanya Duduk di Istana dan Tanda Tangan
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Presiden Joko Widodo memberikan sambutan saat menghadiri acara Puncak Musyawarah Rakyat (Musra) Indonesia di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (14/5/2023). Dalam agenda Puncak Musra ini, Presiden Joko Widodo menerima rekomendasi nama Calon Presiden dan Wakil Presiden dari hasil Musyawarah Rakyat (Musra) Indonesia. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN 

Kita tahu, Indonesia negara kita ini memiliki SDA sangat melimpah besar. Bukan hanya urusan tambang, bahan mineral, produk SDA laut sangat melimpah. Komoditas pertanian, perkebunan semuanya melimpah. Tapi bertahun-tahun selalu kita ekspor dalam bahan mentah.

Ini kekeliruan yang tidak boleh kita ulang lagi. Pemimpin yang akan datang harus berani industrikan. Sehingga hilirisasi itu harus dilakukan. Apapun resikonya.

Sekarang kita baru digugat oleh Uni Eropa, baru satu urusan saja. Nikel, digugat. Padahal bahan mineral kita bukan hanya nikel. Ada nikel, tembaga, timah, batubara, bauksit. Apakah kita mau berhenti karena digugat Uni Eropa?

Kalau pemimpinnya tidak berani pasti mundur minta ampun. Digugat mundur langsung minta ampun. Nah itu jangan bermimpi negara ini jadi negara maju.

Itu baru bahan satu saja. Belum nanti sumber daya laut, komoditas perkebunan, dan perkebunan juga bukan hanya satu.

Ada kopi, kakao dan banyak sekali yang masih bisa jadi potensi dan kekuatan kita. Dan yang kita harapkan semua nilai tambah itu ada di dalam negeri. Kalau bangsa kita, belum bisa mengolah sendiri, ya cari patner dari luar nggak apa-apa.

Yang penting negara bisa mendapat pajak dari situ, mendapatkan PPh, bea ekspor, dari PnBP. Bisa mendapatkan dari situ. Kalau mentahan kita mendapat apa. Dan yang paling penting bisa membuka lapangan kerja seluas-luasnya untuk negara ini. Tapi kalau digugat nggak berani, kalau digugat melempem ya nggak akan sampai kita jadi negara maju.

Berita Rekomendasi

Saya nanti akan titip kepada pemimpin berikut, jangan takut digugat negara manapun.

Kalau digugat, cari pengacara, cari lawyer yang terbaik agar gugatan kita menang. Tapi tahun kemarin gugatan kita kalah.

Kalah pun, saya sampaikan kepada menteri, tidak boleh mundur. Naik banding. Saya minta naik banding. Sambil industrinya diselesaikan. Begitu nanti gugatannya rampung, industrinya rampung. Artinya sudah bisa mengolah bahan mentah menjadi bahan jadi. Itu yang namanya strategi negara ya seperti itu. Bukan rutinitas.

Oleh sebab itu, ke depan negara ini butuh kepemimpinan yang kuat. Oleh sebab itu, negara itu butuh kepemimpinan yang kuat dan mampu menghadapi ketidakpastian dunia, mampu menghadapi ketidakpastian global. Setuju?

Kita butuh kepemimpinan yang kuat. Itu yang baru saya usahakan. Oleh sebab itu, kepemimpinan yang kuat itu dibutuhkan.

Yang memiliki komitmen yang kuat untuk anti korupsi, yang memiliki komitmen yang kuat untuk merawat demokrasi. Penting. Jangan nanti ada yang mau Musra dilarang.

Inilah yang dibutuhkan oleh negara kita ke depan. Dan tadi di ruang tunggu para ketua menyampaikan kepada saya beberapa nama yang terekam kuat. Saya sudah mendengar. Tapi saya ingin resmi. Tadi yang disampaikan pak Panel Barus itu resmi. Belum saya buka. Belum saya buka. Jadi saya terus terang, ini harus kita berikan waktu kepada partai atau gabungan partai untuk menyelesaikan urusan capres cawapresnya seperti apa.

Kemudian disampaikan Pak Panel Barus, saya akan, udah tahu kan maksudnya? Karena menurut konstitusi itu yang bisa mencalonkan itu partai atau gabungan partai. Sehingga, itu bagian saya untuk memberikan bisikan kuat kepada partai-partai yang sekarang ini juga koalisinya belum selesai.

Jadi kalau saya ngomong sekarang, untuk apa? Itu yang namanya strategi ya itu, jangan tergesa-gesa. Jangan grusa-grusu, jangan pengen cepet-cepetan. Karena Belanda masih jauh. Tetapi saya sangat menghargai apa yang dilakukan oleh Musra dalam menjaring nama-nama yang diinginkan oleh rakyat kita.

Terakhir, saya sangat bangga. Saya sangat bangga bahwa seluruh relawan, saudara-saudara semuanya masih solid dan kompak. Ini penting. Kalau kita nggak solid dan kompak, kita ini akan dilecehkan. Mau dilecehkan?

Kalau kita kompak dan solid, kita akan diperhitungkan. Setuju? Nanti pada saatnya, pada waktu yang tepat saudara-saudara semuanya akan saya bisikin satu-satu entah berapa juta.

Saya rasa itu yang saya sampaikan. Terima kasih.

SALAM INDONESIA BERDIKARI

Wassalamualaikum wr wb. Merdeka!

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas