Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Benarkah Gubernur Jatim Khofifah Tolak Jadi Cawapres Anies Baswedan ?

Muncul kabar Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa tolak jadi Cawapres Anies Baswedan, benarkah ?

Penulis: Theresia Felisiani
zoom-in Benarkah Gubernur Jatim Khofifah Tolak Jadi Cawapres Anies Baswedan ?
Kolase foto TribunJatim/instagram @khofifah.ip
Kolase foto Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa. Muncul kabar Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa tolak jadi Cawapres Anies Baswedan, benarkah ? 

Namun, belakangan ini ada dua tokoh NU yang digadang-gadang akan menjadi cawapres Anies.

Mereka adalah Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa dan Zannuba Ariffah Chafsoh atau Yenny Wahid.

Jawaban Gubernur Khofifah saat Masuk Cawapres Anies Baswedan

Partai Keadilan Sejahtera (PKS) telah membocorkan nama Khofifah Indar Parawansa masuk bursa Calon Wakil Presiden (Cawapres), yang akan mendampingi Anies Rasyid Baswedan Calon Presiden dari Nasdem.

Menanggapi isu tersebut, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa sedikit bicara saat soal rumor tersebut.

Karena sudah sering ditanya oleh wartawan.

"Oalah rek rek, wes ya, wes ( oalah teman teman, sudah ya, sudah," katanya usai membuka Lomba Kompetisi Siswa SMK Se Jatim di GOR Politeknik Jember, Selasa (23/5/2023).

Berita Rekomendasi

Tampak Khofifah tersenyum dan menyatukan semua telapak tangannya , simbol permintaan maaf untuk mengakhiri wawancara door stop bersama sejumlah awak media.

Kemudian wanita ini, berjalan menuju mobil dinasnya yang sudah terparkir di pintu masuk GOR Politeknik Jember tersebut.

"Terima kasih teman-teman," katanya di dalam mobil sambil melambaikan tangan kepada semua peserta yang ada di depan GOR Politeknik Jember.

Sebatas informasi Gubernur Khofifah sampai di Gor Politeknik Negeri Jember sekitar pukul 13.00 , dalam LKS ke- 31 yang diikuti oleh 1.659 peserta dari 1.518 SMK Negeri dan Swasta se Jawa Timur.

Khofifah mengatakan, melalui lomba kompetisi ini, akan menjadi tolak ukur SMK dalam meningkatkan prestasi para siswanya

"Bisa menjadi tolok ukur pengembangan dan peningkatan mutu kompetensi bagi para siswa SMK. Tidak hanya bagi para siswa, tetapi juga bagi guru," paparnya.

Eks Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa
Eks Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa (Kolase TribunTimur.com)

Seperti diketahui sebelumnya , Wakil Ketua Majelis Syuro PKS Mohamad Sohibul Iman menyebut tiga sosok cawapres Anies yang diusulkan Koalisi Perubahan.

Katanya, mereka adalah Mantan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan (Aher), Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono.

Tahun Politik, Khofifah Minta Jangan Mudah Terprovokasi: Politik Muslimat NU Itu Politik Kebangsaan

Ketua Umum PP Muslimat NU Khofifah Indar Parawansa menghadiri peringatan Hari Lahir (Harlah) Muslimat NU ke-77 yang digelar PW Muslimat NU Jawa Tengah di Halaman Kantor Pemkab Tegal, Jateng, Sabtu (10/6/2023).

Dalam forum yang dihadiri Wakil Gubernur Jateng KH Taj Yasin Maimon, Bupati Tegal Hj. Umi Azizah, Ketua PWNU Jateng KH. Muzzamil, Ketua PW Muslimat NU Jateng Hj. Ismawati Hafied hingga Kiai kondang Miftah Maulana Habiburrahman (Gus Miftah), Khofifah yang juga Ketua Umum Muslimat NU itu memberikan pesan khusus menghadapi tahun politik 2024.

Khofifah mengimbau Muslimat NU untuk berhati-hati, tak mudah terprovokasi dengan konten politis yang dapat memicu perpecahan. I

Ia menegaskan, Muslimat NU memegang teguh politik kebangsaan dimana seluruh warga muslimat yang duduk di legislatif maupun eksekutif harus sejalan dengan politik kebangsaan dengan mengedepankan nafas kebangsaan dan cinta tanah air dengan ruh spiritualitas.

"Saya ingin menegaskan bahwa Muslimat NU memegang teguh politik kebangsaaan. Politiknya muslimat adalah politik kebangsaan yang mengedepankan nafas cinta tanah air dan bangsa seiring dengan ruh spiritualitas ," tegasnya.

Lebih lanjut Khofifah menyebut, di usia yang ke 77 tahun Muslimat NU telah menunjukkan kemandiriannya.

Mulai dengan saling peduli, saling berbagi dan saling membantu diantara sesama masyarakat terlebih sesama anggota Muslimat NU.

Terbukti, ketika pelaksanaan Harlah Muslimat NU ke 77 se Jawa Tengah yang dipusatkan di Kabupaten Tegal baik pengurus Muslimat, warga muslimat maupun masyarakat umum saling tolong menolong untuk memberikan bantuan berupa makanan hingga tempat tinggalnya untuk bisa ditempati selama pelaksanaan Harlah Muslimat di Tegal.

"Saya melihat tadi ada yang datang kesini menggunakan Bis, Angkutan Umum dan kendaraan sewa lainnya. Bahkan, ada yang membawa bekal demi mengikuti pengajian maupun Harlah ini," ungkapnya.

"Inilah yang saya sebut Kemandirian Muslimat meningkat dan saling memberi diantara sesama warga masyarakat Nahdliyin Nahdliyat. Ibu-Ibu Muslimat memberikan kesejukan ditengah hiruk pikuk suasana saat ini lewat doa, dzikir serta sholawat yang diperuntukkan bukan hanya untuk diri sendiri melainkan bagi bangsa dan negara. Kita berdo'a bersama agar bangsa ini aman dan tenteram," imbuhnya.

Baca juga: Bukan AHY Atau Khofifah, Anies Diprediksi Akan Gandeng Yenny Wahid Jadi Cawapres

Khofifah memandang, bahwa usia ke 77 menjadi pertanda atau isyarat yang di dalam Bahasa Jawa diartikan pitu maknanya pitulungan atau pertolongan. Pertolongan yang dimaksud, adalah pertolongan didalam menyelesaikan berbagai permasalahan yang ada diantara warga Muslimat NU hingga pertolongan di dalam mengentaskan persoalan sosial ekonomi.

"Usia pitung puluh pitu (tujuh puluh tuju) atau tujuh ini memberi makna mendalam yang diberikan oleh Allah untuk memberikan pertolongan kepada seluruh Muslimat NU di Indonesia khususnya Jawa Tengah tentu pertolongan untuk seluruh warga bangsa Indonesia," sebutnya.

Khofifah yang juga menjabat selaku Ketua Umum PP Muslimat NU ini menegaskan, bahwa usia Muslimat NU yang ke 77 ini menjadi bentuk upaya dan berjuang untuk mengatasi persoalan perlindungan anak, perlindungan terhadap hak hak perempuan sampai dengan perjuangan mengatasi persoalan buruh migran khususnya PMI yang perempuan.

"Muslimat harus menjadi bagian dari penguatan sekaligus memberikan berbagai solusi dari berbagai persoalan sosial yang terjadi di tengah tengah masyarakat," jelasnya.

Di akhir sambutannya, Khofifah juga berpesan kepada seluruh warga Muslimat NU untuk bijak dan santun di dalam menggunakan Media Sosial yang ada. Seluruh warga Muslimat harus mengedepankan sikap persaudaraan baik Ukhuwah Islamiyah, Ukhuwah Nahdliyiah, Ukhuwah Insaniyah hingga Ukhuwah Wathoniyah.

"Jangan mudah terprovokasi ataupun hasutan yang ada di Media Sosial yang berpotensi menganggu persaudaraan dan persatuan. Tolong ibu ibu Muslimat menghindarkan dari hasutan seperti ini. Semoga Harlah Muslimat NU ke 77 ini menjadi wasilah kita kepada Allah SWT untuk membukakan pintu keselamatan, pintu kasih sayang, pintu keberkahan, pintu ampunan serta pintu rizki yang luas bagi kita semua. Amin," harapnya.

Wagub Jateng KH Taj Yasin Maimon mengharapkan bahwa di Harlah Muslimat ke 77 dapat memberi dampak positif dan image yang baik di tengah tengah masyarakat. Salah satunya melalui syiar syiar dakwah, mengaji yang menyejukkan bagi masyarakat.

Tak hanya itu, peran muslimat di tengah-tengah masyarakat juga diharapkan dapat mewujudkan kesejukan ditengah gempuran informasi teknologi (IT) melalui saluran media sosial.

"Kami harap, Muslimat NU bisa menjadi jembatan untuk mempersatukan umat dan para tokoh bangsa. Saya yakin, sebagai organisasi perempuan terbesar di Indonesia Muslimat bisa memberikan kesejukan serta membangun akhlak sekaligus pendidikan karakter di daerah masing masing," pungkasnya.

SOSOK dan Biodata Khofifah Indar Parawansa, Gubernur Jatim Masuk Radar Bakal Cawapres Anies Baswedan

Berikut tersaji sosok dan biodata Khofifah Indar Parawansa, Gubernur Jatim (Jawa Timur) yang masuk radar bakal cawapres Anies Baswedan.

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Biodata Khofifah Indar Parawansa

Dra. Hj. Khofifah Indar Parawansa, M.Si. lahir di Surabaya, Jawa Timur pada 19 Mei 1965.

*Pendidikan

SD Taquma Jemursari, Suranaya (1972-1978)
SMP Khodijah-Surabaya (1978-1981)
SMA Khodijah-Surabaya (1981-1984)
S1 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga, Surabaya (1984-1991)
S1 Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah, Surabaya (1984-1989)
S2 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, Jakarta (1993-1997)

*Karir Politik

Sebelum mulai katir politiknya, Khofifaf Indar Parawansa dikenal sebagai Ketua Umum Muslimat NU. Ia menjabat selama 4 periode.

Selanjutnya Khofifah bergabung ke partai Politik Partai Persatuan Pembangunan (PPP) pada 1992 - 1999 dan berpindah ke Partai Kebangkitan Bangsa pada 1999.

Khofifah mengabdikan dirinya menjadi Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI dan menempati beberapa posisi penting.

Pada tanggal 27 Oktober 2014, ia dipilih oleh Presiden Joko Widodo untuk menjadi Menteri Sosial dalam Kabinet Kerja.

Pada tanggal 17 Januari 2018, Khofifah mengundurkan diri dari jabatannya karena mengikuti Pilgub Jawa Timur 2018 dan digantikan oleh Idrus Marham.

Pada tahun 2018, Khofifah mengikuti Pemilihan umum Gubernur Jawa Timur 2018 berpasangan dengan Emil Elestianto Dardak (Emil Dardak), Bupati Trenggalek.

Pasangan Khofifah-Emil didukung oleh Partai Demokrat, Partai Golkar, PAN, PPP, Partai NasDem, dan Partai Hanura. Pasangan ini berhasil memenangi Pilgub Jawa Timur 2018 dengan memperoleh 10.465.218 suara atau 53,55 persen dari jumlah suara keseluruhan mengalahkan pasangan Saifullah Yusuf-Puti Guntur Soekarno.

Kolase foto Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa
Kolase foto Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa (Kolase foto TribunJatim/instagram @khofifah.ip)

*Karir Khofifah Indar Parawansa

Ketua Umum Muslimat NU 4 Periode
Pimpinan Fraksi Partai Persatuan Pembangunan DPR RI (1992–1997)
Pimpinan Komisi VIII DPR RI (1995–1997)
Anggota Komisi II DPR RI (1997–1998)
Wakil Ketua DPR RI (1999)
Sekretaris Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa MPR RI (1999)
Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan (1999–2001)
Kepala Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (1999–2001)
Ketua Komisi VII DPR RI (2004–2006)
Ketua Fraksi Kebangkitan Bangsa MPR RI (2004–2006)
Anggota Komisi VII DPR RI (2006)
Menteri Sosial Kabinet Kerja (2014–2018)
Gubernur Jawa Timur

*Dari keluarga sederhana

Khofifah Indar Parawansa merupakan wanita yang terlahir dari keluarga sederhana dan bukan dari kalangan pejabat maupun priyayi.

Bapaknya seorang petani dan juga berternak sapi perah, sedangkan ibunya hanya ibu rumah tangga biasa.

Khofifah dibesarkan di lingkungan perkampungan padat di Kawasan Wonocolo Surabaya.

Sebuah kampung yang kini terhimpit oleh kemajuan Kota Pahlawan. Rumah masa kecil Khofifah hingga kini masih ada meski tidak lagi dihuni.

Rumah masa kecil Khofifah masih ada di kampung Wonocolo. Rumah itu bernomor 1, dan bercat hijau. Bukan rumah yang besar. Hanya sepetak rumah berlantai satu dan beratap rendah.

Di rumah itu, Khofifah bersama lima saudaranya hidup dan dibesarkan. Dengan kondisi perekonomian yang cukup, Khofifah ditempa menjadi anak kecil yang ulet dan agar mampu berdiri di atas kaki sendiri.

“Saya dulu saat kecil itu jualan es lilin keliling kampung. Sambil bermain, sambil jualan es. Saya nggak malu,” kata Khofifah dikutip dari artikel Tribun Madura yang berjudul 'Khofifah, Gubernur Jatim Wanita Pertama, Lahir dari Keluarga Sederhana yang Suka Mendaki Gunung'.

Ia sempat jualan es lilin dari kelas empat SD hingga dua tahun. Bahkan ke sekolah ia beberapa kali juga membawa dagangan untuk dijual ke teman-teman di sekolahnya. Sejak kecil ia sudah dibiasakan untuk tidak hidup dalam lingkungan yang manja dan berpangku tangan.

Khofifah kecil juga tumbuh sebagai anak yang suka berpetualang. Ia bahkan suka mencari ikan dan kerang di sungai Jemursari.

Yang dulu kondisinya tidak seperti sekarang. Airnya deras dan juga banyak dijadikan tempat bermain oleh anak-anak kecil.

Yang ditanamkan padanya oleh kedua orang tuanya adalah hidup dengan seadanya, dan juga tidak malu dengan yang ia punya serta tak pantang menyerah dalam menggapai apa yang dicita-citakan.

Khofifah Indar Parawansa memang sempat ingin menjadi pejabat negara dengan tujuan agar dapat melihat Ka'bah di tanah suci Makkah.

Semua orang pasti pernah penasaran dengan apa isinya ruang kubus Ka’bah di Makkah yang dijadikan kiblat suluruh umat muslim dalam mendirikan salat.

Ternyata Ka’bah bisa dijamah manusia. Namun yang boleh masuk ke dalam ruangan dalam ka’bah adalah pejabat saja.

“Saya tanya ke guru saya, saya ingin masuk ke Ka’bah. Tapi saya diberi tahu kalau yang boleh masuk ke sana hanya pejabat saja. Maka saya ingin jadi pejabat saja lah. Tidak ada kepikiran cita-cita jadi Menteri maupun jadi gubernur Jawa Timur,” kata Khofifah.

Namun, yang namanya anak-anak usia sekolah, ternyata mimpi-mimpi Khofifah juga sempat berubah. Yang masih terpatri hingga saat ini, cita-cita Khofifah sejatinya adalah ingin menjadi seorang pembaca berita.

Saat ia masih kecil hanya ada satu saluran TV yang menyediakan siaran berita. Yaitu program televisi Dunia Dalam Berita di TVRI.

Yang ia pahami saat itu, setiap pembaca berita itu pasti pandai. Seorang anchor bisa tahu seluruh informasi berita dari penjuru Indonesia dan dunia. Bahkan mampu menghafal dan membacakannya untuk para pemirsa di seluruh Indonesia.

“Maka dari sana saya ingin menjadi pembaca berita.” kata Khofifah tersenyum.

*Suka Mendaki Gunung dan Pembalap Motor

Jika saat ini Khofifah dikenal sebagai tokoh perempuan yang sangat feminim, berkerudung dan juga sering mengenakan rok, tak banyak yang menyangka bahwa sebetulnya Khofifah saat muda begitu tomboi dan energik.

Khofifah muda sangat lekat dengan aktivitas yang banyak dilakukan oleh laki-laki. Khofifah gemar naik gunung. Hampir semua gunung di pulau Jawa sudah pernah ia daki. Mulai gunung batok di Bromo hingga Mahameru pernah ditapak oleh kaki Khofifah.

“Saya ini juga seorang pembalap lho. Saya suka naik motor, tak jarang balapan dengan yang lain. Sampai sekarang motornya ada, buat kenang-kenangan,” kata Khofifah.

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dalam acara bertajuk Cangkrukan Menko Polhukam-Tertib di Tahun Politik Menuju Indonesia Maju yang disiarkan di kanal Youtube Kemenko Polhukam RI pada Selasa (28/2/2023).
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dalam acara bertajuk Cangkrukan Menko Polhukam-Tertib di Tahun Politik Menuju Indonesia Maju yang disiarkan di kanal Youtube Kemenko Polhukam RI pada Selasa (28/2/2023). (Kanal Youtube Kemenko Polhukam RI)

Pribadinya yang ulet dan gesit ini terbawa hingga ia dewasa. Meski kerap mengenakan rok dan tampil sangat keibuan, namun jangan remehkan sosok Khofifah. Ia mengatakan suatu ketika ia dan keluarga sedang perjalanan mudik dari Jawa Barat ke Jawa Timur dengan menggunakan mobil roda empat.

Saat itu sudah tengah malam, dan ternyata ban mobil kendaraan yang dikenakan Khofifah meletus. Ia tak lantas berdiam diri di dalam mobil dan menunggu agar suaminya, almarhum Indar Parawansa atau anak-anaknya berjibaku mengganti ban.

Sebaliknya, Khofifah justru turun dan mengambil alih kendali.

“Saya katakan ke suami saya, sudah di dalam saja saya yang mengganti ban. Di pinggir jalan tengah malam, dan saya ya masuk ke bawah mesin mobil, mendongkrak ban, dan menggantinya. Setelah itu ya jalan lagi,” kata Khofifah.

Hanya saja oleh sang suami, Khofifah dibatasi untuk mengemudi kendaraan sendiri. Suaminya paham bahwa Khofifah sudah mengambil kedali kemudi, bisa lupa dengan alamat rumah.

Suami Khofifah, Indar Parawansa telah wafat di tahun 2014.

Survei LSI: Anies Baswedan Lebih Mujur Jika Berpasangan Khofifah Dibanding AHY atau Yenny Wahid

Lembaga Survei Indonesia (LSI) mempublikasikan hasil survei terbarunya.

Kali ini terkait dengan simulasi pasangan calon presiden-calon wakil presiden (capres-cawapres) yang bakal maju di Pilpres 2024.

Dalam survei itu, bakal calon presiden (capres) dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) Anies Baswedan dibuat simulasi dengan tiga sosok yang potensi mendampingi sebagai cawapres.

Adapun sosok tersebut yakni Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Yenny Wahid, dan Khofifah Indar Parawansa.

Dari hasil itu, Anies Baswedan lebih mujur jika Berpasangan dengan Khofifah Indar Parawansa yakni berhasil meraup suara 21,0 persen dari responden LSI.

Meski demikian, kata Direktur Eksekutif LSI Djayadi Hanan, pasangan Anies-Khofifah tetap kalah dengan pasangan Ganjar-Erick dan Prabowo-Cak Imin.

"Ganjar-Erick Thohir 34,0 persen unggul atas Prabowo-Muhaimin 30,7 persen, sementara Anies-Khofifah 21,0 persen. Sekitar 14,2 persen belum menunjukkan pilihannya," kata Djayadi saat menyampaikan hasil surveinya, Selasa (11/7/2023).

Hasil lain didapatkan Anies Baswedan jika berpasangan dengan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

Hasil tersebut lebih rendah jika berpasangan dengan Khofifah.

Dimana hasil survei Anies-AHY hanya meraup 19,7 persen.

Lagi-lagi Anies kalah jika harus berhadapan dengan Ganjar dan Prabowo.

Sementara saat dipasangkan dengan Yenny Wahid, perolehan suara Anies Baswedan lebih merosot lagi yakni hanya 18,2 persen.

Pasangan Anies-Yenny tertinggal dari pasangan Ganjar-Sandiaga Uno dengan perolehan 35,1 persen dan Prabowo-Gibran dengan 33,9 persen.

Sebelumnya, Lembaga Survei Indonesia (LSI) mengeluarkan hasil temuan terbarunya terkait dengan elektabilitas sosok yang bakal maju sebagai calon presiden (capres) untuk Pilpres 2024 mendatang.

Dari hasil survei bertajuk 'Peta Kompetisi Pilpres dan Sikap Publik terhadap Isu-Isu Nasional' itu, LSI menyajikan dalam dua simulasi.

Adapun simulasi yang pertama yakni 19 nama sosok yang memiliki elektabilitas sebagai calon presiden.

Hasilnya, nama Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto ungguli beberapa nama, termasuk Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan.

"Prabowo paling banyak dipilih 25,3 persen, kemudian Ganjar 25,1 persen, Anies

15,4 persen," kata Direktur Eksekutif LSI Djayadi Hanan saat menyampaikan hasil surveinya secara daring, Selasa (11/7/2023).

Diurutan selanjutnya, dihuni oleh Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dengan tingkat elektabilitas 4,3 persen, serta nama-nama seperti Erick Thohir, Mahfud MD hingga Sandiaga Salahuddin Uno yang masing-masing hanya mendapat elektabilitas di bawah 4 persen.

"Ridwan Kamil 4,3 persen, dan nama lainnya kurang dari 4,0 persen. Sekitar

9,8 persen belum menunjukkan pilihannya," kata Djayadi.

Saat nama tersebut dikerucutkan menjadi tiga nama, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto kembali menempati urutan nomor satu.

Prabowo berhasil meraup suara responden LSI sebanyak 35,8 persen unggul sekitar 3,0 persen dari Ganjar Pranowo dan 14,0 persen dari Anies Baswedan.

"Prabowo paling banyak dipilih 35,8 persen, kemudian Ganjar 32,2 persen, dan Anies 21,4 persen. Sekitar 10,6 persen belum menunjukkan pilihannya," ucap dia.

Baca juga: Harlah ke-25 PKB di Solo: Cak Imin Masih Dipingit, Jokowi dan Puan Hadir, Bagaimana Prabowo?

Sebagai informasi, survei ini dilakukan pada periode 1-8 Juli 2023. Adapun target populasi survei ini merupakan warga negara Indonesia yang berusia 17 tahun ke atas atau sudah menikah.

Seluruh populasi yang dipilih merupakan mereka yang memiliki telepon atau cellphone yakni sekitar 83 perse dari total populasi nasional.

Pemilihan sampel terhadap populasi itu sendiri dilakukan melalui metode random digit dialing (RDD) atau teknik memilih sampel melalui proses pembangkitan nomor telepon secara acak.

Dengan teknik RDD tersebut sebanyak 1242 responden dipilih melalui proses pembangkitan nomor telepon secara acak, validasi, dan screening.

Adapun margin of error (MoE) dalam survei ini diperkirakan kurang lebih 2,8 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen, asumsi simple random sampling.

Wawancara dengan responden dilakukan lewat telepon oleh pewawancara yang dilatih. (tribun network/thf/Tribunnews.com/Surya/TribunJatim)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas