Laporan Wartawan Tribunnews Taufik Ismail

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Bapilu PPP Sandiaga Uno dinilai lebih berpotensi mendampingi Ganjar Pranowo sebagai calon wakil presiden (cawapres).

Sekadar informas, saat ini PDIP mengantongi lima nama untuk Cawapres Ganjar Pranowo.

Lima nama tersebut di antaranya Muhaimin Iskandar (Cak Imin), Sandiaga Uno, Erick Thohir, Andika Perkasa, dan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

Dari kelima tersebut, Sandiaga dinilai lebih layak menjadi bakal Cawapres Ganjar Pranowo dibandingkan nama-nama lainnya.

Termasuk dua nama kandidat kuat yakni Erick Thohir dan Jenderal (Purnawirawan) Andika Perkasa.

Pengamat Politik Universitas Andalas Asrinaldi mengatakan Sandiaga memiliki nilai plus dibandingkan nama nama lain. Sandiaga dinilai sesuai dengan identitas PDIP dan realita masyarakat yang mayoritas beragama Islam saat ini.

Baca juga: Di Depan Megawati, Yel-yel Ganjar Presiden Menggema di Sekolah Partai PDIP

"Kalau Sandi dekat dengan identitas PDIP sebagai wong cilik, lalu realita banyak pemilih muslim, Sandi lebih identik dengan hal itu," ucap Asrinaldi, Rabu, (2/8/2023).

Dalam masalah pemerintahan dan birokrasi, Sandiaga dinilai lebih unggul dibandingkan Erick Thohir. Sandiaga pernah menjabat Wakil Gubernur DKI, sebelum kemudian sekarang menjadi menteri Kabinet Indonesia Maju.

"Sandi lama di pemerintahan, pernah jadi wakil gubernur, lama birokrasi, itu jadi keunggulan Sandi," katanya.

Selain memiliki keunggulan logistik, Sandiaga juga dinilai mampu menambah elektoral bila menjadi Cawapres Ganjar. Itulah kata dia yang membedakan Sandiaga dengan Erick Thohir.

Baca juga: Ada Ganjar hingga Gibran, DPP PDIP Gelar Konsolidasi Kepala Daerah: Perkuat Ikatan dengan Rakyat

"Erick walau punya kelebihan logistik tapi dari segi segmen pemilih, itu tidak dapat PDIP," katanya.

Sementara itu untuk Andika Perkasa kata dia, meskipun sosok yang fenomena namun bukan merupakan segmen yang dibutuhkan PDIP yakni menambah elektoral Ganjar.

"Andika fenomenal, banyak juga pendukungnya, tentu ada pertimbangan bagi PDIP. Bisa jadi alteernatif, punya jejaring geopolitik, tapi segmen pemilihnya bukan yang dibutuhkan Ganjar," ucapnya.