Bagaimana Peluang Koalisi Gemuk Memenangkan Prabowo Subianto di Pilpres 2024? Ini Analisa Pengamat
Begini analisa pengamat terkait peluang pemenangan Prabowo Subianto dalam Pilpres 2024 lewat koalisi gemuk dengan Golkar, PAN, PKB, dan Gerindra.
Penulis: Yohanes Liestyo Poerwoto
Editor: Nanda Lusiana Saputri
"Permainan di Pilpres soal milih-memilih capres-nya itu pada personal capresnya, personal Prabowo-nya bukan sosok partai politiknya," jelasnya.
Senada, Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting, Pangi Syarwi Chaniago menganggap koalisi gemuk tidak menjamin Prabowo akan mulus dalam memenangkan Pilpres 2024.
Namun, Pangi menganggap koalisi gemuk dalam KKIR dapat membuat kader maupun simpatisan tiap anggota koalisi mengarahkan dukungannya ke Prabowo.
Pangi mengatakan, hal tersebut dapat menjadi modal awal untuk memenangkan Prabowo dalam Pilpres 2024.
"Memang sebetulnya tidak ada jaminan juga mau partai banyak atau sedikit (bisa menang Pilpres 2024) tapi kecenderungan partai memengaruhi kans keterpilihan capres."
"Bagaimanapun kalau tidak terjadi split, rata-rata kan pemilih partai tersebut akan mengikuti garis partai ketika misalnya PAN, Golkar, atau PKB itu mengusung Pak Prabowo maka kemungkinan basis pemilih partai tersebut akan ikut tegak lurus straight tiket voting memilih capres yang diusung partainya," kata Pangi kepada Tribunnews.com, Senin (21/8/2023).
Di sisi lain, berdasarkan catatan Voxpol, Pangi mengatakan pemilih Indonesia lebih mementingkan figur yang akan dipilih daripada partai pendukung capres tersebut.
"Meskipun di dalam data kita bahwa orang untuk memilih itu cenderung karena pertimbangan figur yang diusung bukan karena partai koalisi, bukan karena kader partai."
"Jadi figur yang diusung sebagai capres atau cawapres memengaruhi orang di dalam preferensi memilih," katanya.
Baca juga: Kunjungan Prabowo Subianto Disebut Hanya Dijadikan Alasan Guntur Romli Hengkang dari PSI ke PDIP
Lalu, berdasarkan hasil survei Voxpol yang dilakukan pada 24 Juli-2 Agustus 2023 terhadap 1.200 responden, alasan pemilih memilih capres lantaran figurnya dengan persentase 67,6 persen.
Sedangkan responden yang memilih capres karena partai pengusunya hanya 6,8 persen.
Sementara sisanya memilih capres dari figur tokoh partai pengusung sebanyak 18,3 persen dan tidak tahu/tidak jawab sebanyak 7,3 persen.
Diprediksi Alot soal Cawapres Prabowo, Butuh Manajemen Konflik
Lalu ketika ditanya akankah ada konflik dalam koalisi gemuk pendukung Prabowo terkait cawapres yang belum ditentukan, Ujang menilai perlu adanya manajemen konflik berupa saling mengalah antar anggota koalisi demi pemenangan Prabowo.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.