Mimpi Politikus PDI Perjuangan Said Abdullah Pupus, Duet Ganjar dengan Anies Tak Mungkin Terjadi?
Ketua DPP PDIP Said Abdullah membeberkan sederet nama yang dipertimbangkan menjadi bakal calon wakil presiden (cawapres) pendamping Ganjar Pranowo.
Editor: Wahyu Aji
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua DPP PDI Perjuangan Said Abdullah membeberkan sederet nama yang dipertimbangkan menjadi bakal calon wakil presiden (cawapres) pendamping Ganjar Pranowo.
Menurutnya, ada tujuh nama yang dibahas dalam internal PDIP.
Tapi tak ada nama Anies Baswedan atau Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Ucapan Said Abdullah soal mimpinya menduetkan Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo pun pupus sudah.
Pernyataan Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR RI itu sempat menjadi bola panas perbincangan partai politik pengusung Anies Baswedan.
Menurutnya wacana duet Ganjar dan Anies tidak dibahas di internal PDIP.
"Pasti tidak dibahas lah, orang namanya berandai-andai masa akan dibahas," kata Said kepada wartawan di Kompleks Parlemen, Senayan, Kamis (24/8/2023).
menegaskan bila wacana duet Ganjar dan Anies yang diungkapkannya bukan andai-andai, maka dirinya bisa dipecat.
Sebab pernyataan tersebut di luar dari pakem partai yang sudah disampaikan Ketua Tim Pemenangan Puan Maharani.
"Saya bisa dipecat dari partai. Karena saya keluar dari keputusan partai, keluar dari pakem yang sudah disampaikan oleh Ketua Tim Pemenangan Mbak Puan Maharani," ujar Said Abdullah.
Dirinya mengungkap daftar bakal cawapres pendamping Ganjar hanya ada tujuh nama.
Tujuh nama itu di antaranya Erick Thohir, Mahfud MD, Muhaimin Iskandar atau Cak Imin, Sandiaga Uno, Ridwan Kamil, Andika Perkasa, dan Gibran Rakabuming Raka.
Said menuturkan nama-nama tersebut sejauh ini sudah masuk dalam kantong Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri.
"Itu lah yang sampai saat ini ada di kantong Ibu Ketua Umum, beserta capres kita beserta kawan-kawan partai politik seiring bersama kami," ungkapnya.
Sebelumnya diketahui belakangan muncul isu Anies Baswedan menjadi Cawapres Ganjar Pranowo.
Isu itu dilemparkan oleh Ketua DPP PDI Perjuangan (PDIP) Said Abdullah.
Said berbicara kemungkinan Ganjar dan Anies menjadi satu kekuatan di Pilpres 2024.
Baca juga: Wacana Duet Ganjar-Anies, Politikus PKS: Bisa Ganas Ini
"Apalagi jika keduanya bisa bergabung menjadi satu kekuatan, tentu akan makin bagus buat masa depan kepemimpinan nasional kita ke depan, sama sama masih muda, cerdas, dan enerjik," jelas Said Abdullah.
Syarat dari PDIP
Sementara itu, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menyebut pernyataan Said Abdullah adalah pendapat pribadi Said Abdullah, bukan sikap resmi partai.
Hasto menuturkan soal siapa yang akan mendampingi Ganjar, itu merupakan wewenang Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.
Hingga kini, Mega belum menentukan siapa sosok yang akan mendampingi Gubernur Jawa Tengah itu dalam kontestasi pemilu.
"Tadi saya juga meminta penjelasan ibu ketua umum, bahwa itu (capres-cawapres) adalah ranah dari Ibu Ketua Umum, dan sampai saat ini belum diputuskan siapa yang akan mendampingi Pak Ganjar Pranowo," kata Hasto ditemui di Yogyakarta, Selasa (22/8/2023).
Hasto lantas membeberkan kriteria cawapres yang diinginkan PDI-P untuk berduet dengan Ganjar.
Pertama, kata Hasto, sosok tersebut tak hanya menawarkan keunggulan elektoral.
"Tetapi kemampuan teknokratiknya, kesesuaian terhadap ideologi, sejarah perjuangan bangsa, pemahaman terhadap komitmen fakir miskin dan anak terlantar dipelihara negara.
Itu menjadi satu hal yang sangat penting," ungkap Hasto.
Hal penting lainnya, lanjut Hasto, karakter cawapres harus sesuai dengan ideologi PDIP. Dia mengingatkan tentang pentingnya menjaga persatuan dan kesatuan.
"Calonnya juga harus punya komitmen yang sangat kuat terhadap keberagaman untuk persatuan Indonesia Raya, tidak punya rekam jejak yang bertentangan dengan prinsip-prinsip tersebut," ujarnya.
Ditanya lebih jauh apakah sosok Anies memenuhi kriteria cawapres yang diinginkan PDI-P untuk berduet dengan Ganjar, Hasto enggan memberikan jawaban tegas.
Menurutnya, sampai saat ini Megawati bersama para ketua umum partai politik pendukung Ganjar lainnya terus mengkaji kandidat bakal cawapres.
Pada saatnya nanti, pendamping Ganjar akan diumumkan oleh Mega.
"Ya nanti kewenangan akan disampaikan oleh Ibu Ketua Umum, setelah berdialog dengan ketua umum partai lain, pada momentum yang tepat," katanya.
Sebelumnya, wacana duet Ganjar-Anies pada Pemilu 2024 dimunculkan oleh Said Abdullah.
Mulanya, Said dimintai tanggapan terkait Ganjar yang memenangkan simulasi head to head melawan Anies dalam survei terbaru Litbang Kompas.
Atas temuan survei tersebut, Said mengaku enggan meremehkan Anies. Menurutnya, baik Anies maupun Ganjar sama-sama sosok yang cerdas.
"Bagi kami, Anies Baswedan bukan kompetitor yang patut diremehkan. Beliau dengan Ganjar adalah sosok calon pemimpin yang cerdas," ujar Said saat dimintai konfirmasi, Senin (21/8/2023).
Tanggapan Ganjar dan Anies
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo memilih untuk tidak menjawab saat ditanya terkait hal itu.
Ganjar malah menanggapinya dengan kalimat bercanda.
"Tanggapan wacana duet bareng Anies Pak?" tanya awak media.
"Bareng kamu to," jawab Ganjar bercanda.
Di sisi lain, ditemui di tempat yang berbeda, Anies mengatakan tak mungkin sosok di luar Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) akan masuk dalam bursa Capres maupun Cawapres.
Sehingga, lanjut Anies sosok yang menjadi pasangannya akan dibahas bersama dalam koalisinya.
"Bahwa yang berada dalam koalisi ini kita akan membahas pasangan, tetapi tidak mungkin nama orang yang tidak berada di dalam koalisi."
"Kalau partainya bukan ada di lingkup koalisi mana mungkin bisa dibahas namanya, menjadi bagian dari koalisi dulu baru di pembahasan," jawab Anies menanggapi Wacana Duet Ganjar-Anies.
Pengamat Sebut Duet Ganjar-Anies Bukan Hanya Candaan
Analis Politik Ipsos Public Affairs, Arif Nurul Imam menilai, munculnya gagasan duet Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan bukan hanya wacana bercandaan.
Wacana duet tersebut, kata dia, untuk mencoba menjajaki kemungkinan politik berdasarkan realitas politik hari ini mengenai Ganjar yang membutuhkan suara kelompok Islam.
"Munculnya nama Anies Baswedan tentu tidak dalam ruang politik yang kosong tetapi melihat situasi bahwa Ganjar Pranowo harus menambal suara dari kelompok Islam, meskipun telah didukung PPP (Partai Persatuan Pembangunan)," ucap Arif dalam keterangannya, Rabu (23/8/2023).
Selain itu, gagasan duet Ganjar-Anies juga dinilai merepresentasikan duet nasionalis-religiu.
Menurut Arif, dua tokoh itu akan saling melengkapi jika dipasangkan.
Baca juga: Respons PSI soal Wacana Duet Ganjar-Anies di Pilpres 2024: Politik Memang Secair Itu, Jangan Baper
"Dari sisi representasi politik Ganjar Anies saling melengkapi karena Ganjar identik dengan representasi nasionalis, sementara Anies representasi Islam," kata Arif
Kendati demikian, pekerjaan rumah dari duet ini adalah kedua pendukung di akar rumput yang saling bertentangan.
Hal tersebut, Arif ibaratkan seperti air dan minyak.
"Jika duet ini bersatu, bagaimana pendukung Ganjar dan Anies bersatu dan menerima dan totalitas dalam memberikan dukungan tidak sekadar mencoblos, mengkampanyekan dalam Pilpres (Pemilihan Presiden)," tandasnya. (*)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.