Profil Prabowo Subianto, Bacapres dari Koalisi Indonesia Maju di Pilpres 2024
Inilah profil Prabowo Subianto, bakal calon presiden (bacapres) di Pemilihan Presiden (Pilpres 2024) dari Koalisi Indonesia Maju (KIM).
Penulis: Muhamad Deni Setiawan
Editor: Garudea Prabawati
TRIBUNNEWS.COM - Inilah profil Prabowo Subianto, bakal calon presiden (bacapres) di Pemilihan Presiden (Pilpres 2024) dari Koalisi Indonesia Maju (KIM).
Prabowo Subianto merupakan bacapres yang diusung oleh KIM, sebelumnya bernama Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR).
Saat kini KIM terdiri dari lima partai politik Kabinet Indonesia Maju, yaitu Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), Partai Bulan Bintang (PBB), Partai Golongan Karya (Golkar), Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Solidaritas Indonesia (PSI).
Baca juga: Data Kekuatan 7 Parpol Anggota Koalisi Indonesia Maju Pendukung Prabowo Subianto di Pilpres 2024
Prabowo juga didukung oleh tiga partai bukan anggota Kabinet Indonesia Maju, yaitu Partai Garda Perubahan Indonesia (Garuda), Partai Gelombang Rakyat Indonesia (Gelora), Partai Demokrat serta satu partai lokal, Partai Aceh.
Sementara itu, KIM sampai saat ini masih belum mengumumkan bakal calon wakil presiden (bacapres) Prabowo Subianto untuk Pilpres 2024 mendatang.
Sejauh ini, ada beberapa yang ditawarkan oleh KIM.
Mulai dari Erick Thohir (Menteri BUMN), Menko PMK (Muhadjir Effendy), Airlangga Hartarto (Ketum Golkar), dan Yusril Ihza Mahendra (Ketum PBB).
Profil Prabowo Subianto
Prabowo Subianto lahir di Jakarta, pada tanggal 17 Oktober 1951.
Prabowo saat ini menjabat sebagai Menteri Pertahanan (Menhan).
Dikutip dari laman kemhan.go.id, Prabowo dilantik menjadi Menhan oleh Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, pada tanggal 23 Oktober 2019.
Menhan Prabowo bertugas dalam Kabinet Indonesia Maju untuk masa jabatan 2019-2024.
Selain menjabat sebagai Menhan, Prabowo juga merupakan ketua umum Partai Gerindra.
Ia menjabat sebagai Ketua Umum Partai Gerindra sejak 20 September 2014.
Latar Belakang
Prabowo Subianto adalah anak dari pasangan Soemitro Djojohadikusumo dan Dora Marie Sigar.
Ia merupakan anak ketiga dari empat bersaudara. Kedua kakaknya adalah perempuan yang bernama Biantiningsih Miderawati dan Maryani Ekowati.
Prabowo juga memiliki satu adik laki-laki, bernama Hashim Djojohadikusumo.
Dikutip dari laman gramedia.com, ayah Prabowo merupakan seorang pakar ekonomi dan juga politisi Partai Sosialis Indonesia yang saat itu baru saja selesai menjabat sebagai Menteri Perindustrian di Kabinet Natsir pada April 1952.
Sedangkan ibunya merupakan seorang wanita Kristen Protestan berdarah Minahasa.
Ibu Prabowo berasal dari keluarga Maengkom di Langowan, Sulawesi Utara.
Setelah kelahiran Prabowo Subianto, tak lama kemudian ayahnya, Soemitro diangkat kembali menjadi Menteri Keuangan pada Kabinet Wilopo.
Prabowo juga merupakan cucu dari Margono Djojohadikusumo, yaitu seorang pendiri Bank Negara Indonesia.
Pendidikan dan Keluarga
Masa kecil Prabowo dihabiskan di luar negeri, karena saat itu ayahnya terlibat dalam menentang Presiden Soekarno di Pemerintahan Revolusioner RI di Sumatera Barat.
Dikutip dari laman resmi Menhan, Prabowo kecil tercatat pernah menempuh pendidikan setingkat SD di Elementary School di Hongkong.
Kemudian menyelesaikan pendidikan dasar di Victoria Institution, Kuala Lumpur.
Selain itu, Prabowo juga pernah bersekolah di Zurich International School, Zurich, Swiss pada tahun 1963-1964.
Lalu sekolah setingkat SMA di The American School, London, Inggris pada kurun waktu 1964-1967.
Setelah kepulangan keluarganya dari luar negeri, saat itu jabatan presiden dipegang oleh Soeharto.
Pada tahun 1970, barulah Prabowo masuk ke Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (AKABRI) di Magelang, Jawa Tengah.
Kemudian pada Mei tahun 1983, Prabowo menikah dengan Siti Hediati Hariyadi.
Siti Hediati Hariyadi merupakan putri dari Presiden Soeharto dan Tien Soeharto.
Dari pernikahannya itu, Prabowo dan istrinya dikaruniai anak laki-laki bernama Ragowo Hediprasetyo atau Didiet.
Namun, pernikahan Prabowo tidak berjalan sampai lama. Keduanya memutuskan untuk berpisah pada tahun 1998.
Sementara anaknya, Didiet, tumbuh di Boston, Amerika Serikat dan memilih profesi sebagai seorang desainer yang berbasis di Paris, Prancis.
Karier di Militer
Prabowo mengawali karier militernya selepas lulus dari AKABRI pada tahun 1974.
Pada tahun 1976, ia bertugas menjadi Komandan Pleton Grup I Para Komando Komando Pasukan Sandhi Yudha (Kopassandha) ronde dari operasi Tim Nanggala di Timor Timur.
Kemudian pada 1983, Prabowo dipercaya sebagai Wakil Komandan Detasemen 81 Penanggulangan Teror (Gultor) Komando Pasukan Khusus (Kopassus).
Setelah menyelesaikan pelatihan Special Forces Officer Course di Fort Benning, Amerika Serikat, Prabowo diberi tanggung jawab menjadi Komandan Batalyon Infanteri Lintas Udara.
Pada tahun 1995, dia sudah sampai posisi Komandan Kopassus, dan hanya dalam setahun sudah menjadi Komandan Jenderal Kopassus.
Salah satu pencapaian Prabowo ketika menjadi pimpinan Kopassus adalah Operasi Pembebasan Sandera Mapenduma.
Ketika itu, 12 peneliti disekap oleh Organisasi Papua Merdeka (OPM).
Operasi ini sukses menyelamatkan nyawa 10 dari 12 peneliti Ekspedisi Lorentz yang disekap oleh OPM.
Lima orang yang disandera adalah peneliti biologi asal Indonesia sedangkan 7 sandera lainnya adalah peneliti dari Inggris, Belanda, dan Jerman.
Pada tanggal 21 Mei 1998, Presiden Soeharto mengumumkan pengunduran dirinya dan digantikan oleh Habibie.
Habibie memberhentikan Prabowo dari jabatannya sebagai panglima Kostrad.
Prabowo juga pernah diadili berdasarkan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana dan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Militer.
Karier di Luar Militer
Dikutip dari laman partaigerindra.or.id, setelah pensiun dari dinas militer, Prabowo Subianto beralih menjadi pengusaha.
Ia berhasil membeli Kiani Kertas dan menggantinya menjadi PT Kertas Nusantara.
Prabowo juga menguasai perusahaan Nusantara Group yang di dalamnya terdapat 27 perusahaan.
Nama mantan Pangkostrad dan Danjen Kopassus ini kembali mencuat, menyusul keikutsertaannya dalam konvensi calon presiden Partai Golkar.
Ketika dalam Musyawarah Nasional (Munas) VI Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) dan Kongres V Petani 5 Desember 2004 di Jakarta, dia terpilih menjadi Ketua Umum HKTI periode 2004-2009.
Prabowo kemudian mencalonkan diri menjadi presiden dari Partai Golkar pada Konvesi Capres Golkar 2004.
Meski lolos sampai putaran selanjutnya, Prabowo kandas di tengah jalan dan kalah suara dari Wiranto.
Pada 2009, Prabowo juga pernah mencalonkan diri sebagai wakil presiden bersama capres Megawati Soekarno Putri.
Kemudian pada 2014, Prabowo memperoleh dukungan menjadi presiden.
Pada Pilpres 2014, Prabowo kembali maju dengan menggandeng Sandiaga Uno sebagai cawapres-nya. Namun, kemenangan tidak berpihak kepada mereka.
Pada tanggal 23 Oktober 2019, Prabowo dilantik menjadi Menteri Pertahanan ke-26 Republik Indonesia dalam Kabinet Indonesia Maju untuk periode 2019 sampai 2024.
Kini ia akan kembali maju sebagai bacapres di Pilpres 2024 mendatang. Pendaftaran bacapres dan bacawapres rencananya akan dibuka pada Oktober 2023 mendatang.
(Tribunnews.com/Deni/Muhammad Alvian Fakka)