Wacana Dua Poros di Pilpres, Isu Prabowo-Ganjar Mengemuka hingga Kesuksesan PDIP-Gerindra Berkoalisi
Megawati Soekarnoputri disebut tidak keberatan menerima wacana duet bakal calon presiden (capres) Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto.
Editor: Muhammad Zulfikar
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wacana dua poros koalisi di Pilpres 2023 masih ramai diperbincangkan di ruang publik.
Pasalnya baik bacapres Koalisi Indonesia Maju (KIM) yang dimotori Gerindra yakni Prabowo Subianto belum mengumumkan cawapresnya.
Begitupun dengan bacapres dari koalisi pengusung Ganjar Pranowo yang dimotori PDI Perjuangan juga belum umumkan cawapresnya.
Baca juga: Khofifah Jadi Kandidat Ketua Tim Sukses Prabowo, Demokrat: InsyaAllah Menambah Elektoral
Wacana Pilpres 2024 yang diikuti dua poros koalisi semakin dikuatkan dengan pernyataan Wakil Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Jazilul Fawaid.
Elite PKB tersebut menyebut, Pilpres 2024 justru hanya diikuti oleh dua poros koalisi saja.
“Hari ini baru satu yang sudah ada pasangan, yang lainnya kan belum, ini pasangan Pak Anies dan Gus Muhaimin, yang lainnya kan masih belum. Secara pribadi, belum tentu ada 3 poros, bisa jadi 2 poros, kita tunggu nanti,” kata Jazilul di Gedung DPR, Jakarta, Senin (18/9/2023).
Kerja Sama PDIP-Gerindra
Sebenarnya, bukan hal yang mustahil bagi PDIP dan Gerindra untuk berkoalisi dengan mengusung Prabowo-Ganjar atau Ganjar-Prabowo.
Karena di dalam politik tidak ada hal yang mustahil.
Apalagi, kedua partai tersebut kerap bekerja sama dalam kontestasi politik baik Pilpres ataupun Pilkada.
Berikut sejumlah kerja sama PDIP-Gerindra yang Tribunnews.com rangkum.
Baca juga: Soal Isu Duet Prabowo-Ganjar, Waketum Gerindra: PDIP 2 Kali Menang Pemilu, Masa Jadi Cawapres?
Mega-Prabowo
Pada Pilpres 2009 Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri berpasangan dengan Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto.
Kala itu keduanya belum mampu memenangi Pilpres yang dikalahkan oleh pasangan SBY-Boediono.
Mega-Pro hanya meraup 32 juta suara kalah dari SBY-Boediono yang meraih 73 juta suara.
Jokowi-Ahok
Namun, kerja sama PDIP-Gerindra tidak berakhir pada Mega-Pro saja, pada tahun 2012 kedua parpol itu sukses dalam kerja sama di Pilkada DKI Jakarta.
PDIP-Gerindra yang mengusung Joko Widodo (Jokowi) - Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) sukses meraih kemenangan.
Jokowi-Ahok berhasil menghempaskan calon petahana Fauzi Bowo-Nahrowi Ramli yang kala itu didukung tujuh parpol.
Baca juga: Hasto Bicara Sosok Miss X Saat Ditanya Cawapres Pendamping Ganjar
Bobby-Aulia
Teranyar, PDIP dan Gerindra juga bekerja sama saat pencalonan Bobby Nasution-Aulia Rachman di Pilkada Medan.
Bobby Nasution diketahui merupakan kader PDI Perjuangan dan Aulia Rachman kader Gerindra.
Bobby-Aulia pun sukses menjadi pemenang pada Pilkada Medan yang digelar pada tahun 2020 lalu.
Puan Sebut Ada Kemungkinan
Ketua DPP PDI Perjuangan (PDIP) Puan Maharani menanggapi peluang duet bakal calon presiden (bacapres) Ganjar Pranowo bersama bacapres Prabowo Subianto.
Menurut Puan, wacana perjodohan Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto di Pilpres 2024 masih memungkinkan.
"Apakah ada kemungkinan, ya mungkin-mungkin aja, dinamika yang ada di politik ini selalu memungkinkan kita untuk bersilaturahmi dan bertemu dengan sesama anak bangsa," ujar Puan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, dikutip dari YouTube Kompas TV, Kamis (21/9/2023).
"Untuk bisa menyepakati hal-hal yang akhirnya kami sepakati bersama bahwa ini adalah yang terbaik bagi bangsa dan negara," sambungnya.
Sebelumnya, Ganjar Pranowo mengungkapkan bahwa terbuka peluang untuk berduet dengan Prabowo Subianto selama belum ada yang mendaftar ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI.
Lantaran, politik saat ini masih sangat dinamis dan cair.
Baca juga: Ganjar Pranowo Diminta Merinci Program dan Strategi Jadikan Indonesia Lumbung Pangan
"Kalau politik itu sebelum nanti ditetapkan di KPU semua peluang bisa terjadi," kata Ganjar di Gedung High End, kawasan Jakarta Pusat, Rabu (20/9/2023).
Meskipun demikian, PDIP dan Gerindra tetap pada keputusannya masing-masing menjadikan Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto sebagai capres 2024.
Sejauh ini, diketahui, Ganjar Pranowo didukung oleh empat partai politik.
Di antaranya adalah PDIP, Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Hanura, dan Perindo.
Sementara itu, Prabowo Subianto didukung oleh enam partai politik.
Yakni, Gerindra, Golkar, Partai Amanat Nasional, Gelora, Partai Bulan Bintang (PBB), dan Garuda.
Megawati setuju?
Megawati Soekarnoputri disebut tidak keberatan menerima wacana duet bakal calon presiden (capres) Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto.
Hal ini disebut Ketua DPP PDI Perjuangan (PDIP), Ahmad Basarah.
Ia mengungkapkan, ada lima faktor yang menentukan terwujudnya wacana duet Ganjar-Prabowo ini.
Di antaranya, keputusan dari Megawati, Presiden Joko Widodo (Jokowi), Prabowo, Ganjar dan para ketua partai politik pendukung pemerintahan Jokowi.
"Kalau dilihat dari wacana Ganjar-Prabowo itu, menurut saya ada lima faktor determinan yang akan memutuskan apakah duet itu mungkin terjadi atau tidak."
"Pertama, faktor Ibu Megawati Soekarnoputri; kedua, Jokowi; ketiga Pak Prabowo, kemudian Ganjar dan faktor para ketua umum partai politik pendukung pemerintahan Indonesia maju," ujarnya, dikutip dari youTube KompasTV, Jumat (22/92/2023).
Menurut Basarah, berkaca dari pengalaman Mengawati hingga hubungan dengan Prabowo saat ini, Megawati berpeluang menerima duet dua bacapres itu.
Baca juga: Relawan Mak Ganjar Gelar Dzikir dan Doa Bersama Untuk Kesejahteraan Masyarakat Indonesia
"Dari kelima aktor tadi secara politis mereka masih sangat mungkin menyetujui duet Ganjar-Prabowo."
"Pertama dari sisi Megawati dia punya track record selama beberapa Pilpres selalau punya preferensi selalu menyandingkan tokoh nasionalis dan tokoh Islam dalam hal ini Nahdlatul Ulama (NU) atau purnawirawan TNI," katanya.
Basarah mengatakan, hubungan Megawati dengan Prabowo saat ini baik.
"Pak Prabowo sampai saat ini hubungannya juga baik dengan Ibu Megawati Soekarnoputri dan bahkan beberapa kali minta waktu untuk bertemu," kata Basarah.
Reaksi Prabowo
Prabowo mengakui, memang ada wacana dirinya akan berduet dengan Ganjar Pranowo pada Pilpres 2024.
Tak menolak secara terang-terangan, Prabowo justru menyinggung soal kerukunan.
"Yang kita dambakan adalah selalu persatuan, kerukunan," kata Prabowo usai acara Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Partai Demokrat, Kamis malam, 21 September 2023.
Prabowo berharap kondisi apapun yang terjadi, termasuk konstelasi politik, bisa dihadapi dengan rukun dan damai. "Kita harus sejuk," katanya.
Mantan Pangkostrad ini juga mengatakan bahwa hal ini pun berlaku pada siapa saja yang nantinya diberikan mandat kepercayaan oleh rakyat.
"Siapa pun yang diberi mandat oleh rakyat kita hormati," ucapnya. "Rakyat Indonesia ingin pemimpinnya rukun dan damai."
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.