Prabowo Ungkap Perwira Muda TNI Masa Orde Baru Hendaki Adanya Gerakan Reformasi 1998
Prabowo Subianto mengaku banyak perwira muda TNI yang turut menghendaki terwujudnya reformasi saat adanya gelombang besar demonstrasi 1998.
Penulis: Igman Ibrahim
Editor: Adi Suhendi

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Igman Ibrahim
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bakal calon presiden Koalisi Indonesia Maju, Prabowo Subianto mengaku banyak perwira muda TNI yang turut menghendaki terwujudnya reformasi saat adanya gelombang besar demonstrasi 1998 meminta Presiden Soeharto mundur dari jabatan.
Dia mengakui bahwa TNI tidak bisa terbuka untuk mendukung gerakan reformasi 1998 tersebut.
Namun, banyak anggota perwira TNI yang mendukung adanya demokrasi di Indonesia.
"Di dalam tentara, banyak kelompok, banyak perwira-perwira muda yang juga menghendaki reformasi. Tapi kadang-kadang kita tidak bisa terbuka, tapi kita sadar bahwa Indonesia ini harus menjelma, harus membangun masyarakat madani, masyarakat demokrasi, itu keyakinan kita," kata Prabowo setelah menerima relawan Persaudaraan 98 di kediamannya, Jalan Kertanegara, Jakarta, Rabu (11/10/2023).
Prabowo mengakui bahwa TNI memiliki kendala tidak boleh terlibat dalam urusan politik untuk mendukung gerakan reformasi 1998 tersebut.
Baca juga: Prabowo, Kaesang, dan PSI Bicara Peluang Gibran Jadi Cawapres, Putusan 16 Oktober 2023 Jadi Penentu
Sebab, kata dia, perwira-perwira TNI mesti menempatkan diri di semua golongan masyarakat.
Karena itu, Prabowo mengaku senang dengan dukungan dari kelompok aktivis melalui Persaudaraan 98.
"Jadi hari ini mungkin hari bersejarah suatu hari di mana dulu pihak yang berseberangan, dulu pihak bisa dikatakan, ya berhadapan sekarang bersatu, bersaudara. Sekarang bersatu bersaudara demi bangsa Indonesia," tegasnya.
Baca juga: Respons Parpol Koalisi Indonesia Maju, Nama Gibran Rakabuming Paling Kuat Jadi Cawapres Prabowo
Lebih lanjut, Prabowo pun menegaskan saat ini masyarakat Indonesia tidak menghendaki terjadinya perpecahan dalam kontestasi Pemilu 2024.
Karenanya, dia meminta publik untuk memilih pemimpin yang dapat mempersatukan seluruh elemen bangsa.
"Kita harus punya suatu lapisan pemimpin yang bisa bersatu, bisa kerjasama. Hanya dengan kerjasama kita bisa jaga kekayaan bangsa dan negara dan kita kelola kekayaan bangsa negara untuk seluruh rakyat Indonesia," tandasnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.