Anies Baswedan Hadiri Peringatan Maulid Nabi Tertua di Kwitang: Ini Tradisi yang Menyejukkan Jakarta
Anies Baswedan menghadiri Maulid Nabi Muhammad SAW di Majlis Talim Al Habib Ali Al Habsyi Kwitang, Jakarta Pusat, Kamis (12/10/2023).
Editor: Adi Suhendi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bakal calon presiden (Capres) dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan Anies Baswedan menghadiri Maulid Nabi Muhammad SAW di Majlis Talim Al Habib Ali Al Habsyi Kwitang, Jakarta Pusat, Kamis (12/10/2023).
Anies datang bersama Wakil Ketua Umum Partai Nasdem Muhammad Ali.
Kedatangan mereka pun disambut hangat keluarga Habib Ali dan seluruh jemaah maulid.
Usai beramah tamah dengan keluarga besar Majlis Talim Al Habib Ali Al Habsyi Kwitang, Anies mengaku bersyukur bisa menghadiri peringatan maulid nabi Muhammad tersesbut dan berharap silaturahmi terbangun baik sekaligus meningkatkan iman taqwa serta kecintaan kepada Nabi Muhammad SAW.
“Kami mengikuti Maulid Akbar tertua di Jakarta, usianya 103 tahun tepatnya di Kwitang, dan Alhamdulillah kami ikhtiarkan tiap tahun hadir di sini bersama jemaah yang berasal dari berbagai daerah bukan hanya dari Jakarta,” ucap Anies.
“Ini adalah kesempatan untuk silaturahmi sekaligus menumbuhkan kecintaan kita kepada Rasulullah SAW, mudah-mudahan kita semua mendapat syafaatnya di yaumul akhir nanti,” tambahnya.
Baca juga: Anies Baswedan Pimpin Doa untuk Warga Palestina saat Jadi Keynote Speaker di Malaysia
Lebih lanjut Anies menjelaskan bahwa Jakarta punya tradisi merayakan Maulid Nabi Muhammad SAW yang luar biasa.
Peringatan kelahiran Rasulullah, dirayakan di seluruh Jakarta di setiap waktu salat sepanjang bulan Rabiul Awal.
Anies menilai budaya tersebut menunjukkan kecintaan warga Jakarta terhadap Nabi Muhammad SAW.
Dia berharap budaya ini membuat suasana di Jakarta dan Indonesia sejuk dan tenang.
Baca juga: Canda Cak Imin Sebut Dirinya Lebih Pantas Jadi Capres Ketimbang Anies: Usianya Lebih Muda dari Saya
Sebab, Jakarta memiliki implikasi besar pada nasional.
"Mengingatkan kita semua, mendekatkan kepada sifat-sifat Rasul. Apalagi kita menginginkan, di Jakarta ini suasananya terus teduh, selalu damai, selalu aman dan ini tradisi yang menyejukkan Jakarta. Bila di Jakarta tegang, se-Indonesia tegang. Bila di Jakarta sejuk tenang, se-Indonesia insyallah sejuk tenang," katanya. (*)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.