Prabowo Tanggapi Gugatan Usia Maksimal Capres-Cawapres: Saya Merasa Aneh
Prabowo tanggapi gugatan yang dilayangkan sejumlah orang mengenai usia maksimal capres-cawapres 2023, Prabowo: Saya merasa aneh.
Penulis: Pondra Puger Tetuko
Editor: Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Bakal calon presiden (bacapres) dari Koalisi Indonesia Maju (KIM), Prabowo Subianto merasa aneh dengan gugatan yang diajukan oleh sejumlah pihak mengenai usia maksimal capres-cawapres 70 tahun.
Hal itu disampaikan oleh Prabowo di depan awak media setelah Rapimnas Partai Gerindra di Hotel Dharmawangsa, Jakarta pada Senin (23/10/2023).
"Saya merasa aneh ya, kalau begini terlalu muda, kalau begitu terlalu tua, kumaha?"
"Demokrasi ya demokrasilah," kata Prabowo dikutip dari Kompas TV.
Prabowo juga mengatakan, biarlah rakyat yang memilih dan menjalankan demokrasi sebaik-baiknya.
Baca juga: Anak Jokowi Capres Prabowo, PDIP Sebut Ganjar-Mahfud Akan Gelorakan Anti-KKN
Diketahui, Mahkamah Konstitusi (MK) menolak gugatan mengenai uji materi Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu terkait syarat usia maksimal 70 tahun untuk capres dan cawapres.
Gugatan tersebut dilayangkan oleh Wiwit Ariyanto, Rahayu Fatika Sari, dan Rio Saputro yang tercatat dengan nomor perkara 102/PUU-XXI/2023.
Putusan MK yang menolak gugatan ini disepakati melalui Rapat Permusyawaratan Hakim (RPH) yang dihadiri 9 hakim konstitusi.
Sembilan hakim tersebut adalah Anwar Usman, Saldi Isra, Arief Hidayat, Manahan Sitompul, Daniel Yusmic P. Foekh, Enny Nurbaningsih, M Guntur Hamzah, Suhartoyo, dan Wahiduddin Adams.
Jawaban Prabowo Soal Dinasti Politik
Di kesempatan yang sama, awak media juga menanyakan mengenai isu politik dinasti pada Prabowo.
Ia pun mengatakan dirinya adalah dinasti merah putih yang ingin mengabdi untuk rakyat.
Menurut dia, jangan cari hal negatif dari dinasti politik.
"Semua itu dinasti, kita jangan cari yang negatif, carilah yang positif," kata Prabowo.
Secara terang-terangan, Prabowo juga mengakui dirinya juga dinasti sebab ayahnya adalah seorang begawan ekonomi Indonesia, Soemitro Djojohadikoesoemo.
Sementara kakeknya, Margono Joyohadikusumo adalah pendiri Bank Negara Indonesia (BNI).
"Saya anaknya Sumitro, cucunya Margono Joyohadikusumo, dan paman saya gugur untuk Republik Indonesia."
"Kita ini dinasti merah putih, patriot, dan ingin mengabdi untuk rakyat," tambahnya.
(Tribunnews.com/Pondra, Milani) (Kompas.tv)