Hadiri Harlah BERANI, Gus Muhaimin Sebut Era Kadrun dan Cebong Sudah Usai
cawapres Koalisi Perubahan, Abdul Muhaimin Iskandar atau Gus Imin menyebut sekarang sudah selesai adu domba Cebong Kampret seperti Pemilu 2019.
Penulis: Reza Deni
Editor: Wahyu Aji
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Inisiator Badan Persaudaraan Antariman (BERANI) sekaligus cawapres Koalisi Perubahan, Abdul Muhaimin Iskandar atau Gus Imin menyebut sekarang sudah selesai adu domba Cebong Kampret seperti Pemilu 2019.
Dalam sambutannya, dia menyampaikan toleransi tidak hanya dipraktikkan oleh etika yang menghargai ras, agama, budaya, suku, dan kelompok yang berbeda akan tetapi menghargai pendapat orang juga adalah termasuk bagian dari toleransi.
"Toleransi dalam beragama memiliki pengertian yaitu tindakan saling menghargai antar umat beragama. Tidak peduli apapun agama yang dianut, antar masyarakat harus saling menghargai satu sama lain," ujar Gus Muhaimin dalam sambutannya di Harlah 1 tahun BERANI, dikutip Senin (30/10/2023).
Ketua Umum PKB ini juga meminta berhenti dan sudah tidak boleh lagi beternal Cebong dan Kampret yang selalu mengadu domba.
“Sekalipun beternak Cebong dan kampret adalah hal yang sangat menguntungkan,” lanjutnya.
Sementara itu, Ketua umum Badan Persaudaraan AntarIman (BERANI), Lorens Manuputty mengatakan bahwa Merajut Persatuan Untuk Indonesia Bangkit merupakan tema yang diusung oleh Badan Persaudaraan AntarIman (BERANI) dalam rangka merayakan Hari Ulang Tahun Berani yang ke-1.
“Tema tersebut sebagai bentuk sikap dalam merajut, menjaga, merawat dan mengumandangkan semangat Kesetaraan serta semangat persatuan untuk menuju Indonesia yang maju dan Indonesia yang bangkit,” tuturnya.
Lebih lanjut menurut Lorens semangat Kesetaraan harus dimulai dari diri kita sendiri, Untuk itu, sebagai generasi penerus bangsa mari kita belajar menghargai dan menerapkan sikap Kesetaraan kepada sesama entah itu perbedaan suku, agama, maupun ras, karena sejatinya kita semua bersaudara.
"Pentingnya pemahaman dan penerapan Kesetaraan dalam kehidupan beragama yang tentunya merupakan perubahan yang serius dalam kehidupan berbangsa dan bernegara yang harus dilaksanakan oleh umat beragama. Kesetaraan tidak mengenal batas waktu, tempat, dan dengan siapa kita melakukannya, melainkan kita melakukannya dengan semua orang,” terangnya.
Sementara itu, Sekjen Berani Ardy Susanto Oey mengatakan bahwa Kesetaraan antar umat beragama merupakan hal yang penting untuk dimiliki setiap orang saat ini.
“Sebab jika setiap orang memiliki sikap Kesetaraan yang tinggi, maka ini akan meminimalisir terjadinya konflik antar umat beragama, dan kehidupan antar umat beragama pun akan terjalin dengan tentram dan damai. Maka dari itu, sangatlah penting untuk menerapkan sikap toleransi dengan umat beragama lainnya,” ujarnya.
Ardy yang juga merupakan Caleg DPR RI dari Partai PKB wilayah pemilihan DKI 2 ini menyebut toleransi dan kebebasan adalah dua hal yang sering berseberangan dalam kehidupan manusia, terutama dalam masyarakat di mana perbedaan persoalan ini menjadi rumit jika didekati dalam tanah agama.
“Kebebasan beragama dipandang sebagai sesuatu yang mengganggu kerukunan. Untuk itulah Dalam Menjawab kegelisahan tersebut Partai PKB hadir melalui Berani untuk dapat membangun silahi komunikasi dan merajut antar sesama anak bangsa,” tuturnya.
Ardy menyebut jika kita mengutip kalimat Gus Dur, semakin tinggi ilmu seseorang maka semakin besar Rasa Toleransi nya.
“Maka dari itu, sangatlah penting untuk menerapkan sikap toleransi dengan umat beragama lainnya,” tuturnya.
Baca juga: Sekjen PKS: Survei Elektabilitas Pasangan Anies-Cak Imin Jelek, Tapi di Jalan Banyak Massanya
Dalam acara tersebut turut hadir para tokoh-tokoh lintas agama seperti Ketua Umum Majelis Agama Buddha Mahayana Tanah Suci Indonesia YM.Dr.(H.C) Maha Bhiksu Dutavira Sthavira, Kanjeng Astono dari PHDI, Js. Kristan, MA, Dewan Pakar Majelis Tinggi Agama Konghucu Indonesia (MATAKIN), Ali Mujahidin. Pengurus Besar Al-Khairiyah, Ketua Umum PP Pemuda Katolik Stefanus Asat Gusma dan lain-lain.