Ganjar Andalkan Misi Pembangunan Ekonomi Berdikari, Ini Target Pertumbuhan Ekonomi Ketiga Capres
Dengan cara itu, Indonesia yang unggul akan ditentukan dan didasarkan pada kekuatan berdikari rakyat untuk mengolah potensi dan modal sumber daya alam
Editor: Acos Abdul Qodir
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Capres dan cawapres Ganjar Pranowo-Mahfud MD bertekad mempercepat pembangunan ekonomi berdikari berbasis pengetahuan dan nilai tambah. Ujung tombak untuk menyukseskan misi tersebut adalah peran aktif masyarakat dalam membangun ekonomi nasional.
"Dengan ekonomi berdikari, kita berikhtiar pada penguatan kemampuan produktif rakyat untuk berperan aktif membangun ekonomi nasional yang mensejahterakan seluruh rakyat secara adil," kata Direktur Narasi dan Konten Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, Roby Muhamad dalam pernyataannya yang diterima Tribunnews.com, Jumat(3/10/2023).
Dengan cara itu, Indonesia yang unggul akan ditentukan dan didasarkan pada kekuatan berdikari rakyat untuk mengolah potensi dan modal sumber daya alam dan sumber daya sosial yang dimiliki.
Roby menyampaikan, dalam ekonomi berdikari, Indonesia akan bertransformasi menjadi negara industri. Bangsa ini tidak lagi hanya mengandalkan sumber daya alam. Tetapi mengandalkan kekuatan sumber daya manusia dalam mengolah sumber daya alam menjadi produk-produk jadi atau setengah jadi.
"Sehingga tidak tergantung pada negara lain," kata Roby.
Menurut Roby, untuk bisa merealisasikan misi tersebut, sangat banyak program yang akan dijalankan pasangan Ganjar-Mahfud. Diantaranya, percepatan industrialisasi yang berorientasi nilai tambah.
"Kedaulatan pangan dan industri pertanian yang andal, pembangunan sistem perdagangan dan rantai pasok nasional dan global, pengutamaan investasi nasional secara progresif serta pengelolaan investasi asing secara hati-hati guna mendukung pembangunan nasional," ujar Roby.
Baca juga: Cerita Erick Thohir, Tetap Dukung Prabowo di Pilpres 2024 Meski Gagal Jadi Cawapres
Kemudian, pentingnya pembangunan industri pariwisata yang terintegrasi, berbasis masyarakat, dan berwawasan lingkungan, pemajuan ekonomi kreatif melalui skema kemitraan, pengembangan ekonomi syariah dan industri halal, pembangunan industri maritim secara komprehensif (hulu-hilir), serta peningkatan konektivitas dan pemanfaatan infrastruktur secara produktif.
"Sasarannya tentu adalah seluruh rakyat Indonesia, khususnya generasi usia produktif dalam bentuk kesempatan kerja dan kesempatan berusaha," kata Roby.
Target Pertumbuhan Ekonomi Ganjar, Prabowo dan Anies
Diketahui, dalam dokumen yang diserahkan ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI, pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud MD menuliskan, target pertumbuhan ekonomi agar Indonesia ke luar dari jebakan pendapatan menengah.
Dituliskan bahwa strategi untuk keluar dari middle income trap secara inklusif, dengan meningkatkan peran koperasi dan UMKM, dukungan usaha baru di seluruh wilayah Indonesia, pemanfaatan infrastruktur, ekonomi digital, pengelolaan ekonomi hijau-biru, serta pertumbuhan industri manufaktur di 7,5-8 persen.
Sedangkan pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Cak Imin), memasang target pertumbuhan ekonomi rata-rata sebesar 5,5-6,5 persen per tahun dalam lima tahun ke depan jika terpilih.
Di antaranya dengan mendorong efisiensi anggaran dengan memprioritaskan belanja produktif dan menekan belanja non produktif untuk menghasilkan ruang fiskal yang lebar.
Kemudian, mengelola utang negara secara bertanggung jawab untuk menjaga keberlanjutan fiskal dan menjaga rasio utang terhadap PDB kurang dari 30,0 persen (2029), turun dari 38,1 persen (2023).
Lalu, memperbaiki pengelolaan utang pemerintah untuk mengoptimalkan komposisi: jangka waktu, denominasi mata uang, dan sumber utang dengan proses penerbitan Surat Berharga Negara yang terencana, kompetitif, dan transparan guna memperoleh suku bunga terendah.
Sementara itu, dalam dokumen visi misi, Prabowo dan Gibran menyinggung pertumbuhan ekonomi berkelanjutan 6 persen hingga 7 persen yang dibutuhkan Indonesia mulai tahun 2025 untuk mencapai Indonesia Emas pada 2045.
Prabowo-Gibran juga menjanjikan tingkat kemiskinan ekstrem menuju 0 persen dalam 2 tahun pertama pemerintahan dan kemiskinan relatif ditargetkan di bawah 6 persen di akhir 2029.
Kemudian, keduanya juga berkomitmen untuk memperbaiki produktivitas perekonomian dengan tujuan memperbaiki angka Incremental Capital to Output Ratio (ICOR) hingga tata kelola utang. (Willy Widianto)
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya
A member of
Follow our mission at sustainabilityimpactconsortium.asia