Bicara Soal Strategi Politik Luar Negeri, Ganjar Singgung Lima Hal yang Jadi Fokus Utama
Ganjar menegaskan, Indonesia belum mengubah politik luar negeri yang bebas dan aktif.
Penulis: Malvyandie Haryadi
Editor: Erik S
Laporan Wartawan Tribunnews, Malvyandi Haryadi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bakal calon presiden (Capres), Ganjar Pranowo berbicara tentang arah dan strategi politik luar negeri dalam menghadapi tantangan global dan regional saat ini.
Guna menghadapi hal tersebut, Ganjar menegaskan, Indonesia belum mengubah politik luar negeri yang bebas dan aktif.
Ganjar mengatakan Indonesia terus diminta selalu mencoba merumuskan dan mendefinisikan ulang politik bebas aktif tersebut sesuai dengan perkembangan zaman dan kebutuhan internasional.
Baca juga: Ganjar dan Anies Tanggapi Putusan MKMK, Prabowo Pilih Kabur saat Ditanya
Ia pun mengungkapkan lima arah kebijakan dan strategi politik luar negeri Indonesia ke depan.
Menurut Ganjar, proritas yang harus dilakukan yaitu Indonesia menjadi lumbung pangan dunia, kemandirian energi, kedaulatan maritim, 'save haven' industrialisasi dan perlindungan warga negara Indonesia (WNI).
"Saya akan mengambil beberapa poin yang sangat penting saja, bagaimana pemaknaan politik luar negeri kita yang bebas aktif yang dilakukan melalui lima isu utama yang terkait tentu untuk kepentingan nasional kita," kata Ganjar saat menjadi narasumber dalam forum Centre for Strategic and International Studies (CSIS) bertajuk 'Pidato Calon Presiden Republik Indonesia: Arah dan Strategi Politik Luar Negeri', di Jakarta, Selasa (7/11/2023).
Pertama terkait lumbung pangan dunia, Ganjar optimis mengungkapkan keyakinannya bahwa Indonesia memiliki potensi besar menjadi lumbung pangan dunia.
"Indonesia punya potensi menjadi lumbung pangan dunia. Di ASEAN, saya kira Vietnam, ada lagi Thailand, India di sekitar kita. Tiongkok punya kemampuan untuk memproduksi itu dan saya kira termasuk Indonesia. Kalau kita bicara lumbung pangan dunia kita coba memastikan suplai pangan yang berkelanjutan dalam situasi konflik atau perang," kata mantan gubernur Jawa Tengah dua periode.
Kedua terkait dengan kemandirian energi dalam konteks hubungan internasional, Ganjar mengajak negara-negara sahabat ikut terlibat dalam upaya menyelesaikan permasalahan energi ini. Ia mencatat bahwa kolaborasi internasional sangat penting.
Ganjar menekankan bahwa hilirisasi harus mencakup berbagai aspek, tidak hanya sebatas komoditas seperti nikel dan minyak sawit. Potensi pertumbuhan ekonomi digital yang tinggi juga harus dimanfaatkan.
Ketiga terkait kedaulatan maritim, Ganjar menegaskan komitmennya terhadap kedaulatan maritim Indonesia dengan rencana untuk memberikan nama Indonesia kepada pulau-pulau terluar.
Baca juga: TPN Ganjar-Mahfud Kembali Gelar Rapat Bareng Megawati hingga OSO
Hal itu merupakan salah satu acara untuk melindungi pulau Indonesia agar tidak diakui oleh negara lain.
"Soal kedaulatan maritim, ada beberapa hal yang menjadi catatan penting menurut kami adalah penggunaan Bahasa Indonesia untuk nama pulau- pulau terluar," ungkap Ganjar yang berprinsip 'Tuanku ya rakyat' tersebut.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.