Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pengamat Sebut Banyak Orang Patah Hati dengan Presiden Jokowi

Ari Nurcahyo menyebutkan bahwa publik kini membaca pernyataan Presiden Jokowi dengan logika terbalik.

Penulis: Rahmat Fajar Nugraha
Editor: Adi Suhendi
zoom-in Pengamat Sebut Banyak Orang Patah Hati dengan Presiden Jokowi
Tribunnews.com/ Rahmat W Nugraha
Pengamat Politik sekaligus Direktur Eksekutif PARA Syndicate, Ari Nurcahyo dalam diskusi bertajuk Setelah MK Memisahkan Jokowi dan PDIP: Siapa Pahlawan, Siapa Penghianat? Jakarta Selatan, Jumat (10/11/2023). 

Laporan Wartawan Tribunnews.com Rahmat W. Nugraha

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat Politik sekaligus Direktur Eksekutif PARA Syndicate, Ari Nurcahyo menyebutkan bahwa publik kini membaca pernyataan Presiden Jokowi dengan logika terbalik.

Adapun hal itu disampaikannya dalam diskusi bertajuk Setelah MK Memisahkan Jokowi dan PDIP: Siapa Pahlawan, Siapa Penghianat? Jakarta Selatan, Jumat (10/11/2023).

"Banyak kontradiksi di luar konsistensi yang sekarang publik membaca Pak Jokowi dengan logika terbalik," kata Ari.

Ia mengatakan jika Presiden Jokowi minta adu gagasan dan jangan adu perasaan, bisa dibaca publik sebaliknya.

"Kalau Pak Jokowi bilang mari adu gagasan jangan adu perasaan. Yang harus kita pahami, mari kita adu perasaan tinggalkan gagasan. Jadi itu yang terjadi hari ini," ucapnya.

Baca juga: PDIP Sindir Jokowi Soal Drama Politik Jelang Pilpres 2024: Siapa Sutradaranya?

Ari mengukapkan bahwa saat ini banyak orang patah hati dengan Presiden Jokowi.

Berita Rekomendasi

"Hari ini banyak orang patah hati dengan Presiden Jokowi yang dulu memperjuangkannya (Jadi presiden)," ungkapnya.

Diberitakan sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan bahwa konstelasi politik Pilpres sekarang ini terlalu banyak dramanya.

Baca juga: Jokowi Sudah Mati Rasa dengan PDIP

Hal itu disampaikan Presiden dalam acara HUT ke-59 Golkar di Kantor DPP Golkar, Slipi, Jakarta, Senin (6/11/2023).

"Karena saya melihat akhir-akhir ini yang kita lihat adalah terlalu banyak dramanya. Terlalu banyak drakor-nya, terlalu banyak sinetronnya, sinetron yang kita lihat," kata Jokowi.

Seharusnya kata Presiden yang dikedepankan dalam kontestasi Pilpres adalah pertarungan gagasan bukan malah pertarungan perasaan.

"Mestinya kan pertarungan gagasan, mestinya pertarungan ide-ide bukan pertarungan perasaan. Kalau yang terjadi pertarungan perasaan, repot semua kita," kata Jokowi.

Namun Presiden tidak menjelaskan lebih jauh mengenai drama korea seperti apa yang dimaksud atau pertarungan perasaan seperti apa yang terjadi.

Jokowi enggan melanjutkan pernyataannya tersebut karena khawatir melebar kemana-mana.

"Tidak usah saya teruskan karena nanti kemana-mana," kata Jokowi.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas