Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Bisakah Ijtima Ulama Dongkrak Elektabilitas Anies-Cak Imin? Berikut Kata Politisi Nasdem & Pengamat

Perlu diperhatikan bahwa dukungan dari kelompok ini bisa saja membuat blunder politik jika manajemen kampanyenya keliru

Penulis: Malvyandie Haryadi
Editor: Erik S
zoom-in Bisakah Ijtima Ulama Dongkrak Elektabilitas Anies-Cak Imin? Berikut Kata Politisi Nasdem & Pengamat
Tribunnews.com/Srihandriatmo Malau
Acara Ijtima Ulama Jawa Barat Minggu (12/3/2023). 

Laporan Wartawan Malvyandie Haryadi

 
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Masuknya Ijtima Ulama dalam gerbong pendukung capres-cawapres Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar disebut  menguatkan citra mereka sebagai pasangan calon yang membawa suara umat Islam.

Namun, seberapa kuat efek elektoral dukungan tersebut di Pilpres 2024 mendatang?

Wakil Ketua DPW Partai Nasdem Idris Sandiya meyakini dukungan ini akan memperkuat pasangan AMIN menguasai suara, khususnya di Jawa Barat pada Pilpres 2024 nanti.

Baca juga: Ijtima Ulama Sodorkan 13 Pakta Integritas Sebagai Syarat Dukung Anies dan Cak Imin, Ini Poin-poinnya

"Dukungan para ulama melalui Ijtima Ulama tentu akan semakin memperkuat pasangan AMIN memenangkan suara Pilpres 2024, terutama nanti di Jawa Barat," ujarnya, Selasa (21/11/2023).

Menurut Idris, Jawa Barat adalah salah satu target lumbung suara pasangan AMIN.  Sehingga dukungan Ijtima ulama akan berdampak yang sangat besar untuk pemenangan pasangan AMIN di Jawa Barat.

"Semakin banyak elemen masyarakat mendukung pasangan AMIN tentu sangat baik, termasuk dukungan dari hasil  Ijtima ulama," katanya.

Berita Rekomendasi

Selain itu, Idris juga menegaskan bahwa hasil Ijtima’ ulama ini sebagai bentuk restu dan doa kepada pasangan Amin agar menjadi Pemimpin yang mampu memberikan manfaat bagi seluruh bangsa.

“Hasil Ijtima ini tentu bisa dimaknai bahwa pasangan Amin tidak hanya sekadar mendapat restu dan dukungan, tapi juga doa agar bisa menjadi pemimpin."

Sementara, pengamat politik Herry Mendrofa menilai, bisa saja ijtima ulama itu berpengaruh karena setidaknya dukungan ini dalam konteks konfigurasi politik berasal dari Islam tradisional, artinya segmentasi jelas akan mengeruk elektoral dari sisi ini

"Hanya saja perlu diperhatikan bahwa dukungan dari kelompok ini bisa saja membuat blunder politik jika manajemen kampanyenya keliru, hal ini karena dipengaruhi oleh citra kontraproduktif terhadap kelompok tersebut yang sering dikaitkan dengan politik identitas," ujarnya kepada Tribunnews.com.

"Prediksi saya justru kelompok ini jika mampu dimobilisasi pada kegiatan produktif seperti kampanye sejuk dan damai maka bukan tidak mungkin akan menggeser ceruk elektoral paslon lain yang juga ikut menggarap kelompok ini," katanya.

Baca juga: Tujuh Rekomendasi Ijtima Ulama Majalengka, Minta Kader NU Percaya Diri Jadi Capres

Ia mengingatkan, pasangan AMIN ini jika diperkuat oleh kelompok islam tradisional ditambah dengan islam moderat dari NU maka akan menjadi energi positif untuk berpeluang menang di Pilpres.

Daftar tokoh yang hadiri Ijtima Ulama

Ijtima ulama digelar para ulama dan habaib dari Persaudaraan Alumni 212 hingga Gerakan Nasional Pengawal Fatwa, pada Sabtu, 18 November 2023 lalu di kawasan Kompleks Majelis Az Zikra, Sentul, Bogor, Jawa Barat.

Acara ini dihadiri langsung oleh Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar, selaku pasangan capres-cawapres yang didukung oleh perkumpulan tersebut.

Keduanya sempat menyampaikan pidato dan pandangan kenegaraan serta tentang umat pada forum yang hadir.

Baca juga: PKB Sebut Cak Imin Ngotot Maju di Pilpres Hingga Ancam Koalisi Bubar karena Perintah Ijtima Ulama

Selain itu, di antara yang hadir lainnya adalah:

Ketua Majelis Syuro PA 212 Yusuf Martak

Sekretaris Dewan Syuro PA 212 Slamet Maarif

Wakil Sekretaris Jenderal PA 212 Novel Bamukmin

Habib Muhammad Hanif Al-Attas, menantu Habib Rizieq Shihab.

Muhyidin Junaedi

Habib Muhammad Al Athos

KH MUhammad Abdul Syukur,

Aboe Bakar Al Habsyi

Jazilul Fawaid yang merupakan Wakil Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa periode ini.

Apa alasan Ijtima Ulama mendukung Anies-Imin?

Anggota SC Ijtima Ulama dan Tokoh Nasional, Aziz Yanuar, berkata pihaknya memang hanya mengundang pasangan calon Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar karena dianggap yang paling mendekati kriteria para ulama.

Selain itu, menurut Steering Committee Ijtima Ulama Muhammad bin Husein Al Athos, visi dan misi Anies-Imin memiliki kedekatan secara psikologis yakni yang berkaitan dengan keulamaan.

Rapat para peserta Ijtima Ulama yang berlangsung selama 11 jam tersebut menghasilkan kesepakatan bahwa mereka mendukung pasangan nomor urut 1 tersebut -jika keduanya bersedia menandatangani pakta integritas yang disodorkan.

Baca juga: Ini Isi Surat Abu Bakar Baasyir untuk Anies, Prabowo dan Ganjar 

Berikut 13 poin pakta integritas Ijtima Ulama yang akan diserahkan kepada AMIN. 

1. Bersedia menjaga persatuan dan kesatuan NKRI yang berdasarkan Pancasila dan UUD 18 Agustus 1945 dari rongrongan Sekulerisme, Islamofobia, Terorisme, Separatisme dan Imperialisme.

2. Bersedia menjalankan amanat TAP MPRS no. XXV tahun 1966 tentang Pembubaran PKI dan Pelarangan Penyebaran Paham Komunisme, Marxisme dan Leninisme, sehingga perlu mencabut Keppres No. 17 tahun 2022 dan Keppres No. 4 tahun 2023 serta Inpres No. 2 tahun 2023, yang memposisikan para pelaku pemberontakan G 30 S/ PKI sebagai Korban Pelanggaran HAM Berat dalam Peristiwa 1965-1966.

3. Bersedia menjalankan amanat Perundang-undangan Anti-Penodaan Agama, sehingga siapa pun yang menodai agama apa pun wajib diproses hukum, untuk melindungi semua agama yang diakui di Indonesia dari segala bentuk penistaan dan penodaan agama, termasuk para buzzer pengadu domba umat beragama dan pemecah belah bangsa yang dipelihara rezim.

4. Bersedia menghormati posisi ulama dan bersedia mentaati pendapat para ulama dalam menyelesaikan masalah yang menyangkut kemaslahatan kehidupan berbangsa dan bernegara.

5. Bersedia melakukan Revolusi Akhlak di semua sektor kehidupan untuk membangun bangsa yang berakhlakul karimah demi menuju Indonesia bertakwa dan berkah dengan menjaga masyarakat dari rongrongan gaya hidup serta paham-paham merusak yang bertentangan dengan kesusilaan dan norma-norma lainnya yang berlaku di tengah masyarakat Indonesia seperti LGBTQ+, Prostitusi, Perjudian, Minuman keras, Narkoba dan penyakit masyarakat lainnya.

6. Bersedia mewujudkan kedaulatan ekonomi dengan menjaga kekayaan alam nasional serta berupaya serius mengembalikan aset negara, untuk dipergunakan sebesar-besarnya bagi kemakmuran rakyat Indonesia dan menjaga kelayakan pelayanan kesehatan baik pemerintah mau pun swasta serta merevisi segala aturan terkait kesehatan agar sejalan dengan kepentingan rakyat.

7. Bersedia memperbaiki ekonomi dan taraf hidup rakyat miskin dengan membukakan lapangan pekerjaan seluas luasnya bagi tenaga kerja dari Indonesia serta meningkatkan kesejahteraan pekerja Indonesia lewat kebijakan upah yang layak serta membatasi masuknya tenaga kerja asing ke Indonesia.

Baca juga: Hasto Klaim Ada Tekanan Politik, Ini Respons Anies, Ganjar, dan TKN Prabowo-Gibran

8. Bersedia memperjuangkan kemerdekaan Palestina dari penjajahan Zionis Israel sesuai amanat Pembukaan UUD 1945 yang menyatakan penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, dan berperan aktif dalam menjaga perdamaian dunia, serta melarang penyebaran paham zionisme karena mengandung ajaran ajaran apartheid yang rasis dan fasis.

9. Bersedia menegakan hukum dan Hak Asasi Manusia yang berkeadilan dan secara imparsial tanpa diskriminasi, menjamin pemenuhan dan pemulihan hak para korban penyalahgunaan kekuasaan oleh aparatur penegak hukum, serta tidak segan menegakan hukum terhadap oknum penegak hukum yang menyalahgunakan kekuasaan.

10. Bersedia memberantas korupsi, kolusi dan nepotisme tanpa pandang bulu, serta menjamin pengelolaan keuangan negara sebaik-baiknya tanpa utang yang ugal-ugalan.

11. Bersedia menjamin terpenuhinya hak berserikat, berkumpul dan menyatakan pendapat secara lisan dan tulisan sesuai dengan UUD 1945, serta menjamin perlindungan terhadap tokoh-tokoh agama dari segala bentuk kriminalisasi.

12. Memperkuat profesi advokat agar mendapatkan perlakuan setara dan seimbang di muka hukum dengan penegak hukum lainnya seperti Polisi, Jaksa dan Hakim demi terjaminnya hak masyarakat pencari keadilan.

13. Apabila saya melanggar segala klausul yang terdapat pada Pakta Integritas ini, maka saya bersedia untuk mengundurkan diri dari jabatannya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas