TRIBUNNEWS.COM - Calon Presiden (Capres) 2024 Ganjar Pranowo mendapat nasihat dari Meriyati Roeslani, istri eks Kapolri Almarhum Jenderal (Purn) Hoegeng Iman Santoso.

Nasihat itu diberikan pada Ganjar saat mantan Gubernur Jawa Tengah (Jateng) itu berkunjung ke kediaman Mary di Depok, Jawa Barat, Senin (27/11/2023). 

Mary meminta Ganjar agar kuat dalam menghadapi kontestasi Pilpres 2024 dan serius dalam memenangkan Pilpres.

Nasihat Mary di antaranya meminta Ganjar untuk kuat hingga tabah menghadapi cobaan jika terpilih menjadi Presiden RI nantinya.

"Akan banyak godaan tapi harus tabah. Tetap mendukung," pungkas Ganjar.

Lantas siapakah sosok Meriyati Roeslani atau yang karib disapa Mary Hoegeng ini?

Perempuan kelahiran 23 Juni 1925 ini dikenal sebagai sosok yang memiliki rasa nasionalis tinggi.

Baca juga: Besok Kampanye Terbuka Dimulai, Anies Awali dari Jakarta, Ganjar ke Merauke, Prabowo di Jabodetabek

Mengutip polri.go.id, Mary merupakan saksi hidup peristiwa 3 Oktober 1945.

Tepatnya saat pertempuran pemuda Pekalongan melawan tentara Jepang pada 3 Oktober 1945.

Kala itu Mary bersama tiga adiknya, Soedarmini, Amsiati, Puliastri, serta dua orang temannya menolong pejuang-pejuang yang menjadi korban keganasan tentara Dai Nippon.

Mary mengatakan, mereka bergerak dari Jalan Imam Bonjol saat menolong pejuang-pejuang yang menjadi korban dalam pertempuran tersebut.

Lantas dia dinikahi oleh Jenderal Hoegeng pada tanggal 31 Oktober 1946, mengutip TribunJambi.com.

Perjalanannya mendampingi sang suami, membuat Mary telah memiliki segudang pengalaman.

Diketahui Jenderal Hoegeng dianggap sebagai polisi yang paling berani dan jujur.

Dan Mary selalu mendukung suaminya untuk hidup jujur juga bersih.

Dirinya terbiasa hidup sederhana dan pas-pasan, kala itu sang suami sempat tidak digaji, saat menjalani tugasnya.

Hoegeng pernah menyamar sebagai pelayan di restoran, demi tugas tertentu, hingga pemilik resto memberikan makanan gratis untuknya.

Adanya hal tersebut, membuat Mary berinisiatif untuk membantu perekonomian keluarga dengan berjualan sate, demi memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Tak ada seorang pun yang tahu Hoegeng dan Mary adalah pasangan suami istri saat itu.

Mary terbiasa hidup jauh dari kemewahan istri pejabat kepolisian, selaras dengan pola hidup sang suami.

Saat pindah ke Jakarta, Mary dan Hoegeng juga sempat tinggal di garasi mobil seorang kerabat.

Lantas setelah menjadi perwira, Hoegeng tetap hidup pas-pasan. Untuk itu istrinya, Mary kembali berusaha mencari tambahan uang dengan membuka toko bunga di garasi rumah dinasnya.

Baca juga: Pesan Pemilu Damai, Ganjar Minta Semua Pihak Ikuti Aturan

Toko bunga itu ternyata cukup laris dan terus berkembang.

Tapi sehari sebelum Hoegeng dilantik menjadi Kepala Jawatan Imigrasi (kini jabatan ini disebut dirjen imigrasi) tahun 1960, Hoegeng meminta Merry menutup toko bunga tersebut.

“Nanti semua orang yang berurusan dengan imigrasi akan memesan kembang pada toko kembang ibu, dan ini tidak adil untuk toko-toko kembang lainnya,” jelas Hoegeng kala itu.

Ia rela menutup toko bunga yang sudah maju dan besar itu.

Hingga akhirnya Hoegeng diangkat menjadi Kapolri ke-5 pada tahun 1969. 

Dan Mary menjadi sosok istri yang setia mendampingi sang suami hingga akhir hayatnya, di mana Jenderal Hoegeng wafat pada 14 Juli 2004.

Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJambi.com dengan judul Cepat Sembuh Ibu Meriyati Roeslani, Istri Mantan Kapolri Jenderal Hoegeng Sakit

(Tribunnews.com/Garudea Prabawati/Fahdi Fahlevi) (TribunJambi.com)