Sampaikan Orasi Politik, Anies Baswedan Singgung Soal Kepemilkan Saham Pemprov DKI di Pabrik Bir
Anies pun mempertanyakan soal keperluan Pemprov DKI pada saat itu yang justru memiliki saham di pabrik minuman keras tersebut.
Penulis: Fahmi Ramadhan
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahmi Ramadhan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Calon presiden nomor urut 1 Anies Baswedan menggelar kampanye hari pertamanya di Gelanggang Olahraga (GOR) Ciracas, Jakarta Timur, Selasa (28/11/2023) siang.
Anies yang merupakan eks Gubernur DKI Jakarta sempat membahas pengalamannya pada saat dirinya masih menjabat.
Dalam orasi politiknya di hadapan ribuan pendukungnya, Anies menyinggung soal kepemilikan saham Pemprov DKI Jakarta pada salah satu perusahaan produsen bir.
Baca juga: Anies ke Warga Kampung Tanah Merah: Besarkan yang Kecil Tanpa Mengecilkan yang Besar
Anies pun mempertanyakan soal keperluan Pemprov DKI pada saat itu yang justru memiliki saham di pabrik minuman keras tersebut.
"DKI Jakarta itu punya saham di pabrik bir. Memang pemerintah perlu punya saham di pabrik bir?" tanya Anies kepada ribuan pendukungnya itu.
Baca juga: Kampanye Hari Pertama, Anies Bonceng Istri ke Tanah Merah Jakarta Utara
Sontak para pendukung yang mayoritas dihadiri oleh emak-emak itu menjawab menolak perihal kepemilian saham di pabrik bir tersebut.
"Enggak," seru para pendukung.
Terkait persoalan saham di pabrik bir tersebut, Anies menyebut bahwa saat ia menjabat sebagai Gubernur DKI tak bisa mencabut kebijakan itu karena terbentur dari kepentingan di DPRD DKI Jakarta.
Menurutnya pada saat dirinya menjabat, mayoritas anggota DPRD bukan diisi oleh partai pendukungnya saat ia menjabat sebagai Gubernur.
"Jadi harus dilepas. Tapi untuk dilepas perlu diproses di DPR, karena palu di DPR itu tidak berada di partai pendukung diberhentiin terus (saat saham ingin dilepas)," jelasnya.
Baca juga: Sebelum Mulai Kampanye Perdana, Anies Sungkem dan Minta Doa ke Ibunya
Alhasil ia pun bertekad agar tak hanya dirinya yang bisa melenggang sebagai presiden di bidang eksekutif, namun semua kader partai pendukung yang hendak mencalonkan diri juga bisa lolos ke DPR sebagai anggota legislatif.
"Jadi perjuangannya dua-duanya, eksekutif dan legislatif," pungkasnya.