Respons Cucu Sri Sultan HB X dan Ganjar soal Pernyataan Ade Armando, Kaesang Buka Suara
Pernyataan politikus PSI, Ade Armando, soal politik dinasti di DIY menuai respons dari sejumlah tokoh, yaitu cucu Sri Sultan HB X dan Ganjar.
Penulis: Muhamad Deni Setiawan
Editor: Whiesa Daniswara
TRIBUNNEWS.COM - Pernyataan politikus Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Ade Armando, soal politik dinasti di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menuai respons dari sejumlah tokoh.
Sebelumnya, Ade menyebut UU Keistimewaan Yogyakarta inkonstitusional lantaran pemilihan Gubernur DIY berdasarkan pada garis keturunan Sri Sultan Hamengku Buwono.
Adapun pernyataannya itu terkait aksi BEM UI, UGM, dan beberapa perwakilan BEM dari universitas lainnya yang digelar di Yogyakarta beberapa waktu lalu.
Baca juga: Ade Armando Singgung Politik Dinasti DIY, Dilaporkan ke Polda hingga Dipersilakan Kaesang Keluar PSI
Kini, pendapat Ade Armando soal politik dinasti Yogyakarta telah ditanggapi oleh cucu Sri Sultan Hamengku Buwono X, Raden Mas Gustilantika Marrel Suryokusumo.
Selain itu, calon presiden (capres) nomor urut 3, yakni Ganjar Pranowo juga turut buka suara mengenai polemik ini.
Tak Perlu Menyinggung Daerah Istimewa
Raden Mas Gustilantika Marrel Suryokusumo atau yang akrab disapa Mas Marrel ini mengutarakan sudut pandangannya atas opini dari Ade Armando.
Menurut Marrel, apabila politikus PSI itu ingin mengkritisi mahasiswa, seyogianya ia tak perlu menyinggung keberadaan Yogyakarta yang secara konstitusi sudah dinyatakan sebagai daerah istimewa.
"Mahasiswa harusnya dirangkul. Kalau ingin mengkritisi mahasiswa silakan dialog," kata Mas Marrel saat ditemui, Rabu (6/12/2023), dikutip dari TribunJogja.com.
Di sisi lain, ia tak mempermasalahkan apakah pernyataan Ade Armando merupakan pesanan dari kubu partai politik tertentu atau bukan.
Hanya saja Marrel berpesan supaya Yogyakarta jangan dibuat gaduh.
"Mau itu setting-an atau enggak, Jogja jangan dibuat gaduh. Jogja istimewa karena semua masyarakatnya dan sejarahnya," ucapnya.
Mengenai pernyataan Ade Armando tentang politik dinasti di Yogyakarta, Marrel menegaskan bahwa masyarakat Yogyakarta yang menghendaki Sri Sultan Hamengku Buwono X sebagai Gubernur DIY dengan disahkan secara konstitusi.
Marrel juga menceritakan, sebenarnya pada 2007 silam Ngarsa Dalem tidak bersedia lagi menjadi Gubernur.
"Dulu Ngarsa Dalem gak bersedia lagi menjadi Gubernur 2007. Itu beliau sempat menyampaikan tidak berkenan lagi maju Gubernur."