Selesaikan Keluhan Peternak, Anies Janji Bentuk Tim Khusus Berantas Mafia Daging
Capres nomor urut 1 Anies Baswedan berdialog dengan para peternak dan pengusaha di bidang peternakan di Kabupaten Lampung Tengah, Provinsi Lampung.
Editor: Content Writer
TRIBUNNEWS.COM - Capres nomor urut 1 Anies Baswedan berdialog dengan para peternak dan pengusaha di bidang peternakan di Kabupaten Lampung Tengah, Provinsi Lampung, Kamis (7/12). Para peternak yang terdiri dari peternak sapi, kambing, dan unggas dari berbagai daerah di Lampung dan Sumatera Selatan menceritakan berbagai macam persoalan dan tantangan yang mereka hadapi dalam beberapa tahun terakhir.
Keluhan yang disampaikan para peternak dan pengusaha peternakan kepada Anies cukup beragam. Ada yang mengeluhkan tentang daging sapi yang defisit karena alih fungsi lahan peternakan dan jumlah peternak yang semakin terbatas. Ada pula yang menyampaikan tentang impor daging.
Para peternak menilai daging impor yang membanjiri kebutuhan pangan di Indonesia sangat mengancam ketahanan pangan dan eksistensi para peternak dalam negeri.
Semua keluhan dan harapan para peternak dicatat oleh Anies. Capres dari Koalisi Perubahan itu menegaskan bahwa negara harus membantu para peternak mulai dari bibit, pakan, hingga adanya kepastian dari hasil produksi mereka.
"Terima kasih Bapak/Ibu telah memilih menjadi pemasok kebutuhan dasar masyarakat Indonesia walaupun dengan segala persoalan dan tantangan yang Bapak/Ibu hadapi. Kami sampaikan rasa hormat dan terima kasih. Kami ingin tata niaga ini bisa adil, bisa mensejahterakan semua. Karena prinsipnya adalah kami ingin menguatkan yang lemah tanpa melemahkan yang sudah kuat," tegas Anies.
Baca juga: Anies Terima Keluhan dari Peternak di Lampung Tengah, Janji akan Selesaikan Tata Niaga Peternakan
Salah satu yang akan dilakukan Anies dalam menyelesaikan tata niaga peternakan adalah memberantas mafia daging. Mantan gubernur DKI periode 2017-2022 itu bertekad akan membentuk tim khusus untuk memberantas mafia daging sebagai bentuk keseriusannya.
"Kami akan merekrut orang-orang yang berintegritas. Kami mungkin akan merekrut orang-orang yang pernah bekerja di KPK yang kemarin tidak lolos TWK (tes wawasan kebangsaan) itu. Kita rekrut saja karena mereka orang-orang berani, orang-orang yang berintegritas," ujar Anies.
Selain berani dan berintegritas, lanjut Anies, orang-orang yang akan direkrut masuk ke dalam tim pemberantas mafia daging memiliki pengetahuan, pengalaman, dan kemampuan.
"Dan hal yang lebih penting adalah karena mereka (mantan pegawai KPK yang tidak lolos TWK) punya harga diri yang tidak dijual belikan. Insya Allah ini akan menjadi agenda utama kita (jika menang pilpres) menyelesaikan dari hulu sampai hilir. Ini bukan persoalan yang rumit untuk diselesaikan tapi mau ditungguin dan diseriusin atau tidak," kata Anies.
Anies meminta peternak merumuskan secara lengkap persoalan mereka sesuai dengan visi perubahan yang digagasnya. Mulai hal apa saja dari tata niaga peternakan saat ini yang perlu ditingkatkan, bagian mana yang perlu dikoreksi, kebijakan apa yang harus dihentikan, hingga hal baru apa yang dinginkan para peternak dari negara.
"Menyelesaikan ini kami tidak ingin menganggap diri kami menjadi pihak yang lebih tahu. Punya kewenangan bukan berarti lebih punya pengetahuan, karena yang lebih punya pengetahuan adalah pelakunya," jelas Anies.
Capres yang diusung Nasdem, PKS, dan PKB itu yakin penyelesaikan tata niaga peternakan oleh pemerintah akan membuat lebih banyak anak-anak muda tertarik pada sektor peternakan.
"Kami melihat industri pangan akan terus berkembang, karena selama ada umat manusia maka pangan akan terus dibutuhkan. Anak muda yang mau bikin usaha kafe dan restoran ya butuhnya ayam dan daging dari peternak. Karena itu pemerintah harus memberikan kemudahan dan memastikan industri peternakan berkembang sehingga anak-anak muda tertarik," tandas Anies.(***Fina***)
Baca juga: Anies akan Kembangkan Sistem Bandara Hub dan Tekan Harga Tiket Pesawat
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.