Wawancara Eksklusif dengan Mikail Azizi Baswedan: Pencalonan Anies Baswedan Bikin Kaget Keluarga
Menurut Mikail, ayahnya memiliki kebiasaan untuk tidak mediskusikan sesuatu hal yang belum pasti terjadi kepada keluarga.
Penulis: Reynas Abdila
Editor: Muhammad Zulfikar
Karena hanya tiga Calon Presiden Republik Indonesia dari 270 juta. Memang terasa lah deg-degannya.
Bisa cerita untuk mensupport ayah hal apa yang sudah Anda lakukan selama ini?
Kalau aku saat ini ikut beberapa organisasi dan kebetulan 2 tahun yang lalu aku bersama teman-teman membentuk organisasi namanya Harapan Bangsa atau disingkat Harsa.
Di situ kami membuat organisasi yang menjadi wadah untuk pemuda mengumpulkan ide gagasan dan di situ kita akan berkolaborasi untuk mencari solusinya.
Dari situ berkumpullah dengan organisasi-organisasi lain dan kita membuat simpul dan dijadikan satu organisasi besar yaitu Ubar Bareng. Ini menjadi organisasi kepemudaan official dari tim kampanye nasional Anies-Muhaimin.
Sepanjang memberikan support kepada Abah, apa pengalaman paling menarik yang dirasakan Bang Mikail?
Yang menurut aku enggak semua orang bisa dapetin itu mendengar cerita-cerita setiap orang dari berbagai daerah. Misalkan kemarin aku sempat ke Surabaya sebelum ke Madura mereka menceritakan kondisi mereka di wilayah mereka masing-masing.
Di Medan juga, di Padang ada beberapa kali mereka menceritakan bahwa masih banyak kekurangan yang harus diubah dan dari situ tuh aku jadi belajar gimana kondisi Indonesia saat ini dan kira-kira apa yang bisa kita lakukan untuk melakukan perjalanan.
Baca juga: Cerita Mikail Azizi Baswedan Sebut Anies Kaget Saat Tahu Dipasangkan dengan Cak Imin
Jadi Bang Mikail ikut keliling bersama rombongan Abah atau sendiri?
Terkadang bareng Abah, kadang sendiri, jadi keuntungannya adalah kita bisa ketemu langsung konstituen/audiens ya.
Kalau Boleh saya tahu di sela-sela kesibukan kampanye dan seterusnya, apakah Abah masih ada untuk ngobrol dengan keluarga ngariung soal perkembangan politik?
Pasti ada dan pasti disiapkan waktu lah sama Abah cuma memang makin ke sini makin sedikit. Kalau misalkan kita lagi kumpul di rumah kita selalu berbincang kondisi saat ini atau perjalanan terakhir Abah.
Ataupun kalau kita enggak ketemu kita juga masih sering whatsapp-an lewat grup WA keluarga.
Biasanya apakah ketika berkumpul secara fisik lengkap tidak, ada umi dan semua anak-anaknya?
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.