TKN Prabowo-Gibran: Program Makan dan Susu Gratis Bukan Gimmick
Dradjad mengatakan, latar belakang Prabowo sebagai tentara sudah terbiasa memperhatikan ketersediaan logistik makanan pasukannya.
Penulis: Reynas Abdila
Editor: Acos Abdul Qodir
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Calon Presiden Nomor Urut 2 Prabowo Subianto kerap menyampaikan janji kampanye makan gratis dan susu gratis apabila terpilih menjadi kepala negara pada 2024.
Janji itu dinilai hanya sebagai gimmick politik karena bukan hal mudah mendistribusikan makan gratis kepada generasi muda Indonesia.
Anggota Dewan Pakar Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, Dradjad Wibowo memberikan jawaban atas keraguan publik tersebut.
Dradjad mengatakan, latar belakang Prabowo sebagai tentara sudah terbiasa memperhatikan ketersediaan logistik makanan pasukannya.
"Jadi, itu memang sudah ada di top of mind dia sejak lama dan itu betul-betul ide dia.
Anak-anak kita harus diperhatikan bukan hanya pas sudah gede dari kandungan ibunya," kata Drajat dalam wawancara eksklusif di Gedung Tribun Network, Palmerah, Jakarta, Jumat (8/12/2023).
Menurutnya, upaya ini juga sebagai langkah menekan stunting sehingga ibu-ibu hamil diberi subsidi bantuan susu macam-macam dari kandungan agar gizi anaknya stercukupi.
Kemudian begitu lahir pemerintah memberi bantuan dengan memberi makan siang dan susu.
"Itu memang konsepnya Pak Prabowo dan dia beberapa kali bilang saya pengin anak-anak kita tuh tinggi-tinggi, besar-besar, otaknya berkembang bagus. Jadi nanti kita main bola menang, olahraga menang, kita di akademis juga jago," tukas Dradjad.
Baca juga: Begini Curhat Tenaga Kesehatan di Merauke Saat Duduk Bersama Ganjar, Apa Solusi yang Diusung?
Dengan konsep itu TKN Prabowo-Gibran berharap bahwa Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia tidak kekurangan gizi sejak dikandungan.
Seperti diketahui, program makan siang dan susu gratis Prabowo-Gibran nantinya akan menyasar pelajar siswa SD, SMP, SMA, dan Pesantren. Program ini juga menargetkan lebih 80 juta penerima manfaat dengan cakupan 100 persen pada 2029.
Program ini bertujuan agar generasi muda Indonesia memiliki gizi optimal. Program tersebut juga sebagai langkah persiapan menyongsong Indonesia Emas 2045 di mana akan memetik buah dari bonus demografi yang berada di puncak.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.