Perbandingan Dua Survei Litbang Kompas: Anies-Muhaimin, Prabowo-Gibran dan Ganjar-Mahfud di Sumatera
perbadingan elektabilitas tiga pasangan calon presiden dan calon wakil presiden di Sumatera versi dua survei Litbang Kompas.
Editor: Wahyu Aji
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -Berikut perbadingan elektabilitas tiga pasangan calon presiden dan calon wakil presiden di Sumatera versi dua survei Litbang Kompas.
Dari data yang dihimpun Tribun, Litbang Kompas melakukan survei terkini pada bulan Agustus tahun 2023 dan bulan Desember 2023.
Ada yang turun signifikan, tapi ada juga yang naik.
Berikut elektabilitas mereka:
Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar
Survei Agustus 2023
- Sumatera: 26,1 persen
Survei Desember 2023
- Sumatera: 23,0 persen
Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka
Survei Agustus 2023
- Sumatera: 32,7 persen
Survei Desember 2023
- Sumatera: 37,1 persen
Ganjar Pranowo-Mahfud MD
Survei Agustus 2023
- Sumatera: 21,5 persen
Survei Desember 2023
- Sumatera: 5,8 persen
Diberitakan sebelumnya, hasil survei Litbang Kompas bulan Desember 2023, pasangan Prabowo-Gibran yang kian kokoh di urutan pertama meski diserang dengan isu politik dinasti, hingga tergesernya Ganjar-Mahfud dari peringkat kedua oleh pasangan Anies-Cak Imin.
Survei yang berlangsung 29 November-4 Desember 2023 itu memperlihatkan duet Prabowo-Gibran memperoleh elektabilitas 39,3 persen.
Kemudian di bawahnya ada Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar dengan angka 16,7 persen, dan terakhir Ganjar Pranowo & Mahfud MD posisi ketiga dengan elektabilitas 15,3 persen.
Pergeseran elektabilitas secara nasional ini juga dipengaruhi oleh perubahan peta elektoral di berbagai daerah.
Terkait merosotnya elektabilitas Ganjar-Mahfud, survei Litbang Kompas mendapati adanya pergeseran pemilih Joko Widodo (Jokowi)-Maruf Amin di PDIP.
Berdasarkan survei Litbang Kompas pada Agustus 2023 lalu, menunjukkan elektabilitas Ganjar sebesar 34,1 persen.
Angka tersebut sedikit lebih banyak dibandingkan Prabowo yang meraih elektabilitas sebanyak 31,3 persen.
Sementara itu, hasil berbeda terjadi pada survei Litbang Kompas pada Desember 2023 ini.
Selisih elektabilitas Prabowo-Gibran di peringkat pertama dengan Ganjar-Mahfud di urutan ketiga, terpaut hingga 20 persen.
Baca juga: VIDEO Survei Litbang Kompas Prabowo Unggul Ganjar Jeblok, Pakar: Gimik Lebih Laku Ketimbang Gagasan
"Melebarnya jarak elektabilitas Ganjar dari Prabowo, tak lepas dari pergeseran dukungan yang terjadi pada pemilih PDIP dan pemilih Jokowi," ungkap peneliti Litbang Kompas, Bambang Setiawan.
Bambang menerangkan, survei Litbang Kompas menemukan adanya pemilih PDIP yang memberikan dukungan pada Ganjar di Pemilu 2019, berkurang dari 60,6 persen (Agustus 2023) menjadi 40,7 persen (Desember 2023.
Tak hanya itu, Litbang Kompas juga mendapati pemilih PDIP yang mendukung Prabowo naik dari 22,1 persen menjadi 35,1 persen.
Hal serupa juga terjadi pada pemilih Jokowi yang pada Agustus 2023 lalu, sebanyak 48,1 persen mendukung Ganjar, kini hanya tersisa 27,4 persen.
Sementara, pemilih Jokowi yang mendukung Prabowo sebelumnya hanya 27,4 persen, saat ini meningkat menjadi 29,8 persen.
Analisa pengamat
Pengamat Komunikasi Politik dari Universitas Esa Unggul Jamiluddin Ritonga merespons soal hasil survei terbaru Litbang Kompas periode Desember 2023 terkait elektabilitas pasangan capres-cawapres.
Dimana dalam survei itu, elektabilitas pasangan Prabowo-Gibran unggul 39,3 persen, diikuti Anies-Cak Imin dengan 16,7 persen dan terakhir Ganjar-Mahfud MD dengan 15,3 persen.
Menelaah hasil survei itu, Jamiluddin menilai akan ada dua kemungkinan yang terjadi dalam pertarungan Pilpres 2024 ini.
Pertama, pilpres hanya terjadi satu putaran apabila tren kenaikan elektabilitas Prabowo-Gibran akan terus melampaui elektabilitas Anies-Cak Imin.
Terlebih dalam hasil survei ini terdapat responden yang belum menjawab atau swing votters sebanyak 28,7 persen.
"Kalau hal itu terjadi, maka elektabilitas Prabowo-Gibran berpeluang minimal mencapai 50 plus 1. Capaian ini dapat memenangkan pasangan Prabowo - Gibran dalam satu putaran," kata Jamiluddin dalam keterangan tertulisnya, Senin (11/12/2023).
Kemungkinan kedua kata dia, apabila tren kenaikan elektabilitas Anies-Cak Imin terus meningkat tinggi, maka keterpilihan pasangan berjuluk AMIN berpeluang mendekati Prabowo-Gibran dan meninggalkan Ganjar-Mahfud.
Kondisi ini yang menurut dia akan menyulitkan Prabowo - Gibran memperoleh suara minimal 50 plus 1 untuk menang hanya di putaran pertama.
"Kalau hal itu terjadi, maka Pilpres akan berlangsung dua putaran. Pasangan Anies-Muhaimin akan menantang Prabowo-Gibran pada putaran kedua," beber dia.
Ihwal siapa yang akan menjadi pemenang di putaran kedua jika benar Prabowo-Gibran dan Anies-Cak Imin yang lolos maka itu ditentukan pada suara pasangan Ganjar - Mahfud.
Dalam kondisi ini, ada dua kemungkinan lagi yakni perihal arah suara pendukung Ganjar-Mahfud bila tidak masuk pada putaran kedua.
Pertama, pendukung Ganjar-Mahfud banyak yang golput. Mereka tidak menghendaki Prabowo-Gibran dan Anies-Muhaimin.
"Kalau hal ini terjadi, maka Prabowo-Gibran berpeluang besar menang pada putaran kedua," beber dia.
Kemungkinan kedua, mayoritas pendukung Ganjar-Mahfud mengalihkan suaranya ke Anies-Cak Imin dengan catatan pendukung Ganjar menjadi antitesa pasangan Prabowo.
Baca juga: Survei Litbang Kompas Sebut Suara Ganjar-Mahfud di Jateng Tergerus, Pengamat: Imbas Kritik ke Jokowi
"Bila hal ini terjadi, maka peluang Anies - Muhaimin menang pada putaran kedua sangat besar," kata dia.
"Kalkulasi itu tentu dapat terjadi bila Pilpres berlangsung jujur dan adil. Bila tidak, maka kalkulasi itu dengan sendirinya tidak berlaku," tukas Jamiluddin. (*)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.